Tidak pernah satu kebijaksanaan yang ditelorkannya menyimpang dari nilai nilai keIslamannya, namun tetap inklusive untuk diterapkan didalam kehidupan sosial kemasyarakatan, tidak ada benturan diantara Ummat Islam dan Ummat lainnya.
Saya adalah anak seorang Kyai masyhur yang menjadi panutan seluruh Jawa Tengah, bahkan dikalangan NU, bapak menjadi salah satu Kyai yang dijadikan referensi dalam merumuskan pandangan pandangan hukum Islam.
Walau menjadi Kyai Muhammadiyah, namun dikalangan NU pun Bapak juga dijadikan Ulama NU, penguasaannya terhadap ilmu ilmu agama diakui dikalangan NU maupun Muhammadiyah, Beliaulah salah satu Ulama yang berada didua Lembaga NU dan Muhammadiyah.
Saya banyak belajar dari Bapak saya sendiri, bapak saya mendorong saya untuk meluaskan pengetahuannya kedalam pengetahuan praktis yang berguna kepada ummatnya, maklum ketika kemerdekaan itu sudah ditangan, namun sama sekali tidak ada yang menguasai keahlian teknik.
Hampir semua Ilmu terapan tidak memiliki stok ahli diseluruh bidang ilmu pengetahuan, itulah kemudian Bapak saya memfokuskan kepada pengembangan sumberdaya manusia lewat pendidikan, dari sanalah sebenarnya karier Pendidikan Muhammadiyah dimulai.
Bapak memiliki pandangan Islam yang inklusif, Islam sebagai Agama untuk kemaslahatan Ummat dan alam semesta, sebagai pegangan hidup bagi seluruh manusia untuk menjalankan kehidupan yang baik sesuai dengan maksud diciptakan manusia sebagai khalifah di bumi.
Walikota yang Komunis waktu itu, tidak membuat adanya pertikaian dan perseteruan diantara mereka, Walau memegang jabatan tinggi di kota itu dan bersama sama secara langsung dengan walikota, tidak membuatnya gamang dan mengabaikan Islam dan nilai nilainya.
Justru Bapak sayalah yang mampu membawa kepentingan Ummat Islam di tengah-tengah gelombang peperangan antara ideologi-ideologi yang ingin masuk dan menguasai Indonesia, sementara Islam harus tetap survive ditengah tengah gelombang perubahan itu.
Mengambil jalan tengah, tetap inklusive namun mampu menyaring segala bentuk unsur dan anasir yang membelokan aqidah dan membelokkan kepentingan Umum dan Ummat Islam. adalah satu kerja yang maha sulit, tetap ada ditengah tengah Ummat Islam dan menjaga tetap ada didalam kepentingan Ummatnya, di tengah tengah pertempuran iddiology yang menggoncang kehidupan kita.
Kemerdekaan adalah anugerah, namun dibalik anugerah itu tersembunyi ancaman ancaman luar biasa yang bisa menembus dan melukai peradaban Islami yang sudah ada dan dikembanghkan para leluhur kita lama sebelum kemerdekaan.
Sebagai pejabat tinggi di kota madya di suasana pertikaian idiology adalah pertikaian politik yang maha dahsyat, sementara Walikotanya di pegang oleh Komunis, yang nota bene adalah inverse dari Islami. Komunis tidak percaya Tuhan, sementara Islami justru didasari oleh Tauhid.