Mohon tunggu...
Zen Muttaqin
Zen Muttaqin Mohon Tunggu... wiraswasta -

AKU BUKAN APA-APA DAN BUKAN SIAPA-SIAPA. HANYA INSAN YANG TERAMANAHKAN, YANG INGIN MENGHIDUPKAN MATINYA KEHIDUPAN MELALUI TULISAN-TULISAN SEDERHANA.HASIL DARI UNGKAPAN PERASAAN DAN HATI SERTA PIKIRAN. YANG KADANG TERLINTAS DAN MENGUSIK KESADARAN. SEMOGA BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY, Sekarang atau Tidak Sama Sekali?

23 September 2016   09:24 Diperbarui: 23 September 2016   10:07 1910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahok benar benar tokoh kontroversial, sepak terjangnya tidak hanya menggoncang jagad DKI saja, namun sudah menggaung hingga langit Politik nasional bergetar, sehingga memaksa turunnya para petinggi Partai Turun dari singga sananya, mengatur sendiri strategy menghadapi sang Petahana.

Turunnya Yusril Ihza Mahendra, Amien hingga SBY sungguh mengejutkan masyarakat Jakarta dan masyarakat Indonesia, DKI hanya sebahagian kecil dari wilayah cakupan kekuasaan mereka yang meliputi seluruh wilayah tanah air, yang memiliki 33 Propinsi selain DKI.

Kesan tergopoh-gopoh dan keder dengan sepak terjang Ahpk, memaksa mereka segera begitu intens melakukan manuvre manuvre politik, kesana kemari, sampai sampai dengan keluar kata kata tidak pantas puncaknya ketika Amien Rais mendajjal kan Ahok, aneh namun itulah kejadian dan kenyataan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia.

Masyarakat melihat ahok biasa biasa saja, seperti seorang Gubernur layaknya mereka menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur, dengan segala cara Gubernur menjalankan pengelolaan pemerintahannya, menertibkan segala yang belum tertib, membersihkan segala yang masih kotor, memberikan kehidupan yang lebih baik bagi warga miskin, meluruskan kembali sungai sungai yang bengkok, dan melebarkan kembali sungai sungai yang menyempit.

Tidak ada yang perlu memperoleh perhatian khusus serta membahayakan bagi kehidupan masyarakat, malah kegiatan kerja maupun ibadahnya justru semakin nyaman, bagaimana tidak nyaman kalau setiap ibadah ke masjid tidak menemui kotoran di jalan, tidak mencium bau comberan, lewat taman taman asri yang tertata, tentu saja lebih khusuk sholatnya.

Namun entah ada persepsi apa sehingga menjadi fenomena menarik dan mnejadi sorotan seluruh petinggi partai, lebih lebih  lagi setelah secara resmi Megawati menunjuk Aho-Djarot sebagai pasangan calon Gubernur DKI 2017, Seolah merupakan pencanangan yang profokatip dari PDIP,

Segera menggerakkan mesin-mesin Partai untuk mengantisipasi Provokasi Megawati yang penuh optimisme mendukung Ahok dan policynya selama ini sebagai garis perjuangan Partai, alias merestui dilanjutkannya program program Ahok untuk periode mendatang. Sehingga terusik PAN, Partai Demokrat, PPP dan PKB untuk segera menentukan pasangan calon Gubernur DKI.

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, menyambangi Komplek Parlemen Senayan, Jakarta. Amien hendak menanyakan soal 'kejutan' dalam Pilgub DKI yang disiapkan ketua umum PAN Zulkifi Hasan.

Ketum PAN Zulkifli Hasan menyebut sudah menentukan calon yang akan diusungnya untuk berlaga di pilkada DKI bersama parpol lain. Namun Zulkifli masih merahasiakan nama calon pesaing petahana tersebut.

"Tunggu tanggal mainnya, tanggal 21 September akan ada kejutan," kata Zulkifli kepada detikcom saat sedang bersantai di Dapur Solo, Surakarta, Senin (19/09/2016).

Berkumpulnya PPP, PKB PAN dan Partai Demokrat di kediaman SBY Cikeas kemarin, sudah menentukan pasangan calon yang sudah disepakati oleh Koalisi Cikeas ( belakangan koalisi ini dinamakan demikian) tanpa terikut Partai Gerindra dan PKS.

Teka-teki itu kini sudah terbuka dengan diumumkannya calon pasangan Koalisi Cikeas yaitu : calon Gubernur Agus Harimurti, dan Calon Wakil Gubernur Sylvianna Murni, dimana Agus hary murti adalah anak paling besar dari SBY yang berkarier di TNI dengan pangkat Mayor. sementara sylvianna Murni adalah PNS deputy Gubernur DKI, anak buah Ahok.

Benar ini adalah kejutan bagi amien Rais, bahkan Muahaimin lebih ekstrim lagi mengatakan sebagai calon dari langit, tentu pernyataan itu menunjukan adanya pemikiran yang deskrit atau tidak kontinyu, tidak mengikuti kaidah hukum alam yang ada. serta seolah tidak memperdulikan perhelatan ini butuh apa, mengingat Ahok dan PDIP demikian kuat. namun begitulah adanya dan kenapa mesti demikian ?

Bahwa target memenangkan Pilkada adalah jauh panggang dari api, namun demikian semua pasti bisa mengerti kenapa justru dalam kondisi genting seperti ini, Amien Rais atau PAN, PPP dan PKB bisa menerima, dan terpaksa mengiakan ide dan kehendak Partai Demokrat dan SBY. Didalam benak Amien dan MUhaimin, pasti terbersit skeptis terhadap kesuksesan Pasangan calon ini, dalam menghadapi Ahok, atau konsekwensinya membutuhkan dana sangat besar untuk mengkatrolnya.

Hanya karena kewibawaan SBY yang masih tersisa untuk bisa menekan PKB, PPP dan PAN, mereka adalah bekas anak buah yang menerima banyak keuntungan ketika SBY berkuasa, tentu politik balas budi menjadi satu satunya alasan bagi keikhlasan mereka menerimanya, hanya dengan logika balas budi Agus Harimurti bisa menjadi calon Gubernur DKI, tanpa alasan itu, mustahil PPP, PKB dan PAN bisa menerimanya.

Sekaranglah waktu yang tepat, ketika kewibawaan itu masih melekat pada partai partai itu yang nota bene masih dikuasai oleh mereka mereka yang memiliki hutang budi dari SBY, dan hal ini sangat wajar dan merupakan konsekwensi dari pola bagi bagi kekuasaan dan rejeki yang dilaksanakan pada saat rezim SBY berkuasa.

Sudah tidak ada waktu lagi untuk mempertahankan kawibawaan yang ada, karena semakin lama kewibawaan itu juga akan semakin luntur dan hilang, kesempatan itu juga ikut sirna bersama hilangnya pengaruh para pemimpin partai karena pensiun dan perubahan politik internal partai partai.

Kesempatan yang datang tidak mungkin akan datang kedua kalinya, dan saat inilah dimanfaatkan sebaik baiknya oleh SBY dan keluarga besarnya untuk menggunakan Pilkada DKI 2017, sebagai landasan bangkitnya kekuatan politik SBY dan keluarga besarnya, mumpung masih ada kesempatan dan pengaruh besar kepada partai partai yang kebingungan menghadapi pasangan calon petahana Ahok dan PDIP.

Ide memasukkan Agus Harimurti adalah murni kepentingan SBY dan keluarga besarnya, untuk bangkit ikut serta berkiprah di perpolitikan nasional, Namun kondisi yang ada memang hanya tersaji yang ada , tidak diperkirakan jauh sebelumnya, terkesan dadakan dan reaktip, bukan perencanaan matang yang memperhitungkan dari segala sudut pandang, 

Setiap momen selalu saja memiliki ketidaksempurnaan. Namun begitulah adanya yang harus segera diantisipasi dengan memunculkan Agus Harimurti sebagai calon Gubernur DKI 2017, bahkan pasangan calonpun juga hanya sekedarnya, yang kebetulan tersedia dari usulan PKB.

Tentu saja SBY dan keluarga besarnya memiliki optimisme yang tinggi, tidak hanya sekedar merebut pilkada dengan menduduki singgasana Gubernur DKI, namun lebih dari itu adalah mengembalikan posisi SBY dan Partai demokrat kearah mainstream kembali, sekaligus melampaui PAN, PPP dan PKB. untuk siap bertarung didalam kancah perpolitikan nasional.

Pelepasan Agus Harimurti adalah upaya penyerahan tongkat estafet SBY kepadanya, sekaligus menyerahkan tanggung jawab kelanggengan dan keselamatan keluarga besar SBY dikancah perpolitikan nasional.

Menang dan kalah didalam proses pIlkada menjadi berkurang kepentingan dan kompetensinya, karena masalah internal Partai Demokrat sendiri dan SBY dan keluarga besarnya.

Namun bagi Amien Rais, PAN, PKB dan PPP, ini adalah anti klimaks dari apa yang diperjuangkannya ketika melawan dominasi Ahok dan PDIP, pupus sudah perlawanannya.

Kita tunggu apa yang terjadi selanjutnya, dan bagaimana Agus Harimurti membawa kehormatan SBY dan keluarganya.

Kalau tidak sekarang kapan lagi, mumpung masih ada kewibawaannya.

Merdeka ! Merdeka ! Merdeka !

Jakarta, 23 September 2016

Zen Muttaqin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun