Ahok cina, istrinyapun juga cina yang juga dilahirkan di Indonesia, juga tumbuh dan berkembang sejak kecil hingga dewasa, lantas apa yang menjadi masalahnya, wong Raden patah juga keturunan Cina, para Ulama kita juga banyak yang keturunan cina, artinya semua itu tidak valid menjadi tolok ukur penilaian dan moralitas seseorang, apalagi dikaitkan dengan pergaulan hidup antar manusia antar warga negara bangsa Indonesia.
Kwik kian gie juga keturunan cina, malah dia namanya saja masih menggunakan nama cina, tapi kenapa Amien tidak menghujat Kwik yang juga cina, apa dia pasti tidak melakukan yang tidak baik, belum tentu karena setiap perilaku akan menghasilkan pro kopntra dan itu sah sah saja. dari mana kita memandang dan menilainya. Namun itu semua tidak pantas kemudian di stempelkan perilaku manusia lain, apa itu firaun, dajjal atau hitler sekalipun.
Stempel dan cap itu menunjukkan dangkalnya orang yang mengeluarkan statemen itu, karena bodohnya dan frustasi tidak bisa menanggulanginya, lantas cari jalan termudah, dengan menstempelkan seseorang kepada orang lain, yang ini jelas perilaku Orde kegelapan masa lalu, stempel menyetempel lawan lawannya untuk menghapus dan menghilangkan atau genocyde lawan lawannya, baik secara fisik maupun mental..
Pembunuhan karakter dengan cara menyetempel adalah teori kuno, yang sudah tidak laku lagi dijaman keterbukaan dan kesetaraan seperti sekarang ini, karena begitu luas dan cakupan informasi yang tersedia di sekitar kita. pembohongan dengan cara stempel tidak lagi berhasil, yang ada hanya kembali menjadi senjata balik membunuh karakternya sendiri.
Mendajjalkan orang lain kalau tidak terbukti, maka masyarakat akan balik menyetempel dirinya sebagai dajjal yang sesungguhnya, seperti halnya Amien yang pantas disebut Dajjal karena tidak masuk didalam logika masyarakatnya. Bukan Ahok yang dajjal tapi Amien yang dajjal dimata masyarakat.
Rasialis adalah produk paling buruk dari kebudayaan yang tumbuh di dunia, genocyde bangsa terhadap bangsa lain dengan cara apapun sudah tidak lagi ditolerir oleh masyarakat zaman kini, Fitnah lebih kejam dari pembunuhan adalah benar adanya. Hancurnya peradaban yang dibangun masa lalu karena hasil dari pemusnahan kelompok terhadap kelompok lain.
Menggunakan Agama dengan cara berfikir seperti itu tidak beda, sama dan sebangun sebab dan akibatnya, baik ras maupun agama, adalah obyek rawan untuk melakukan stempelisasi dan pemusnahan kelompok atas kelompok yang lain. dan itulah yang terjadi hingga saat ini, tumbuhnya kekerasan yang ada merupakan hasil dari kerangka berfikir stempelisasi.
Disini terobosan NKRI dengan Kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, memerdekakan Bangsa Indonesia yang disusun dari segala macam Ras dan Suku serta segala Agama yang ada, yang di rangkum menjadi satu kesatuan bangsa, dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
NKRI lah satu satunya Negara waktu itu yang disusun tidak berdasarkan Ras, hampir seluruh daratan eropa menggunakan Ras sebagai dasar terbentuknya Bangsa dan Negara, hanya Amerika yang juga terdiri dari banyak ras dan warna kulit, mengalami proses yang sama dengan NKRI, Justru kini menjadi kajian mendalam bagi seluruh Negara negara yang mengalami kerusakan akibat stempelisasi yang menghancurkan, Semangat Eksploitasi manusia atas manusia serta eksploitasi bangsa terhadap bangsa lain, telah meruntuhkan peradaban dunia, puncaknya terjadi perang dunia Kedua silam.
Stempelisasi tidak beda dengan upaya mendiskreditkan manusia atas manusia lain dengan tujuan eksploitasi, sama dan sebangun dengan upaya penindasan dan penjajahan, untuk menghancurkan manusia lain dimuka bumi.
Pendajjalan adalah salah satu contoh terburuk dari upaya stempelisasi untuk menghancurkan pihak lain, dengan tujuan menghapus pihak lain, agar hanya diri dan kelompoknya saja yang hidup dan berkuasa.