Mohon tunggu...
Zen Muttaqin
Zen Muttaqin Mohon Tunggu... wiraswasta -

AKU BUKAN APA-APA DAN BUKAN SIAPA-SIAPA. HANYA INSAN YANG TERAMANAHKAN, YANG INGIN MENGHIDUPKAN MATINYA KEHIDUPAN MELALUI TULISAN-TULISAN SEDERHANA.HASIL DARI UNGKAPAN PERASAAN DAN HATI SERTA PIKIRAN. YANG KADANG TERLINTAS DAN MENGUSIK KESADARAN. SEMOGA BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Reformasi PSSI Gagal?

13 September 2016   22:16 Diperbarui: 13 September 2016   22:27 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : romokoko.com

Memang susah untuk berubah, sekalipun itu akan baik jadinya atau lebih baik dari yang sudah ada, namun sifat manusia yang sudah nyaman di posisinya akan cenderung mempertahankan kenyamanannya, sehingga mati matian untuk mempertahankan posisinya.

Tidak peduli apa yang digambarkan dan juga yang diperhitungkan dengan detil dan rumit, sehingga se kecil kecilnya, tetap saja kenyamanan yang dirasakan tidak dengan mudah begitu saja dilepaskan, begitu banyak pertimbangan dan syarat serta rukun yang diajukannya.

Apalagi posisi yang diperoleh karena keadaan yang tidak sewajarnya, kondisi yang tidak transparan dan pat gulipat, menjadi latar belakang diperolehnya posisi nikmat itu, dengan sedikit kerja dan prestasi tak memperhitungkan prestasi dan kritikan dari masyarakat, namun entah bagaimana memiliki kesempatan luas memperjuangkan kepentingan pribadi dan kelompoknya.

Begitulah kira kira yang menjadi latar belakang PSSI, yang kini sedang menjalani perubahan, sesuai dengan permintaan semua pihak yang konsen kepada sepakbola dan prestasinya. 

Kerelaan Pemerintah cq Menpora mencabut pembekuan Organisasi PSSI, karena sudah demikian menyimpang dari koridor kebangsaannya, sehingga seolah PSSI berdiri sendiri tanpa menghiraukan kedudukannya sebagai bahagian integral Bangsa Indonesia.

Dengan santai dan keras, terus berusaha mempertahankan posisi Independensi yang keblinger, yang selama ini telah menina bobokkan mereka dalam menjalankan kepentingan pribadi dan golongannya, sekaligus mengabaikan kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.

Independensi yang diartikan lepas dari Kebangsaan dan masyarakatnya, jelas adalah suatu kesadaran yang menyimpang dari aturan dan hukum yang ada, baik secara International maupun Nasional, namun begitulah yang ada, sehingga membangun tembok pertahanan yang sangat kuat, yang dikiranya optimis bisa mereka pertahankan, namun ternyata dengan pembekuan Pemerintah, telah membuka mata mereka, bahwa optimisme pertahanan mereka terbukti bobol oleh Kepentingan Negara dan kekuasaan Negara.

FIFA dengan jelas tetap berjalan diatas rel independensi Olahraga, namun tidak bisa meninggalkan keberadaan Negara asal dari federasinya. Hanya Federasi yang eksis dan direstui Negaranya lah yang diterima sebagai anggota, tanpa endorsement Negara cq Pemerintah,maka FIFA dengan tegas akan membekukannya.

Eksistensi aturan dan hukum yang berlaku di Indonesia adalah ketentuan yang harus di akui dan ditaati, sehingga perkembangan sepakbola akan sinkron dengan arahan pembangunan negaranya, dalam hal ini NKRI.

Reformasi PSSI tidak hanya sekedar ganti orang dan ganti baju, namun lebih dari itu, harus berani melangkah dan beranjak dari posisi yang nyaman, berani hengkang dari posisi lama, berjuang mencapai posisi yang baru sebagai bahagian integral dari Negara cq Pemerintah RI.

Oleh sebab itulah perlu pandangan baru dan orang orang baru yang tidak terbebani masa lalu dan posisinya, yang mau tidak mau suka tidak suka akan menghambat proses perubahan itu sendiri. 

Dari orang baru dan pandangan baru itulah akan sangat mudah melihat kelemahan dan penyimpangan yang selama ini berjalan, dan akan sangat mudah untuk menyusun strategy mencapai perkembangan kedepannya, diharapkan akan banyak sekali pemikiran pemikiran baru yang mempermudah roda perubahan bergulir.

Akan sangat mudah melahirkan aturan aturan baru, sekaligus mengubur aturan yang lama, karena tidak ada beban masa lalu yang memberatkan dan menghambat pemikiran pemikiran baru. Perubahan mental akan dengan mudah bisa terlaksana dengan mulus, tanpa ada perasaan meninggalkan kawan kawan lama, dan kelompoknya. 

Mental switch akan sangat sulit diharapkan kepada orang orang lama yang sudah berkecimpung di PSSI, yang jelas jelas selama ini telah terbukti mengalami kegagalan total dalam menjalankan agenda agenda pembinaan dan pencapaian zero prestasi, Bahkan meninggalkan banyak kasus kasus penyelewengan dan anggaran Pemerintah dan kasus kasus korupsi.

Mengembalikan sepakbola keranah olahraga Prestasi adalah bertolak belakang dengan sepakbola yang selama ini di lakukan oleh PSSI, sehingga pasti akan mengalami hambatan atau resistensi, sekaligus perlambatan pencapaian Reformasi yang dikehendaki oleh masyarakat dan Pemerintah cq Menpora.       Barangkali hal itu tidak disadari oleh para pengurus lama, namun wajar kalau mereka masih susah meninggalkan cara cara lama dan pemikiran lama.

Sekilas kita melihat TimNas U 19 yang di masa lalu, sempat  terpisah dari PSSI, yang berjalan sendiri dengan pola yang lepas dari PSSI, justru mengalami pencapaian prestasi yang membanggakan, era Evan Dimas yang begitu menjanjikan masa depan, kini kita mengalami penurunan prestasi yang signifikan, seharusnya kita menjadi Tim Pentahana, justru terlihat menurunnya kualitas Tim U19 yang terjun di AFF U1 2016 yang masih sedang berjalan.,

Penanganan TimNas U19 yang tidak serius oleh PSSI, jauh dari keseriusan yang dijalankan oleh Indra Safri masa lalu yang tidak dibawah pengurus PSSI, memperlihatkan adanya upaya upaya bertahan untuk kelompoknya sendiri, yang jelas tidak memiliki standard kualitas sebagai Pelatih maupun Tim Pengelolanya. 

Jadikanlah Tim Nas U 19 jadi contoh kekopig an pengurus PSSI yang gagal, agar mereka itu sadar akan posisi dan kualitasnya, apalagi menyangkut kepengurusan yang menjadi Epicentrum kegagalan dan keberhasilan perombakan Total Sepakbola Indonesia, karena dari kepengurusan serta para pengurusnyalah keberhasilan perombakan Sepakbola Indonesia berhasil.

Masih bertenggernya nama nama lama pengurus PSSI dalam daftar lamaran Pengurus PSSI, Ketua, Wakil ketua, dan Ekso PSSI, memberikan rasa pesimis, apabila mereka masih dominan menghiasi kepengurusan PSSI, sudah bisa dibayangkan betapa susahnya perubahan untuk perombakan Total Sepakbola Indonesia, yang tentu saja akan mengalami kegagalan.

Hanya ditangan anggota PSSI yang harus pertama kali sadar, untuk dengan serius bertekad memilih para person yang mampu membawa perubahan untuk perombakan sepakbola Indonesia secara Total, sehingga jalan mulus akan di peroleh menuju prestasi sepakbola Indonesia di kancah International.

KLB adalah pintu masuk perubahan itu, tanpa ada kesadaran bahwa dari sanalah sebenarnya perjuangan dimulai, maka kerja yang sudah dirintis oleh para pejuang sepakbola Indonesia dan Pemerintah, akan menemui kegagalan. 

Namun Masyarkat Sepakbola dan Pemerintah cq Menpora tidak akan tinggal diam, kalau unsur unsur dan anasir anasir perusak sepakbola Indonesia muncul dan berusaha masuk kedalam pengurus. 

masyarakat akan terus memantau dan mengawasi jalannya KLB, hingga mencapai kesiapan untuk memutar roda perubahan untuk perombakan Total sepakbola Indonesia.

Prestasi Sepakbola harga mati bagi Bangsa Indonesia

Merdeka ! Merdeka ! Merdeka !    

Jakarta, 13 September 2016

ZenMuttaqin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun