Seharusnya kalau PSSI berdiri sesuai dengan tugas dan kewajibannya, maka tak akan mungkin terjadi penunggakan gaji dan kejadian2 yang mengenaskan pada diri pemain. terabaikannya kesejahteraannya dan gagal menjadi pelindung terhadap tekanan para pelaku bisnis, yang hanya mencari keuntungan, bahkan termasuk otoritas pemerintahan.
Justru di Indonesia terbalik, hak hak pemain terpaksa tertangani oleh otoritas negara, karena sudah sangat memprihatinkan, sedemikian sehingga sudah melanggar hak hak pemain sebagai warga bangsa dan sekaligus hak hak pemerintah sebagai otoritas pemungut pajak.
Oleh karena itu posisi pengurus yang menjalankan asosiasi sepakbola di indonesia yang disebut PSSI, memang sudah tidak layak lagi untuk dipertahankan, sudah jauh menyimpang dari posisi dan porsinya sebagai asosiasi sepakbola, yang seharusnya memerankan diri dalam penyelenggaraan sepakbola, yang secara gamblang harus mengikuti Statuta dan hukum dan aturan yang berlaku.
Pembekuan PSSI adalah satu langkah tepat dan haurs dijalankan, sebelum mengakibatkan terjadinya korban2 yang akan semakin banyak berjatuhan.
Menpora telah sesuai dijalan yang benar, menyusun kembali asosiasi dan menempatkannya pada posisi dan porsi yang benar, dengan sekaligus menyusun statuta yang benar sesuai dengan FIFA dan synergi dengan aturan dan perundangan undangan yang berlaku.
Dari sanalah, siapapun yang menjadi penyelenggara dan mengisi kepengurusan PSSI akan segera bisa beranjak menyelamatkan sepakbola, sebagai alat untuk mensejahterakan manusia dan warga indonesia.
Buang orang orang yang sudah terlibat selama ini, pakai orang orang yang baru dengan visi dan misi yang benar.
TEGAS memang harus dijalankan oleh Menpora.
Merdeka ! Merdeka ! Merdeka !
Jakarta 8 Mei 2015
Zen Muttaqin