Pasar Gembrong mungkin tidak sepopuler Pasar Tanah Abang, namun muncul belum 5 tahun sudah mengejutkan masyarakat Jakarta, dengan keistimewaan yang tak disangka-sangka oleh warga maupun oleh pedagang sendiri.
Pasar Gembrong merupakan pasar yang sangat cepat pertumbuhannya, dengan konsep menjajakan barang dagangan mainan anak-anak, baik yang diproduksi oleh dalam negeri ataupun oleh luar negeri, produk lokal maupun produk impor.
Pasar gembrong memang tumbuh dari PKL yang bertebaran di sepanjang jalan di sekitar jembatan Kali Cipinang, dan di dekat lokasi terowongan Kasablanka di bawah jalan by pass.
Nama Pasar Gembrong lebih terkenal daripada tempatnya itu sendiri, karena masyarakat mengenalnya hanyalah fenomena keramaian di lokasi yang ada, diiringi dengan kondisi kemacetan di sekitarnya, yang awalnya hanya hari Minggu dan hari Sabtu, namun semakin lama semakin dikenal masyarakat dan semakin menarik minat untuk mengunjunginya.
Tentu hal ini semakin memperparah keadaan jalanan yang mengalami kemacetan tidak hanya hari minggu dan sabtu atau hari libur, namun sudah meliputi seluruh hari dan waktu kesibukan yang terlihat di Pasar Gembrong.
Pasar Gembrong yang demikian terkenal ternyata ada di kawasan Prumpung, tepatnya di trotoar perempatan Jalan DI Panjaitan dan Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur, yang meliputi daerah terowongan dari sisi sebelah timur jalan by pass.
Kelihatan seperti pedagang jalanan yang dikenal sebagai PKL, yang mendagangkannya secara kaki lima di pinggir jalan, dengan membangun lapak seadanya, di bawah tenda yang tidak permanen dan tentu menghabiskan trotoar jalan.
Namun kalau dicermati dan ditelusuri lebih lanjut, ternyata barang dagangan yang dijajakan mereka adalah barang-barang mainan anak dari segala bentuk, dan memiliki kualitas yang sangat baik menyamai barang-barang yang dijual di toko-toko atau mal.
Namun dengan harga yang jauh lebih murah dan tetap memiliki kualitas prima, karena langsung ditangani oleh para suppllier yang memang memiliki jaringan impor dari para pembuat mainan dari luar negeri.
Biasanya reaksi pertama pengunjung yang terbiasa membeli mainan di mal, ketika masuk ke toko-toko di Pasar Gembrong, pertama kali pasti mengalami shock.
Bagaimana tidak, hampir semua mainan yang ada di online shop, ada di sini! You name it. Mobil-mobilan, boneka, kolam renang, kuda-kudaan, bola, remote control, sepeda, peralatan main pasir, alat masak-masakan, alat tukang-tukangan, piano-pianoan, pokoknya Mulai dari yang kualitas rendah hingga kualitas tinggi, tersedia.
Harganya pun masih bisa ditawar,seperti yang diceritakan salah satu peminat dengan sekelumit ceritanya,
"Beberapa waktu lalu sebelum pindah ke Semarang, saya dan suami membawa anak-anak ke Pasar Gembrong, buat borong mainan, hitung-hitung 'upeti’ biar mereka betah di rumah baru"
"Di antara mainan yang saya beli adalah tenda-tendaan dengan terowongan penghubung. Di online shop, saya intip rata-rata dijual dengan harga Rp 270.000. Di sini, dijual dengan harga pembuka Rp 230.000. Satu kali tawar, langsung dilepas dengan harga Rp 190.000."
"Mainan lainnya adalah satu karung berisi 300 pieces balok susun semacam lego-legoan. Dari harga Rp 200.000, dilepas Rp 160.000. Lumayan, kan? Itu pun nawarnya tidak pakai ngotot (atau dengan kata lain sebenarnya bisa lebih murah lagi jika kita ‘tega’)".
Pasar Gembrong menjadi andalan DKI Jakarta dalam memutar roda ekonomi yang khusus menyediakan mainan anak anak dengan segala jenis, dari yang termurah hingga yang termahal, bukan hanya untuk kebutuhan sendiri, namun juga tersedia dengan partai besar.
Pasar Gembrong kini berkembang menjadi salah satu ikon DKI dalam penyediaan mainan anak anak yang menjadi pusat kulakan di seluruh Indonesia, oleh karena itu maklum saja kalau harga yang ada memang sangat kompetitif, karena masih memungkinkan untuk dijual dan memperoleh keuntungan bagi pedagangnya.
Setelah Tanah Abang, barangkalai Pasar Gembrong merupakan pasar yangmemperoleh prioritas penertiban, karena sudah semakin menyita lahan dan menjadikan jalan arteri Kasablanka menjadi sangat ruwet dan macet setiap hari dan setiap saat.
Kemarin Pedagang kaki lima (PKL) Pasar Gembrong membongkar sendiri lapak tempat mereka berjualan pada Senin (9/9). Aksi kooperatif ini dilakukan puluhan PKL yang biasa berdagang di depan Pasar Gembrong, Jalan Basuki Rahmat, Cipinang Besar Utara, Cipinang, Jakarta Timur.
Kini lapak-lapak yang terbuat dari triplek dan papan itu pun tinggal berupa puing-puing. Para PKL menitipkan barang dagangan mereka ke kios-kios terdekat. Alhasil, penertiban PKL di sekitar kawasan Pasar Gembrong yang berlangsung awal pekan ini berjalan lancar.
“Penertiban berjalan lancar walaupun sebelumnya para PKL-PKL menolak untuk direlokasi,” ujar Syahdonan. Seperti dikutip dari Republika.
Camat Jatinegara Sofyan Taher menambahkan, para PKL yang terdata di kawasan itu terdiri atas 211 pedagang boneka, pedagang mainan, dan pedagang karpet.
Hampir semua pedagang mainan anak-anak yang berjumlah 130 PKL, telah pindah dan kini menempati Pasar Gembrong Cipinang Besar, yang lokasinya hanya bergeser dari lokasi lama ke arah timur kira kira 100 m, dan kini telah established ada di Pasar Gembrong Cipinang Besar, dengan fasilitas yang sangat baik dan memadai.
Pasar Gembrong yang sudah siap dan dibangun sejak beberapa tahun yang lalu oleh gubernur lama, ternyata selama ini tidak pernah dimanfaatkan, sementara PKL mainan di pasar gembrong begitu besar omset transaksinya setiap hari, dan berkeliaran di jalan-jalan dan trotoar jalan mengganggu ketertiban lalu lintas, di jalur Kasablanka yang sangat sibuk.
Kini dengan menempati 2 lantai di Pasar Gembrong Cipnang besar, tentu akan memberi kenyamanan bagi pembeli dan pedagang, yang ingin melampiaskan hobi belanja mainan untuk anak-anaknya, atau untuk hadiah ulang tahun bagi anak-anak temannya.
Terlihat bersih dan nyaman, dengan kondisi kebersihan yang cukup memadai, tidak jauh dari fasilitas mal. Konsumen tentu akan lebih senang dengan kondisi kenyamanan yang lebih terjamin, serta keamanan yang tidak lagi berdesakan dengan mobil dan kendaraan yang berseliweran.
Dalam rencana Pemerintah DKI cq Pemerintah kota Jakarta timur, maka Pasar Gembrong menjadi sentra pasar mainan anak-anak, dan Pasar Klender menjadi sentra pasar karpet.
Hampir tidak ada gejolak dan rame-rame, karena semua terakomodasi dan menerima keadaan, Pasar Gembrong yang sekarang benar-benar telah memberikan kenyamanan kepada pedagang, dengan harga sewa yang terjangkau dan tidak memberatkan para pedagang.
Sementara DKI Jakarta, sebagai pemerintah memberikan pelayanan kepada warga yang akan melampiaskan kegemarannya dalam membelanjakan mainan anak-anak untuk kebutuhan keluarga, di daerah yang aman dan terjamin nyaman, karena dikelola langsung oleh DKI Jakarta.
Satu lagi penertiban Pasar Gembrong yang menyumpat jalan Kasablanka yang merupakan urat nadi jalan DKI Jakarta, telah sukses dijalankan tanpa gejolak yang berarti, justru sekaligus memberikan jalan keluar bagi pedagang mainan anak-anak, masuk ke dalam pasar yang memiliki fasilitas yang baik tidak kalah dengan fasilitas yang ada di mal.
Parkir luas dan tempat yang strategis, karena masih ada di pinggir jalan Kasablanka namun bergeser 100 meter dari lokasi semula.
Identitas Pasar Gembrong sebagai pusat penjualan mainan anak anak tetap terjaga, 130 pedagang bersama sama pindah pada waktu yang sama, dan semua pedagang telah menempati kiosnya masing masing, terlihat rona kegembiraan diwajah mereka, yang kini telah mencapai tingkat, diakui sebagai pedagang yang resmi.
Serasa terentaskan diri mereka dari perjuangan berdagang di kaki lima yang dimulai sejak 5 tahun yang lalu, yang menempati tempat seadanya di pinggir jalan, dengan fasilitas seadanya, lapak kayu triplek yang tidak layak sebagai tempat dagang.
Kini mereka menempati kios dengan kualitas bangunan yang baik dan didesain memang khusus untuk pedagang mainan anak-anak yang juga memberikan kenyamanan tidak hanya kepada pedagangnya namun juga kepada para konsumen yang membutuhkan mainan anak-anak.
Gubernur DKI Jakarta tentu memiliki keinginan, agar kios yang telah ditempati dengan harga sewa yang dijamin rendah, untuk dipelihara dan dirawat dengan baik, sebagai tempat yang memberikan makan dan kehidupan kepada mereka.
Para pedagang diimbau untuk menghargai tempat pendaringan, yaitu tempat kita mencari nafkah, sebagai rasa sukur kita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan tempat yang nyaman untuk mencari nafkah.
Pedagang Kaki Lima yang selama ini merasa melakukannya dengan ilegal dan kucing-kucingan, kini nyaman dengan terangkatnya menjadi pedagang yang legal, serasa terangkat harga diri dan martabatnya menjadi manusia normal yang taat kepada aturan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H