Mohon tunggu...
Zen Muttaqin
Zen Muttaqin Mohon Tunggu... wiraswasta -

AKU BUKAN APA-APA DAN BUKAN SIAPA-SIAPA. HANYA INSAN YANG TERAMANAHKAN, YANG INGIN MENGHIDUPKAN MATINYA KEHIDUPAN MELALUI TULISAN-TULISAN SEDERHANA.HASIL DARI UNGKAPAN PERASAAN DAN HATI SERTA PIKIRAN. YANG KADANG TERLINTAS DAN MENGUSIK KESADARAN. SEMOGA BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PKB Merapat ke PDIP, Mampukah ?

22 April 2014   16:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:21 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PDIP Akui Komunikasi dengan PKB Semakin Dekat

PKB: Koalisi dengan PDIP Tunggu Momentum Tepat

.

.

PKB merapat ke PDIP ???, aneh dan tidak masuk akal. Karena Elite politik PKB yang kini berkuasa, adalah kelompok yang merupakan bahagian tak terpisahkan dari permasalahan koalisi bagi bagi rejeki dan kekuasaan, yang dipimpin oleh Partai Demokrat di bawah SBY.

Muhaimin dan kompatriotnya, menjadi elite politik PKB menduduki posisi puncak di PKB, tidak lepas dari peranan SBY beserta dukungannya, dalam rangka memuluskan koalisi yang diprakarsai oleh Partai Demokrat, untuk mengamankan posisi Presiden.

Peristiwa dan kejadian perseteruan di PKB tentu tidak mungkin terhapus begitu saja dari benak Rakyat Indonesia, terutama Nahdliyin yang dengan susah payah mendirikan PKB dengan tuntunan Gus Dur, tentu dengan maksud dan tujuan tertentu.

Nahdliyin tahu persis dimana posisi PKB dibawah naungan dan ideology Gusdur dan PKB dibawah pimpinan Muhaimin Iskandar, yang secasra kontroversial merebut dan memaksa Gus Dur hengkang dari PKB. Dengan segala cara dan tindakan, akhirnya terebut juga oleh Muhaimin Iskandar melalui pengakuan resmi Pemerintahan SBY.

Tangeh lamun PKB akan meninggalkan kompatriot yang mengangkatnya menjadi orang, yang tak mungkin diraihnya ketika PKB berkembang sesuai dengan proyeksi Gus Dur waktu itu, banyak kader2 yang mumpuni dan lebih pantas membawa PKB menjadi Partai yang dicita citakan oleh Nahdliyin lewat Gus Dur.

NU merupakan Organisasi masa terbesar yang hingga kini eksis sebagai Organisasi yang mampu mempertahankan posisinya di daerah independen, tidak berpolitik dan bukan merupakan bahagian Partai, tentu hal ini tidak bisa lepas dari pemikiran dan ideology Gus Dur yang membawa NU bersih dari tarik menarik kepentingan, yang sekaligus berpotensi mencabik cabik persatuan dan kebersamaan Nahdliyin.

Sejak Kemerdekaan NKRI, NU merupakan Organisasi yang menjadi tulang punggung dan aset bangsa, untuk memproklamirkan kemerdekaannya, dibawah Kakek Gusdur  dan juga ayah beliau, NU eksis sebagai pejuang dan menempati garda depan proklamasi NKRI 17 ASgustus 1945, bersama sama dengan tokoh nasionalis Bung Karno, yang sekaligus bernaung dibawah organisasi Muhammadiyah.

Sejarah yang melatar belakangi NU dan pendirinya, merupakan rekan seperjuangan Bung Karno membuka gerbang menuju kemerdekaan sejati Bangsa Indonesia, kedekatan tokoh2 NU dengan Bung Karno sudah tidak bisa dilupakan dan dipungkiri, sejarah telah mencatat dalam tinta emas perjalanan sejarah Bangsa Indonesia.

Kedekatan Bung Karno tidak hanya sebatas pada kedekatan sebagai rekan seperjuangan namun lebih dari itu, bahwa mereka juga menjalin persahabatan secara Pribadi. Gus dur adalah putra Wahid Hasyim yang menjadi salah satu menteri pada saat kabinet di pimpin oleh Presiden Sukarno.

Maka tidak aneh kalau kita sering mendengar kedekatan keluarga Bung Karno dengan Gus Dur, bahkan Gus Dur dianggap oleh anak anak Bung Karno sebagai kakak yang mesti diikuti dan didengarkan.  Megawati beserta adik adiknya, sampai kapanpun tidak akan pernah meninggalkan Gus Dur.

Karena garis perjuangan Gus Dur dtidak lepas dari nilai2 kebangsaan dan nilai nilai kemanusiaan yang merupakan ciri dari ideology Bung Karno. NU jelas tidak akan jauh dari ideology Bung Karno dan akan selalu membayangi disetiap jengkal jejak, yang di jalani oleh perjuangan kemerdekaan sejati bangsa Indonesia.

Nahdliyin dan Marhaen memiliki sejarah yang sama, berangkat dari rakyat kecil, wong cilik yang selama berabad abad termarginalisasi oleh kekuasaan dan penindasan, sejatinya kemerdekaan hanya akan diperoleh, apabila sudah mencapai kemerdekaan mereka.

Bung Karno dan ideologynya, tidak akan jauh dan akan memperoleh dukungan masif dari nahdliyin serta NU, oleh karena itu apabila Jokowi mampu memerankan diri dengan baik sebagai sukarnois sejati, membawa manusia Indonesia kegerbang kemerdekaan sejati, menjadi bangsa yang memiliki harkat dan martabat selayaknya sebagai manusia yang diciptakan Tuhannya, menjadi bangsa yang sama sederajad dengan bangsa lain di bumi. maka tidak ada kata lain Nahdliyin akan berbondong bondong mendukung sepenuhnya dan menantikan kemerdekaan sejati yang kembali akan menjadi harapannya.

PKB hanyalah Partai yang dengan sangat baik terpisahkan dari NU sebagai organisasi masa, yang bergeming tidak terikut dalam pertikaian serta tarik  menarik kepentingan, yang akhirnya membawa PKB terjerumus menjadi pendukung terjadinya koalisi bagi bagi kekuasaan dan bagi bagi rejeki.

PKB dibawah Muhaimin tidak bisa mengelak, dari perannya terhadap kerusakan tatanan yang terjadi sedemikian sehingga bermunculan trend korupsi dan mega korupsi berjamaah, bagi bagi rejeki dan perebutan kue pembangunan.

Oleh karena itu tinggal tunggu waktu, elite politik penguasa PKB dibawah kelompok Muhaimin harus mempertanggung jawabkan dihadapan konstituen, dan sekaligus PKB mesti kembali kedalam slagorde yang sudah digariskan oleh Gus Dur.

Kini saatnya mengembalikan PKB pada posisi yang sesuai dengan khittohnya, mengembalikan posisi PKB yang harmonis dengan NU serta berpihak kepada kepentingan bangsa terutama 85 % rakyat indonesia, yang ada dibawah kemiskinan yang nota bene adalah warga Nahdliyin dan Marhaen.

Lembaga tidak pernah korupsi, yang melakukan korupsi dan semua tindakan tercela tentu oleh pengurus dan elite politik Partai yang berkuasa. Oleh sebab itu, tidak ada jalan lain selain segera menggantikan seluruh anggota PKB yang bermasalah, untuk segera  dikembalikan kepada kader2 yang mampu memerankan PKB dikancah perubahan saat ini.

Jokowi hanyalah indikasi konsolidasi Bangsa Indonesia untuk meninggalkan masa lalu dan membangun kehidupan baru dimasa depan, mengembalikan ke garis cita cita seperti yang termaktub didalam Preambule UUD 1945.

Kehendak Kader2 PKB melakukan perunbahan mendasar kini telah tercium dan mulai memperoleh angin, yang tentu tidak lepas dari nahdliyin dan NU.

PKB harus kembali kepada slagorde PKB Asli yang sudah di letakkan fondasinya oleh Gus Dua.

Selamat berjuang memperbaiki keadaan.

Merdeka ! Merdeka ! Merdeka !

Jakarta, 22 April 2014

.

Zen Muttaqin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun