Mohon tunggu...
Zen Muttaqin
Zen Muttaqin Mohon Tunggu... wiraswasta -

AKU BUKAN APA-APA DAN BUKAN SIAPA-SIAPA. HANYA INSAN YANG TERAMANAHKAN, YANG INGIN MENGHIDUPKAN MATINYA KEHIDUPAN MELALUI TULISAN-TULISAN SEDERHANA.HASIL DARI UNGKAPAN PERASAAN DAN HATI SERTA PIKIRAN. YANG KADANG TERLINTAS DAN MENGUSIK KESADARAN. SEMOGA BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Prabowo Kecut atas Gertakan SBY

7 Mei 2014   17:26 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:46 3917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agaknya Gertakan SBY kepada Gerindra, ketika mempresentasikan pasangan Koalisi dengan Golkar dan mengusung Capres Prabowo dan Cawapres ARB, membuahkan hasil.

Serangan bertubi tubi dialamatkan kepada Gerindra melalui PAN dan Hatta Rajasa, dan juga melalui sindiran SBY tentang Kolaisi Dagang sapi, yang walau tak menyebut Partai namun sindiran itu dialamatkan kepada Gerindra, kasus isue uang muka Gerindra kepada PPP.

SBY mengingatkan bahwa dirinya masih menjadi sosok panutan didalam masyarakat, terbukti banyaknya pihak2 masyarakat sering menanyakan dukungan SBY kepada Capres yang mana. Menurut pendapat SBY, dirinya masih mendulang elektabilitas hingga 60 % dari pemilih, namun karena sudah tidak boleh lagi maju sebagai Capres maka kelihatannya potensi berubahmenjadi promotor terpercaya bagi pemilih.

Prabowo menjadi kecil dihadapan SBY, yang begitu besar pengaruhnya didalam masyarakat dan sekaligus memperingatkan ARB atas kekuatan yang masih ada ditangan SBY. Koalisi Golkar dan Gerindra memberikan tekanan keras kepada Partai Demokrat dan SBY, memojokkannya ketempat yang tidak semestinya.

Gerindra keder dan serta merta mengurungkan dan meninjau kembali kesepakatan Kalisi dengan Golkar, dengan mengusung Capres Prabowo dan Cawapres ARB, namun ada kesempatan dan pintu terbuka yang terkuak sedikit dari uluran tangan SBY kepada Prabowo dan Gerindra.

Hatta Rajasa menjadi utusan tak resmi SBY, menjajagi kemungkinan Koalisi PAN dengan Gerindra, spekulasi yang di lemparkan ini membuahkan hasil dan membuka pintu Gerindra dengan PAN yang secara otomatis bekerja atas kepentingan SBY dan Partai Demokrat.

Prabowo hanya mmeperoleh partner Koalisi, yang bisa menerima apa adanya yaitu dengan PKS, namun koalisi kedua partai ini belum cukup mengantarkannya kepemilu presiden mendatang, Gerindra sadar sekali bahwa apabila keukeuh mempertahankan posisinya, jelas akan menempatkannya kepada posisi marginal.

SBY yang optimis sebagai penentu Capres dalam Pemilu mendatang, kini hanya perlu bertahan sambil menunggu waktu yang tepat dan hasil konvensi Partai Demokrat serta hasil survey elektabilitas calon presiden hasil Konvensi.

Oleh karena itu, kini Gerindra dan Prabowo relatif beku dan tak lagi bisa bermanuver, seperti apa yang dilakukan selama ini, Prabowo dan gerindra benar2 terpojok ditempat, dipaksa menunggu dan duduk manis. SBY yang akan menilai dan menentukan, siapa yang akan maju menjadi Capres dan Cawapres Koalisi yang akan di bentuk

Prabowo dan Gerindra dipaksa untuk ikut kedalam Koalisi "TENDA BIRU' yang terdiri dari Partai Demokrat, Golkar dan PAN, bersama sama dengan PKS. dengan posisi tanpa opsi pembagian kekuasaan dan bagi bagi rejeki.

Kalau Gerindra mau ikutan silahkan namun, tidak memiliki posisi tawar dalam koalisi, mau ikut boleh kalau tidak ikut juga RA PO PO.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun