Mohon tunggu...
Zen Muttaqin
Zen Muttaqin Mohon Tunggu... wiraswasta -

AKU BUKAN APA-APA DAN BUKAN SIAPA-SIAPA. HANYA INSAN YANG TERAMANAHKAN, YANG INGIN MENGHIDUPKAN MATINYA KEHIDUPAN MELALUI TULISAN-TULISAN SEDERHANA.HASIL DARI UNGKAPAN PERASAAN DAN HATI SERTA PIKIRAN. YANG KADANG TERLINTAS DAN MENGUSIK KESADARAN. SEMOGA BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PPP, Keputusan Bulat Nan Kotak-Kotak

11 Mei 2014   14:48 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:37 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu lagi peristiwa politik yang aneh dan lucu, bagaimana tidak lucu kalau Partai yang begitu serius disambut dengan lelucon yang sebenarnya tidak lucu, mengandung maksud dan hidden agenda.

Itu yang terjadi di PPP, ketika dilaksanakan Rapimnas untuk menentukan arah koalisi PPP pada pilpres mendatang, justru bukan pesan yang memberikan semangat untuk kebersamaan, namun malahan mengisyaratkan pertentangan yang susah untuk diputuskan.

Ketika berkuasa dan merasa dekat dengan kekuasaan, selalu digunakan senjata Voting, yang ujung2nya pasti dimenangkannya. Namun setelah dalam keadaan mepet saat sudah hilang cantelan kekuasaannya, kemudian memaksakan keinginan untuk dilakukan keputusan yang menghindari voting.

Voting kata kata sakti untuk mengancam lawan politiknya yang lemah waktu itu, kini justru dihindari karena sekarang ini sadar dirinya lemah. karena apabila voting dilakukan pasti mengalami kekalahan dan tak memiliki kesempatan memperoleh opportunity.

SDA memang memiliki sifat yang tidak fair, dan selalu mencari celah untuk mengamankan diri dan mengamankan kepentingannya sendiri pribadi, yang kini tak lagi memperoleh cantelan kekuasaan masa lalu yang sudah berakhir.

Tahu bahwa Dirinya terancam, dengan situasi perubahan konstelasi kekuasaan, maka dengan segera menempatkan diri dengan melakukan manuver memancing pihak pihak lain, untuk segera melakukan negosiasi dan menawarkan konsesi demi mengamankan kepentingannya, dan mengamankan dirinya dari masalah masalah yang lalu.

Apa pasalnya merubah keputusan Voting dengan musyawarah mufakat, apalagi melempar lelucon yang tak lucu, menginginkan suara bulat yang tidak kotak kotak, sungguh pemimpin yang tak bisa dijadikan contoh dan tauladan, yang dengan semena mena mempermainkan kata untuk mendiskripsikan potensi khianat yang dilakukannya.

Perlu diketahui bahwa PPP kini sudah kehilangan momen untuk memperkuat salah satu kubu dari kubu koalisi yang berkembang, kecuali ada harapan kembali kepada kekuatan lama Partai Demokrat yang sudah terbukti tidak lagi memiliki elektabilitas dimata masyarakat pemilih.

Bergabung dengan koalisi manapun, posisi PPP sudah tak memiliki lagi harga tawar, karena momennya sudah lewat. Koalisi PDIP sudah terisi oleh PKB, yang segera mengumumkan koalisinya dengan mekanisme yang bulat, bahkan bersama sama dengan Kyai NU.

PKB justru kini menjadi partner koalisi PDIP yang membawa gerbong Nahdliyin dan kelompok Gusdurian diluar Nahdliyin, yang lebih luas mencakup masyarakat agama lain , karena PKB adalah Partai terbuka yang membawa misi Rakhmatan Lil Aalamiin.

Kearifan Muhaimin sebagai Ketua umum PKB, untuk segera merapat kepada Para Kyai adalah tepat dalam rangka mengembalikan PKB ke khittohnya, justru Muhaimin melakukan langkah mengejutkan, yang telah mampu meninggalkan kompatriotnya Partai Demokrat, sekaligus membawa PKB kepada PDIP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun