Mohon tunggu...
Zen Muttaqin
Zen Muttaqin Mohon Tunggu... wiraswasta -

AKU BUKAN APA-APA DAN BUKAN SIAPA-SIAPA. HANYA INSAN YANG TERAMANAHKAN, YANG INGIN MENGHIDUPKAN MATINYA KEHIDUPAN MELALUI TULISAN-TULISAN SEDERHANA.HASIL DARI UNGKAPAN PERASAAN DAN HATI SERTA PIKIRAN. YANG KADANG TERLINTAS DAN MENGUSIK KESADARAN. SEMOGA BERMANFAAT.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gerindra Rontokkan SDA dan ARB, Siapa Berikutnya?

8 Mei 2014   22:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:42 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengingat mepetnya waktu, jelas ARB/Golkar mengalami pembekuan, kecuali berjuang untuk tetap menaruh opsi Capres dengan koalisi manapun, termasuk Gerindra maupun Partai Demokrat.

Sementara Golkar menunggu Kiprahnya Gerindra menangani PAN, PKS dan Partai Demokrat, satu satu akan mengalami dekompisisi internal yang tak bisa diremehkan akibatnya, termasuk PKS, PAN bahkan Partai Demokrat.

Gerindra selalu memancing penguasa, yang merasa menguasai masing masing Partai untuk dijadikan koalisinya, dan hal itu wajar, karena akan menentukan prediksi perjuangan memenangkan Pemilu Presiden mendatang.

Mampukah Hatta Rajasa masih menggenggam PAN sebagai organisasi yang bisa dengan mudah dikendalikan sesuai dengan sekehendak hatinya, kalau tidak, maka pasti ada penentu PAN, dan siapakah itu, harus jelas dan berhadapan dengan Gerindra.

Mampukah SBY masih meggenggam Partai Demokrat sebagai organisasi yang bisa denga mudah dikendalikannya sesuai dengan apa yang diinginkannya, kalau tidak, maka pasti ada penentu Partai Demokrat dan siapakah itu, harus jelas berhadapan dengan Gerindra.

Sudah dua kasus yang ternyata tidak berkuasa dan menguasai Partainya, yaitu ARB dengan Partai Golkarnya dan juga SDA dengan PPP nya, justru keduanya telah dibekukan oleh masing2 Partai, karena dianggap melampaui kewenangannya.

Zaman kini memang berbeda, dinamika politik dan kepartaian sudah tidak lagi bisa berdasarkan atas figure atau terpusat kekuasaannya kepada seseorang, namun kini seluruh partai telah mengalami perubahan yang mendasar, yaitu mendasarkan keputusan Partai dengan mekanisme yang sudah disetujui oleh A D/ART nya.

Ujung2nya manuver pribadi yang dilakukan oleh pribadi pribadi, akan menemui jalan buntu dan tak lagi membawa kredibiltas mewakili suara partai, termasuk SBY dan juga Hatta Rajasa.

Kita tunggu saja, apa yang akan terjadi setelah gagalnya ARB dan SDA melampaui kewenangan partai, walaupun mereka adalah Ketua Umum Partai bersangkutan.

Menarik untuk disimak, karena hal ini menyadarkan kepada kita semua bahwa ternyata pelan pelan kita sudah berubah menuju kepada tatanan yang rasional yang obyektip, meninggalkan nilai2 Emosional yang subyektip.

Tentu keadaan ini mesti kita sukuri, selangkah maju meningkat menjadi manusia yang lebih tinggi derajadnya, menuju kepada manusia yang memiliki harkat dan martabat, sama sederajad dengan bangsa lain di muka bumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun