Mohon tunggu...
Dermawan lubis
Dermawan lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa pendidikan islam anak usia dini

Selanjutnya

Tutup

Diary

**Aroma Hujan Di Taman Kota**

14 Juni 2024   23:43 Diperbarui: 15 Juni 2024   00:07 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Wanita itu mengangguk mengerti, tatapannya penuh empati. "Saya rasa dia pasti senang menerima surat-surat dari Bapak."

Hujan semakin deras, tapi di bawah payung biru itu, dua jiwa berbeda generasi terhubung oleh rasa saling menghormati dan kenangan. Mereka berbicara lama, berbagi cerita dan pengalaman. Ketika hujan reda, Pak Arman merasa beban di hatinya sedikit berkurang. Ia menatap wanita muda itu dan berkata, "Terima kasih telah mendengarkan. Mungkin suatu hari nanti, kamu juga akan menemukan seseorang yang membuatmu ingin menulis surat setiap hari."

Wanita itu tersenyum dan mengangguk, "Saya harap begitu, Pak. Terima kasih atas ceritanya."

Mereka berpisah di ujung taman, tapi bagi Pak Arman, pertemuan singkat itu membawa harapan baru. Esok harinya, ia kembali dengan buku catatannya, siap menulis surat baru, dan siapa tahu, mungkin berbagi cerita dengan teman baru di bawah aroma hujan yang selalu membawa kenangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun