Mohon tunggu...
Zelvan Ramadhan
Zelvan Ramadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang pecinta buku yang tak kenal lelah, selalu mencari pengetahuan baru dan memperdalam pemahaman saya tentang aqidah dan Filsafat Islam di UIN Raden Fatah Palembang. Lahir di desa Darmo, saya tumbuh dengan semangat untuk berdiskusi dan mengorganisir kegiatan yang membangun komunitas. Setiap halaman yang saya baca adalah petualangan baru, dan setiap diskusi adalah kesempatan untuk memperluas cakrawala intelektual saya. Saya percaya bahwa melalui membaca dan berdiskusi, kita bisa meraih pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia dan makna kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Deepfake dalam Sorotan: Etika dan Realitas Digital (1)

7 Agustus 2024   12:17 Diperbarui: 7 Agustus 2024   12:32 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak terjadinya revolusi industri abad ke-18 di Inggris dengan bergantinya pola kerja dari tenaga manusia ke tenaga mesin, mendorong kemajuan teknologi yang amat pesat bagi kehidupan umat manusia (Ningsih, 2018). Puncaknya pada era 2000an teknologi menjadi tren kehidupan setiap individu. Era itu manusia tidak dapat lepas dari teknologi. 

Teknologi tidak hanya menyediakan informasi, komunikasi, edukasi, dan hiburan, tetapi juga membantu memenuhi berbagai kebutuhan (Danuri, 2019). Salah satu bentuk kemajuan teknologi adalah digitalisasi informasi dan komunikasi, seperti platform Instagram, sebuah media sosial berbasis digital yang dibuat oleh Mike Kriger dan Kevyn Sistrom pada tahun 2010 sebagai media informasi, komunikasi, dan hiburan (Haryanto, Budi, 2022).

Dewasa ini digitalisasi informasi menampilkan sebuah produk kreatif yang unik, dengan menggabungkan antara video dan kecerdasan buatan (AI), lazimnya disebut dengan deepfake. Deepfake merupakan video hiper-realistis yang dibuat melalui AI untuk menggambarkan seseorang yang sedang melakukan aktivitas, tetapi kenyataanya tidak pernah terjadi. 

Pemanfaatan deepfake ini pun sangat beragam, sebagian orang menggunakannya untuk tujuan positif dan sebagian lain untuk tujuan negatif. Deepfake dapat berguna dalam banyak dimensi kehidupan, seperti dubbing suara dalam berbagai bahasa, menghadirkan kembali kerabat yang telah meninggal dalam bentuk virtual, membantu penderita alzheimer untuk mengingat wajah, dan masih banyak lagi (Westerlund, 2019). Namun, Itu semua tidak berarti bahwa deepfake bebas dari penggunaan yang merugikan banyak orang. 

Menurut Rakhmawati, Kecanggihan teknologi ini dapat berpotensi mengancam ruang privasi individu/kelompok. Pertama, algoritma AI dapat digunakan untuk membuat profil yang bias dan menargetkan kelompok yang rentan. Kedua, deepfake digunakan sebagai alat produksi disinformasi untuk disebarkan di platform digital tertentu, yang merugikan kelompok sosial atau politik tertentu dengan sengaja. Ketiga, Pemalsuan konten pornografi terhadap gender perempuan yang dilakukan secara sengaja untuk maksud tertentu (Rakhmawati, 2024).

Pada akhirnya, kemajuan teknologi yang merepresentasikan hakikat manusia sebagai makhluk yang dinamis, berakal, dan menghendaki kehidupan lebih baik, masih terjebak dalam perilaku-perilaku yang keliru dalam memanfaatkan produk budayanya sendiri, mencederai kehebatan dirinya sebagai manusia yang diberikan akal oleh Tuhan. 

Keadaan ironis seperti ini menuntut perenungan mendalam mengenai kehidupan. Apakah kemajuan peradaban manusia yang dibangun atas dasar rasionalitas itu, sesuai dengan hakikat dirinya, harus dikontrol dengan hukum etika yang jelas? Apakah penggunaan deepfake sebagai hasil kemajuan budaya manusia harus dibatasi oleh hukum etika agar kesejatian manusia tetap utuh secara inheren? Jawaban dari pertanyaan etic ini hanya dapat ditemukan dalam kerangka pemikiran filosofis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun