Mohon tunggu...
Zellydia DinoviHarsa
Zellydia DinoviHarsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menelusuri Jejak Masa Lalu: Ekspedisi Sejarah dan Jalur di Tebing Ciampea

13 Juli 2024   03:31 Diperbarui: 13 Juli 2024   03:51 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi pada saat kegiatan 

Tim Ekspedisi Rock Climbing pada Tebing Ciampea

Ekspedisi Sejarah ke Tebing Ciampea adalah salah satu pengalaman yang tek terlupakan. Terlebih lagi Saya dan beberapa peserta ekpedisi lainnya tentu mendapatkan pengetahuan baru tentang Sejarah dan budaya, serta merasakan sensasi petualangan yang saru. Ekpedisi ini juga menjadi sebuah pengingat akan kekayaan alam dan budaya Indonesia yang harus kita lestarikan. Ekspedisi Rock Climbing ini juga menjadikan salah satu syarat kelulusan untuk menjadi anggota penuh di AKMAPALA.

Jadi untuk Tebing Ciampea ini terletak di Desa Ciaruteun Ilir, Kampung Bubulang Amsir Rt03/Rw10, Kecamatan Cibungbulang Bogor, Jawa Barat. Untuk sosial umum penduduk pada sekitar Tebing ini, saya mulai dari suku, suku yang terdapat pada Masyarakat yang ada disekitar yaitu hampir rata rata suku Sunda tetapi ada juga yang sebagai pendatang dari suku Jawa, jumlah penduduk yang ada di desa tersebut hanya terdapat sekitar 207 pendudukan yang terdiri dari 103 penduduk Perempuan dan 104 penduduk Laki-laki, dan untuk mayoritas mata pencaharian disana yaitu dengan berkebun disana juga  ada yang kerja sebagai supir, ternak ayam dan lain sebagainnya. Disekitar area camp tebing juga sering dijadikan sebagai area Latihan untuk para Tentara (Hasil Wawancara terhadap Ibu Yuliah Halantina)

Dokumentasi pribadi pada saat kegiatan 
Dokumentasi pribadi pada saat kegiatan 
Dokumentasi hasil wawancara ibu Yuliah selaku Ibu Rt setempat

            Setelah membahas sosial penduduk saya akan melanjutkan untuk membahas Sejarah Pada Tebing Ciampea. Dahulu pada tahun 1960/1965 sekitar daerah tebing Ciampea adalah Perkebunan karet yang Dimana dikelola oleh PTP 11 Cibulang, namun lama kelamaan ada saja yang memanfaat tebing tersebut sebagai tempat Latihan Rapling dari MENPOR atau sekarang lebih dikenal dengan BRIMOP 1970. Pada awalnya pun ada Mahasiswa pencinta alam lulusan Universitas Indonesia (UI) yang pernah berkunjung ketebing Ciampea memberitahukan kepada teman teman semasa MAPALA bahwa ada sebuah batuan kapur putih, semakin lama pengungjung semakin ramai sekaitar 1980 dan akhirnya menjadi tempat para pemanjat tebing untuk melakukan Pemanjatan Tebing di Ciampea.

            Untuk ketinggian pada Tebing Ciampea berada pada 50 Meter dan jumlah jalur yang tersedia kurang lebih ada 17 jalur panjat diantaranya yaitu sebagai berikut:

  • jalur ‘cewe’ dengan tingkat kesulitan 5,7 dan tinggi 15 meter
  • Jalur 'Putih' dengan tingkat kesulitan 5,7, dan tinggi 5 meter
  • Jalur 'Kambing' dengan tingkat kesulitan 5.9 dan tinggi jalur 11 meter
  • Jalur ‘Six p’ dengan tingkat kesulitan 5.10 d dan tinggi jalur 11 meter
  • Jalur 'Intifada' dengan tingkat kesulitan 5,11 d dan tinggi jalur 5 meter
  • Jalur ‘Astrajingga’ dengan tingkat kesulitan 5.12 c ketinggian 5 meter
  • Jalur 'bicycle ' dengan tingkat kesulitan 5.11 a dan tinggi jalur 7 meter
  • Jalur 'Taliban' dengan tingkat kesulitan 5.11 c dan tinggi jalur 9 meter
  • Jalur 'Toke' dengan tingkat kesulitan 5.10 a dan tinggi jalur 7 meter
  • Jalur 'Strawberry' dengan tingkat kesulitan 5,8 dan tinggi jalur 8 meter
  • Jalur Tiram dengan tingkat kesulitan 5,8 dan tinggi jalur 7 meter
  • Jalur ‘Suka-suka’ dengan tingkat kesulitan 5,7 dan tinggi jalur kira-kira 3-4 meter
  • Jalur ‘Kasih ibu’ dengan tingkat kesulitan 5,7 dan tinggi jalur kira-kira 3-4 meter
  • Jalur 'Momen in time' dengan tingkat kesulitan 5.11 b dan tinggi jalur 4 meter
  • Jalur ‘Sabina’ dengan tingkat kesukitan 5,8 dan tinggi jalur kira-kira 4 meter
  • Jalur ‘Drupadi’ dengan tingkat kesulitan 5,11 d dan tinggi jalur kira-kira 4 meter
  • Jalu ‘Bones’ dengan tingkat kesulitan 5.7 dan tinggi jalur kira-kira 4 meter          
    Dokumentasi pribadi pada saat kegiatan 
    Dokumentasi pribadi pada saat kegiatan 
    Sumber didapat dari salah satu senior di MAPALA  ATMAWANA UIKA yaitu Mas Bo                                                                                            

 Pada pelaksanaan ekspedisi kami melakukan pemanjatan dijalur suka suka yang memiliki ketinggian 3-4 meter dan memiliki 4 hanger serta 2 top anchor. Saya menggunakan Teknik leading yang dimana  pemanjatan dari bawah ke atas dengan memasang pengaman sendiri, pada saat pemanjataan saya menggunakan bermacam Teknik Pegangan, Pijakan, Gerakan yaitu:

  • Teknik Pegangan :Pocket, Edge, Bucket, Sloper.
  • Teknik Pijakan : Edging, Smearing, Heelhoking
  • Teknik Gerakan :  Frog, Jaming, Lay Back
  • Dan Teknik lainnya seperti Rest pada pergelangan tanggan yang diberi tekanan

Untuk Teknik pada Tebing Ciampea agar lebih Efisien untuk digunakan yaitu Teknik Pegangan ada Jug/Bucket karna lebih enak untuk memegang bebatuan disana, Teknik Pijakan ada Edging karna di beberapa tebing terutama yang saya panjat jalur suka suka struktur dalam bebatuannya sangat memungkinkan kita sebagai pemanjat untuk menggunakan Teknik tersebut. Tetapi semuanya kembali lagi kepada pembaca untuk memakai Teknik apa untuk disana karna setiap orang berbeda Teknik ternyaman untuk memanjat Tebing.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun