Semarang (11/08/2021) - Pandemi Covid-19 masih terus berlangsung di Indonesia. Bahkan, pada pertengahan tahun 2021 ini jumlah peningkatan kasus Covid-19 kasus Covid-19 meningkat tajam daripada lonjakan kasus Covid-19 yang pernah terjadi pada Desember-Januari lalu. Untuk menekan kasus Covid-19, pemerinta menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diberlakukan sejak 2 Juli 2021. Pembatasan ini tentunya sangat berpengaruh dalam berbagai sektor.
Universitas Diponegoro menyelenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim II Tahun 2021 mulai tanggal 30 Juli hingga 30 Agustus. Meskipun di adakan ditengah PPKM, aktivitas tetap dilaksanakan melalui metode full daring dengan konsep KKN Pulang Kampung, dimana mahasiswa melaksanakan KKN secara individu di domisili masing-masing. Tema dari KKN tahun 2021 adalah "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis Pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)".
Salah satu mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro, Zelda Elsa Khabibah (21), membuat dua program monodisiplin yang bertema mengenai Covid-19 dan SGDs. Dalam rangka menekan rantai penyebaran Covid-19, mahasiswa menciptakan program 'Bersama Lawan Corona'.Â
Program kerja KKN ini diimplementasikan di RT 03 RW 04 Wonodri Kopen Timur, Kelurahan Wonodri, Program tersebut didasari atas tingginya kasus positif di sekitar wilayah RT 3 Wonodri Kopen, yang menandakan bahwa protokol Kesehatan masih belum diterapkan secara maksimal di daerah tersebut.
Sosialisasi program edukasi protokol kesehatan dilakukan melalui iklan layanan masyarakat mengenai 'Patuh Protokol Kesehatan' yang kemudian dibagikan pada grup Whatsapp warga. Selain itu, mahasiswa juga turut membantu kegiatan penyemprotan disinfektan warga yang dilakukan rutin tiap minggu. Distribusi Covid Kit yang terdiri atas masker dan disinfektan juga disalurkan kepada 37 RT yang berada di RT 3 Wonodri Kopen Timur.
Kelurahan Wonodri merupakan salah satu daerah strategis yang berada di dekat pusat Kota Semarang dengan jumlah UMKM mencapai lebih dari 3000.Â
Berdasarkan hasil wawancara mahasiswa dengan pelaku UMKM di Kelurahan Wonodri, banyak yang terdampak Covid-19 secara ekonomi dan masih banyaknya pelaku UMKM yang memasarkan produknya hanya dengan konvensional. Mahasiswa lantas membuat program kedua yakni 'UMKM Bangkit' yang berupa sosialisasi dan bantuan Digital Marketing untuk pelaku UMKM.
Selain memberikan edukasi mengenai Digital Marketing, mahasiswa juga memberikan bantuan kepada UMKM untuk mendaftarkan usahanya ke layanan pesan antar online seperti GoFood dan GrabFood. Untuk memaksimalkan daya tarik produk yang dijual, mahasiswa juga memberikan bantuan foto produk agar produk yang dijual dan dipasarkan melalui platform digital menjadi semakin menarik.
Kedua program berjalan dengan sangat baik meskipun dilaksanakan secara daring. Warga cukup antusias dalam menyimak dan berdiskusi mengenai informasi yang diberikan. Para pelaku UMKM juga merasa terbantu dengan adanya edukasi serta bantuan dari program tersebut untuk memaksimalkan pemasaran usahanya meski dalam keadaan pandemi Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H