Langkah kaki kami berlanjut menuju ruangan kamar yang masih tertata dengan baik. Di kamar inilah tempat Basuki Abdullah beristirahat dan menjumpai ajal nya.Â
Sang maestro harus menemui malaikat maut dengan cara yang cukup memilukan. Beliau tewas dengan cara di pukul pada bagian leher menggunakan senapan laras panjang yang beliau koleksi. Pelakunya adalah seorang perampok yang bekerjasama dengan tukang kebun yang bekerja dengannya.Â
Di ruangan ini rasanya sangat hangat. Seperti ada ketenangan yang menyelimuti seisi ruangan. Aksesoris religious serta mainan koleksi beliau juga tertata dengan rapih. Begitu pula bagian kamar mandinya, semua nya asli seperti saat Basuki Abdullah hidup.
Tepat di depan kamar tidur tadi, terdapat sebuah senjata laras panjang, baju tidur, kacamata dan lima arloji milik Basuki Abdullah. Senjata inilah yang digunakan oleh perampok untuk menghabisi nyawa Pak Bas. Terlihat cukup jelas terdapat retakan pada bagian pangkal senjata. Seketika terbayang betapa kerasnya pukulan yang menghantam leher sang legenda.Â
Selain itu, terdapat juga kacamata milik Pak Bas yang tersimpan pada sebuah lemari kaca. Kacamata ini terlihat sudah retak, dan jika di perhatikan lebih teliti terdapat bercak darah pada bagian lensa nya. Kacamata ini lah yang menjadi saksi bisu pembunuhan Basuki Abdullah.
Kami berlanjut menaiki lantai dua. Di bagian ini, terdapat koleksi aksesoris wayang orang milik Pak Bas. Selain seorang pelukis, beliau juga sering bermain menjadi wayang orang untuk mengisi acara-acara. Sungguh seorang seniman sejati.Â
Di lantai ini juga terdapat beberapa ruangan yang menyimpan lukisan beliau yang bertemakan naturalis. Selain itu terdapat juga lukisan beliau dengan tema abstrak pada ruangan ini. Salah satu karya lukisan beliau yang paling terkenal adalah Nyi Roro Kidul, atau ratu pantai selatan. Namun sayang sekali saat kami berkunjung, lukisan tersebut sedang tidak di pamerkan.Â
Di dekat ruangan ini, terdapat sebuah lukisan yang cukup memikat hati kami. Lukisan tersebut menggambarkan sosok Basuki Abdullah. Beliau melukis dirinya sendiri, dengan bermodalkan cermin.
Tentu saja ini adalah hal yang sangat luar biasa. Perpaduan antara kreatifitas, skill, serta imaginasi yang begitu baik. Tak pernah terbayang di benak kami bagaimana caranya seseorang bisa melukis dirinya sendiri dengan sebaik ini. Sungguh karya yang luar biasa.