Dan saya telah berada di sebuah bangunan yang menyimpan cerita menarik. Nuansa berbeda langsung terasa setelah melewati loket pembayaran. Disini rasanya sangat tenang sekali, entah kenapa cuaca panas khas Jakarta tiba-tiba berubah menjadi sejuk dan menenangkan.Â
Mata saya terdiam sejenak melihat arca-arca yang berbaris rapih sepanjang lorong. Ukurannya beragam, ada yang berukuran kecil tetapi ada juga yang besarnya seperti tubuh orang dewasa.Â
Tidak hanya arca yang berbentuk seperti manusia, tetapi ada juga prasasti-prasasti yang juga dibariskan sedemikian rupa.Â
Langkah saya kemudian berlanjut memasuki bangunan Museum Nasional. Sebuah Gedung yang memiliki beberapa ruangan dengan koleksi yang beragam.Â
Mulai dari benda-benda peninggalan zaman dahulu seperti aksesoris, alat makan, senjata tradisional hingga zaman pra kemerdekaan bangsa kita. Selain itu di dalamnya juga terdapat kain-kain atau pakaian khas Nusantara. Tentu saja dengan corak dan warna yang berbeda pada setiap daerahnya.
Ruangan pertama yang saya masuki berisi alat musik tradisional dari beberapa wilayah di seluruh Nusantara. Selain itu terdapat aksesoris tubuh yang terbuat dari bagian tubuh hewan.Â
Seperti kalung, gelang tangan dan sebagainya. Di dalam ruangan ini juga terdapat baju yang terbuat dari kulit binatang. Hal yang mungkin tidak kita rasakan sekarang.Â
Saya semakin bersemangat untuk menjelajahi setiap ruangan yang ada di Monumen Nasional. Lalu mata saya tertuju pada alat-alat yang terbuat dari bebatuan kasar.
Terdapat kapak yang terbuat dari batu yang diikatkan pada sebatang kayu, lalu benda seperti kompor besar yang terbuat dari batu. Tak terbayang betapa sulitnya jika kita harus membuat segala sesuatu dari batu. Sungguh merepotkan sekali bukan?
Setiap ruangan memiliki koleksi yang sangat menarik. Lalu satu hal yang saya sangat sukai dari setiap ruangan di Monumen Nasional adalah suasana yang di bangun oleh pengelola. Saat berada di dalam ruangan-ruangan ini, saya merasakan ketenangan yang sangat tentram.