Mohon tunggu...
Zeina Deschannel
Zeina Deschannel Mohon Tunggu... -

Z for Apple

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Paralel

18 Januari 2011   14:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:26 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dari apa hati mereka terbuat hingga tega membagi diri untuk mempunyai lebih dari satu teman dekat?

Apa yang ada di pikiran mereka saat memutuskan untuk bermain dengan lebih dari dua hati?

Alasan apa yang membuat mereka rela membagi bibir dan tangan-tangan mereka untuk menjamah raga yang berbeda?

Nafsu hasrat birahi?

Ada bajingan hidup dengan sifat kelakiannya yang pandai merayu memanfaatkan wanita suci yang tak pernah bermain dengan cinta. Datang kalau lagi butuh saja, minta cium pipi kanan kiri lalu pergi cari lagi mangsa lebih jelita.

Kagetnya ada juga wanita berparas malaikat cantik yang ternyata tak mau kehilangan para pendekar-pendekarnya yang mengejarnya. Ah, sekalian manfaatin saja. Satu ciuman untuk setiap upeti emas yang diberi. 3 pendekar disimpannya terang-terangan dan tak mau memilih satu. Malaikat Jalang? Atau Wanita malam?

Lalu mereka yang mendua, yang berpoligami sok suci merasa bisa berbagi adil air mani dan nafsunya itu maksudnya apa? Mau dibilang apa?

Orang macam apa sih mereka-mereka?

Oh ternyata mereka hidup di dunia?

Atau haruskah saya bertanya....

"Dunia apa yang kita tinggali sekarang hingga ternyata bangsat-bangsat tak berhati itu benar-benar ada dan nyata?"

*saya benar-benar bertanya dari sebuah cerita nyata


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun