Mohon tunggu...
Zeina Deschannel
Zeina Deschannel Mohon Tunggu... -

Z for Apple

Selanjutnya

Tutup

Puisi

3:54 PM

16 Desember 2010   08:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:41 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku terdiam sedikit bergetar. Takut dan terus menerka apa yang akan kami lakukan disana. Sudah aku yakinkan diriku dan aku siap untuk itu. Dia ulurkan tangan putih ras caucasian-nya dan aku melangkah ke arah dekapnya.

**

Dia cumbu semua kulitku, menjamahi setiap lekuknya. Matanya menyisir mataku lalu bermain dengan deru. Aku cengkram kuat tangan kekarnya dan mendesis tipis, menggelinjang manja. Desahan itu.. Kami. Hangatnya.. Dia.

Tiba puncak itu. Dia tatap tajam mataku dan aku temukan sebuah tanda tanya di dalamnya. Aku yakinkan diriku dan mengecupnya pelan mengartikan 'Aku siap, sayang'. Dia kecup lagi aku, leherku dan aku mendesah tersengal.

"Ya, sayang.. Ya.."

Dia kembali mencium bibirku dan perlahan menatap mataku tajam. Kami diam. Dia tersenyum dalam diamku seraya berkata,

"Tidak.. Simpan itu untuk calon suamimu"

Nafas deruku perlahan pelan.

Tuhan, mengapa aku lega?

3 dari 1 dan 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun