Mohon tunggu...
Zeina Deschannel
Zeina Deschannel Mohon Tunggu... -

Z for Apple

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aurora Bersenandung Waktu

4 Juni 2010   13:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:44 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aurora? Cepat datang ke Jakarta"

.

TPU Menteng Pulo, Agustus 2009

Jelita berkerudung putih beralih biru, kelabu. Seperti udara yang nian sempit, kilasan tak lagi bergurat rupa bahagia. Nyanyian Illahi lalu berkumandang hingga awan dalam dindingnya nampak bak perca. Adakah lalu semesta ikut berduka?

Bersemayam abadi sebuah jiwa dalam tenangnya. Aliran kasihnya tak pernah berhenti seperti merahnya darah yang tunai baktinya selesai di kehidupan duniawi. Sesalku hanya satu, tak ada dalam dekat ragamu saat nafas berhembus sengal. Tidurlah dengan sempurna, Emerald Januardo Ceuster. Memori tak akan membiarkan nama dan kasihmu luruh oleh waktu.

.

*Manhattan, 4 Juni 2010 9:04 am

tegarlah Aurora, masih banyak lagu yang harus kau nyanyikan di panggung dunia. nyanyikanlah setiap nada dengan jiwa maka dunia nanti bermakna.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun