"Aurora? Cepat datang ke Jakarta"
.
TPU Menteng Pulo, Agustus 2009
Jelita berkerudung putih beralih biru, kelabu. Seperti udara yang nian sempit, kilasan tak lagi bergurat rupa bahagia. Nyanyian Illahi lalu berkumandang hingga awan dalam dindingnya nampak bak perca. Adakah lalu semesta ikut berduka?
Bersemayam abadi sebuah jiwa dalam tenangnya. Aliran kasihnya tak pernah berhenti seperti merahnya darah yang tunai baktinya selesai di kehidupan duniawi. Sesalku hanya satu, tak ada dalam dekat ragamu saat nafas berhembus sengal. Tidurlah dengan sempurna, Emerald Januardo Ceuster. Memori tak akan membiarkan nama dan kasihmu luruh oleh waktu.
.
*Manhattan, 4 Juni 2010 9:04 am
tegarlah Aurora, masih banyak lagu yang harus kau nyanyikan di panggung dunia. nyanyikanlah setiap nada dengan jiwa maka dunia nanti bermakna.
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H