Mohon tunggu...
Zeina Deschannel
Zeina Deschannel Mohon Tunggu... -

Z for Apple

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mentari Senja

30 April 2010   11:13 Diperbarui: 13 Juli 2015   15:57 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mentari menatap tajam mata Senja sebelum pergi menjauh. Senja hanya mampu terdiam dalam rindu. Ingin diraihnya tangan Mentari dan meminta ia untuk tetap disini, membagi sedikit jingganya lebih lama hingga cerianya mampu memberi warna. Tapi bukan begitu kodratnya, Mentari harus tetap pulang atau nanti malah dia tak akan kembali.

Mentari mulai menjauh, memudarkan cahayanya bersama burung yang juga pulang menuju pantai di Utara. Mereka nanti membagi arah, Mentari pulang ke Ufuk Barat.

Senja sedih. Senja rindu. Langit pun membiru. Maka sore ini tak mampu ia torehkan jingga pertanda ceria. Walau tidak sampai satu jam lagi, ia akan bertemu Bulan sang pujaan hati.

*Manhattan, 300410 di jam 7 pagi.Saat mata belum bisa terpejam seharian ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun