Mohon tunggu...
khalid al-jihad
khalid al-jihad Mohon Tunggu... mahasiswa -

kulangkahkan kaki, melompat lebih tinggi, kugapai semua mimpi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saya "Muslim", Tapi Saya Tidak "Ber-Islam"

9 Januari 2016   21:22 Diperbarui: 9 Januari 2016   22:13 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="saya "muslim", tapi saya tidak "berislam""][/photo taken from: www.askamuslim.com]

 

Saya “Muslim”, tapi saya tidak “ber-islam”.

Islam merupakan agama yang dibawa oleh para utusan Allah. Isi pokok kandungannya adalah untuk selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Pada hakikatnya, Nabi Adam pun sudah membawa tugas ini, namun dizamannya disebut dengan agama tauhid. Karena nama Islam muncul pada Al-Qur’an, dan nabi Muhammad SAW yang menjadi pelopor perkembangan Islam. Tauhid sendiri dapat diartikan sebagai bentuk pengakuan akan keesaan Allah SWT. Maka sama lah artinya antara tauhid dengan islam, dan islam difungsikan sebagai hal yang lebih kompleks.

Islam secara bahasa dapat berarti damai atau selamat. Makna yang terkandung dalam Al-Qur’an, islam berarti menyerahkan diri (berserah diri) sepenuhnya hanya kepada Allah seperti yang tercantum dalam Qs.83-85. Para penganut ajaran Islam disebut dengan muslim. Apabila ditarik garis, muslim berarti seseorang yang telah “siap” menyerahkan dirinya, sepenuhnya hanya kepada Allah.

Sampai disini, kita sudahlah dapat membedakan apa yang dimaksud dengan “Islam” dan apa yang dimaksud dengan “muslim”. Survey di tahun 2013, islam memiliki pemeluk terbanyak ketimbang agama-agama yang lain. Menurut www.30days.net, 22,47% dari total penduduk didunia memeluk agama islam. Dan seperti yang kita ketahui bersama, mayoritas penduduk negeri ini pun memeluk agama islam. Yang menjadi pertanyaan ialah, apakah semua muslim yang ada saat ini ber-“Islam”??.

Semua umat didunia pasti akan mengingat peristiwa yang terjadi pada tanggal 11 September 2001, yang meruntuhkan kekokohan gedung WTC di Amerika. Peristiwa ini merenggut nyawa manusia yang tidak sedikit. Insiden ini diklaim oleh sebagian pihak ialah perbuatan kaum muslim, yang akhir-akhir ini santer disebut dengan “teroris”. Sehingga mulai sejak itu, Amerika mengemukakan “Anti Terorisme”, yang kemudian diikuti oleh berbagai negara lain didunia.

Sekalipun peristiwa ini sudah terlewat sekitar 14 tahun, namun efeknya masih terasa sampai saat ini. Dan sebagian besar masyarakat Amerika pun, menganggap ini adalah peristiwa penting yang harus dikenang. Lantas benarkah ini semua perbuatan kaum muslim??. Mungkin bagi rakyat Amerika, mereka masih meyakini bila ini perbuatan kaum muslimin. Meskipun setidaknya ada 7 ilmuwan atau elite-alie negara yang menyanggah hal ini. Mereka beranggapan bahwa ini adalah konspirasi yang dilakukan oleh kaum Yahudi guna mencekal umat Muslim didunia. Anggapan inipun disetujui secara serentak oleh semua umat muslim didunia.

Peristiwa-peristiwa semacam ini tidaklah terjadi sekali dua kali. Beberapa bulan lalu, dunia digegerkan oleh pengeboman yang dilakukan di Prancis. Dan semua awak media pun menyatakan, hal ini kembali dilakukan oleh umat muslim, yang tenar disebut dengan “teroris”. Sekalipun setelah terjadinya peristiwa itu, banyak pula muncul bukti bahwa bukan umat muslim lah yang melakukannya. Lantas siapa yang harus kita akui sebagai biang keladi terjadi semua kehancuran-kehancuran ini??. Muslim kah??. Atau ini hanya konspirasi kaum Yahudi yang berniat untuk mengahancurkan tandem islam??.

Bagi saya jawabannya terletak pada sisi mana kita melihat. Dan bagi saya apabila semua kekacauan ini dilakukan oleh umat Muslim, sadarilah pada hakikatnya Islam tidak menegaskan hal ini, dan rasulullah Muhammad SAW pun tak pernah mengajarkan umatnya untuk saling menghancurkan dan saling membunuh. Kesimpulannya adalah bolehlah ia dikatakan sebagai “muslim”, namun jangan sampai beranggapan orang-orang itu “ber-islam”. Jangan samakan muslim dengan islam, karena hal ini jauh sekali berbeda bila dilihat dari segi bahasa terlebih sisi istilah.

Islam mengajarkan untuk tidak saling berpecah belah, bukan untuk saling menimbulkan pertikaian. Dan apabila terjadi hal-hal yang seperti demikian lagi, jangalah kita mengklaim bahwa islam itu teroris, pembunuh. Hal ini sama pula yang terjadi dinegara kita ini, sekalipun mayoritas beragama muslim namun apakah ia berislam dengan baik dan benar. Maka bagi saudaraku semuanya, perbaikilah diri kita sekarang. Janganlah jadikan Islam menjadi kambing hitam dari perbuatan kita semua. Jika kita terlahir sebagai seorang muslim, jadilah muslim yang sesuai dengan maknanya. Yaitu, seseorang yang menyakini bahwa Allah lah tuhan semesta alam dan berilah gambaran yang real kepada dunia, bahwa Islam itu indah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun