Mohon tunggu...
khalid al-jihad
khalid al-jihad Mohon Tunggu... mahasiswa -

kulangkahkan kaki, melompat lebih tinggi, kugapai semua mimpi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saat yang Jauh Terasa Dekat, yang Dekat Terabaikan

29 Oktober 2015   16:16 Diperbarui: 1 November 2015   08:53 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption="dampak globalisasi"][/hilangnya romantisme kebersamaan]

 

 

Bumi yang kita pijak hari ini sudah berumur ribuan abad tahun lamanya, bahkan lebih. Dimulai dari zaman yang primitif, sampai saat ini yang penuh dengan kecanggihan teknologi. Manusia saat ini lebih menciantai segala sesuatu yang instan, yang ini semua bertolak belakang dengan gambaran nenek moyang kita dahulu. Dahulu mereka saling bekerja sama untuk mencapai sebuah hal yang mereka inginkan.

Sebenarnya ini semua adalah kehebatan manusia-manusia yang mampu mengoptimalkan potensi yang ia miliki. Sehingga mereka berhasil menemukan hal-hal baru untuk menunjang keberlangsungan kehidupan manusia. Dan atas keberhasilan mereka ini, patutlah kita mengapresiasikannya. Patutlah kita kenang jasa-jasa mereka.

Banyak sudah contoh-contoh kemudahan yang manusia rasakan saat ini. Dari segi  transportasi, komunikasi, dan masih banyak yang lainnya. Seperti yang kita ketahui bersama, kemanapun kita hedak berpergian, disana lah sudah terdapat alat yang dapat mengahantarkannya. Sejauh apa pun jarak antar kita, pasti lah ada alat yang berfungsi untuk menghubungkan kita.

Mungkin, ada sebuah pertanyaan untuk kita semua “ Apakah hal-hal yang demikian itu adalah sebuah kebanggaan?”. Mungkin mayoritas akan mejawab “ya”, ini adalah sebuah kemajuan dan patutlah tuk dibanggakan. Namun, apabila ada pertanyaan “ Sudahkah kita menggunakan hal-hal tersebut sesuai dengan tujuan penciptaannya?”.

Kecanggihan teknologi saat ini, hampir menghapus arti kebersamaan. Pernahkah kalian menyaksikan sekumpulan orang yang  sedang bersama, namun sibuk dengan “gadget”nya masing-masing?. Atau mungkin, kita pun pernah melakukan hal tersebut . Ini adalah sebuah pemandangan yang sudah lumrrah kita saksikan, namun ini akan mengahapus arti kebersamaan seiring dengan berjalannya waktu, dan seiring dengan perkembangan teknologi.

Mereka asyik dengan dunianya  sendiri, menjangkau yang jauh dan mengabaikan yang dekat. Berkomunikasi dengan yang jauh, dan menghiraukan yang tepat didepan mata. Siapakah yang patut disalahkan dalam hal ini?. Jawabannya, kita kembalikan kepada diri kita masing-masing. Tapi sadarilah amat lah berguna sebuah kebersamaan. Kita butuh moment-moment itu. Dan kita pun butuh kecanggihan teknologi.

Bayangkan apabila kita kehilangan esensi  kebersamaan, maka hilang pula budaya indah yang nenek moyang kita dahulu terapkan. Bahkan ini juga bisa menghilangkan ungkapan bahwa manusia adalah makhluk social, makhluk yang membutuhkan oranglain. Sadarilah ini adalah sebuah kekeliruan. Hanya orang-orang  yang berada terdekat dari kita lah, yang akan menolong kita saat membutuhkan pertolongan. Maka dari itu, marilah kita hapuskan kebiasaan buruk ini, tanpa menghilangkan fungsi kecanggihan teknologi.

“sebuah kebiasaan hidup yang buruk, suatu saat akan menghilangkan semua kebahagiaan”.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun