Secara umum, para ulama mengklasifikasikan sejarah peradaban kemajuan Islam dalam tiga periode besar, yaitu periode klasik berkisar antara 650-1250 M, periode pertengahan antara 1250-1800 M dan periode modern dari 1800 M hingga sekarang 1 Periode Klasik ditandai dengan kemajuan atau masa keemasan dan kejayaan Islam yang dibagi ke dalam dua tahap. Pertama, adalah tahap ekspansi, integrasi dan pusat kemajuan (650-1000 M). Di masa inilah daerah Islam meluas melalui Afrika utara sampai ke Spanyol di belahan Barat dan melalui Persia sampai ke India di belahan Timur.
Kedua, fase disintegrasi (1000-1250 M). Di masa ini keutuhan umat Islam dalam bidang politik mulai pecah. Kejayaan Islam mulai surut. Kekuasaan khalifah menurun dan akhirnya Baghdad dapat dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan di tahun 1258 M.
Pada periode pertengahan (1250-1800 M) di tandai dengan jatuhnya baghdad sampai ke penghujung abad 174. Pada periode ini di bagi pula menjadi dua fase. Fase pertama adalah fase kemunduran (1250-1500 M). Di masa ini desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat.
Sejarah Awal Berdirinya Turki dan Perkembangannya
Pendiri Turki adalah bangsa Turki sendiri dari kabilah Qayigh Oghus salah satu anak suku Turki yang mendiami sebelah barat gurun Gobi, atau daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina, yang dipimpin oleh Sulaiman. Dia mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa Mongol yang menyerang dunia Islam yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Khawarizm pada tahun 1219-1220.
Sulaiman dan anggota sukunya kemudian pindah ke arah barat dan meminta perlindungan Jalaluddin, pemimpin terakhir Dinasti Khawarizm di Transoxiana. Jalaluddin menyuruh Sulaiman agar pergi kearah barat (Asia Kecil). Kemudian mereka menetap di sana dan pindah ke Syam dalam rangka menghindari serangan mongol.
Dalam usahanya pindah ke Syam itu, pemimpin orang-orang Turki mendapat kecelakaan. Mereka hanyut di sungai Efrat karena banjir besar pada tahun 1228. Akhirnya mereka terbagi menjadi 2 kelompok, yang pertama ingin pulang ke negeri asalnya; dan yang kedua meneruskan perjalanannya ke Asia Kecil. Kelompok kedua ini berjumlah 400 kepala keluarga yang dipimpin oleh Erthogrol ibn Sulaiman. Mereka mengabdikan dirinya kepada Sultan Alauddin II dari Dinasti Saljuk Rum yang pusat pemerintahannya di Kuniya, Anatolia Asia Kecil.
Pada saat itu, Sultan Alauddin II sedang menghadapi bahaya peperangan dari bangsa Romawi yang mempunyai kekuasaan di Romawi Timur (Byzantium). Dengan bantuan dari bangsa Turki pimpinan Erthogrol, Sultan Alauddin II dapat mencapai kemenangan. Atas jasa tersebut Sultan menghadiahkan sebidang tanah yang perbatasan dengan Bizantium. Sejak itu Erthogrol terus membina wilayah barunya dan berusaha memperluas wilayahnya dengan merebut wilayah Byzantium.
Pada tahun 1288 Erthogrol meninggal dunia, dan meninggalkan putranya yang bernama Usman, yang diperkirakan lahir pada 1258 M. Usman inilah yang ditunjuk oleh Erthogrol untuk meneruskan kepemimpinannya dan disetujui serta didukung oleh Sultan Saljuk pada saat itu.