Mohon tunggu...
Zehra
Zehra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pencari Ilmu πŸ”ŽπŸ“šπŸ–Š

Fethetmeden ânce asla pes etme 🌻

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Genre Saya Normal

13 Oktober 2021   18:13 Diperbarui: 13 Oktober 2021   18:16 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Identitas gender adalah salah satu istilah dalam lingkup seksualitas. Identitas gender dapat diartikan sebagai cara seseorang merasa atau melihat dirinya, apakah sebagai perempuan, laki-laki, atau transgender. Identitas gender berbeda dengan identitas seksual. Identitas gender tidak berdasarkan jenis kelamin seseorang tersebut.Β 

Identitas gender lebih mengarah pada apa yang dirasakan oleh orang tersebut. Sekalipun ia berjenis Β kelamin vagina, tetapi jika ia merasa dirinya seorang laki-laki, itulah identitas gendernya.

Pengenalan gender pada anak dimulai dari identitas gender tentang bagaimana cara anak memandang dirinya sendiri sebagai laki-laki atau perempuan.Β 

Kesadaran tentang identitas gender mulai tumbuh sejak tahun-tahun pertama kehidupan, dan anak-anak biasanya dapat mengidentifikasi diri mereka sebagai anak laki-laki atau perempuan saat berumur 2 atau 3 tahun.Β 

Anak akan mulai memperhatikan semua orang baik laki-laki dan perempuan yang tinggal bersama di rumah atau orang lain baik laki-laki dan perempuan yang berada di luar rumah.Β 

Menurut Kinsey Institute sejak bayi lahir hingga usia tiga tahunan seorang anak menemukan identitas jenis kelaminnya (gender identity). Sebagai orangtua sangat diharapkan bisa menghadapi masa-masa ketika anak mulai mempertegas siapa dirinya dan termasuk dalam golongan yang mana (sebagai laki-laki atau perempuan).

Edward Money percaya bahwa anak-anak mampu mengembangkan identitas gender dengan membandingkan tubuh mereka kepada orang lain, dan bahwa identitas gender menjadi tetap antara usia 18 bulan dan lima tahun.Β 

Sebelum tahun 1980-an, para peneliti percaya bahwa anak-anak mengembangkan identitas gender didasarkan pada bagaimana mereka dibesarkan.Β 

Ada beberapa teori lain dalam perkembangan identitas gender bahwa dalam Teori belajar sosial menyatakan bahwa anak-anak mulai bertindak dengan cara gender tertentu sebelum mereka mampu mengidentifikasi diri mereka sebagai laki-laki atau perempuan.Β 

Anak-anak mengambil perilaku gender yang khas melalui pemodelan dan penguatan dan hanya setelah anak mampu mengembangkan atribut keterampilan berpikir tingkat tinggi kemudian mewujudkan atribut perilaku seperti untuk identitas mereka sendiri.

Teori perkembangan kognitif menjelaskan bahwa setelah anak-anak belajar bahwa seks mereka adalah permanen dan biologis, mereka menggunakan informasi ini untuk membimbing perilaku mereka dalam seks yang sesuai (Newman, 2002).

Identitas gender adalah pengetahuan anak sebagai seorang perempuan atau laki-laki. Anak diharapkan mampu memahami keteguhan dan kematapan gender dan mampu menjadikan labeling (penyebutan) bagi diri sendiri dan orang lain dalam hal gender merupakan langkah penting dalam mencapai identitas gender. Selain itu, identitas gender bersifat multidimensi, dan komponen-komponennya bervariasi menurut jenis kelamin, etnisitas, dan orientasi seksual.

Orang tua harus kampung gimana dalam masa perkembangan identitas gendernya, jika orangtua tidak penting masuk perkembangan ini maka jangan salahkan anak ketika perkembangan gender nya tidak baik.Β 

Masak-masak anak-anak sebagian pada hakikatnya diawali dengan serikat perkembangan gendernya yaitu ketika anak laki-laki memakai pakaian kakak perempuan nya atau bersifat ke feminim itu tandanya anak telah gagal di awal perkembangannya kata-kata tidak seharusnya anak laki-laki itu memakai pakaian perempuan seharusnya anak laki-laki memakai pakaian model laki-laki lagu seperti layaknya laki-laki bukan bersifat perempuan yang ke ayu-ayuan.Β 

Dalam Islam juga telah diajarkan dalam Alquran bahwa seorang laki-laki tidak boleh menyerupai seorang perempuan Begitupun sebaliknya seorang perempuan tidak boleh menyerupai seorang laki-laki. Karena Umar telah memberikan jatahnya masing-masing yang tidak akan tertukar apa apabila dia telah terlahir dengan perempuan maka dia harus bersyukur dan menikmati perjalanan hidupnya sebagai layaknya perempuan.Β 

Banyak dari kita orang tua ketika anak dalam perkembangannya, Biarkan anak tumbuh dengan sendirinya ketika dia kecil kita tidak memberikan kan tetap dengan mata yang seharusnya hak untuk. Seorang laki-laki atau perempuan ketika dia telah berumur 3 tahun diapakan masih bermain permainan yang tidak sesuai dengan genrenya misalnya seorang anak laki-laki masih bermain boneka Barbie.

Seharusnya anak laki-laki tidak bermain boneka Barbie tetapi bermain dengan rumput-rumputan contohnya seperti ketika cara berbicara . Laki-laki harus tegas dalam berbicara tidak boleh tapi jangan dengan nada lembut seperti halya dengan sifat lembut dalam berbicara layaknya perempuan.

Dalam pembekalan genre ini sebagai orangtua harus memberikan bekal pada waktu ia masih berusia dini misalnya kita memberi batasan seorang laki-laki tips seperti apa mama gitu dalam dunia permainannya berpakaian maupun ber sosialnya. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus selalu mendampinginya.Β 

Misalnya pada pertumbuhan anak seorang anak laki-laki dan perempuan dalam bersosialisasi pasti akan selalu bersama makan dari itu orang harus memberi tahu apa saja yang boleh dimainkan oleh anak laki-laki dan perempuan dan apa saja yang boleh dilakukan bersama.

Ketika orang tua telah gagal dalam mendidik perkembangan gender nya maka ketika dia sedang beranjak dewasa dia kan terus mengikuti hal yang bisa dilakukan misalnya seorang laki-laki yang tidak mendapat pendampingan dari orang tuanya maka anak itu bisa jadi anak telah tertanam jiwa feminim ketika cara berpakaian dia mengikuti cara berpakaian perempuan ketika dia berbicara dia mengikuti cara bicaranya perempuan ketika dia bermain dia mengikuti permainan yang dilakukan perempuan jika dia berkumpul atau bersosialisasi dengan orang lain maka dia akan memilih bergabung dengan kumpulan perempuan.Β 

Bahkan ketika dia telah dewasa dia kan memiliki sifat yang tidak normal dengan genre jenis yang salah dengan nyamuk bisa jadi dia akan melakukan hal yang terlarang seperti hubungan laki-laki dengan laki-laki seseorang yang memiliki sifat yang persimpangan ini pasti akan menganggap dirinya sebagai perempuan padahal terlihat pada prinsipnya lagi adalah seorang laki-laki. Dan hari ini jangan banyak kita temui di negara-negara maju atau pun berkembang itu disebabkan karena tidak adanya atau kurangnya pengawasan dari orang buat pada masa perkembangan nya.Β 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun