Media sudah tidak asing lagi dengan penyerangan yang dilakukan Israel di daerah Gaza. Penyerangan yang dilakukan militer Israel tersebut telah menewaskan ribuan nyawa. Di saat yang bersamaan, mega proyek Terusan Ben Gurion semakin menjadi sorotan dunia internasional. Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan tentang apa hubungan proyek Terusan Ben Gurion dengan penyerangan di Gaza.Â
Mega Proyek Terusan Ben Gurion
Penyerangan Israel di Gaza berkaitan dengan proyek Terusan Ben Gurion. Mega proyek terusan tersebut akan menjadi saingan dari terusan Suez milik Mesir. Pembangunan terusan Ben Gurion sendiri bermula dengan adanya krisis Terusan Suez. Pada tahun 1956, Terusan Suez yang terkenal sebagai jalur maritim strategis mengalami konflik internasional. Penyebab konflik adalah keputusan Mesir di bawah pemerintahan Gamal Abdel Nasser untuk menasionalisasi Terusan Suez. Negara seperti Perancis, Britania Raya, dan Israel yang sebelumnya memegang kontrol atas jalur tersebut menjadi khawatir.Â
Pada 29 Oktober 1956, Israel melancarkan serangan militer ke Israel, yang kemudian membuka kesempatan bagi Perancis dan Britania Raya untuk ikut menyerang. Penyerangan yang dilakukan oleh ketiga negara tersebut mendapatkan perhatian dari PBB. Di bawah tekanan Amerika Serikat, Uni Soviet, dan PBB, gencatan senjata akhirnya tercapai pada 7 November 1956. Sejak saat itu, Mesir memegang kendali atas Terusan Suez.Â
Kepemilikan Terusan Suez oleh Mesir memicu pihak Amerika Serikat dan Lawrence Livermore National Laboratory berencana membuat alternatif dari Terusan Suez, yakni Terusan Ben Gurion yang ada di Israel. Dikutip melalui suara.com, Terusan Ben Gurion akan menghubungkan Laut Merah dengan Mediterania, sama seperti Terusan Suez. Yang membedakannya, Terusan Ben Gurion akan memiliki pintu masuk di Teluk Aqaba. Terusan ini akan bermula di Eilat dan berakhir di jalur Gaza, sebelum akhirnya berakhir di Laut Mediterania.Â
Melalui memo yang berasal dari Laboratorium Nasional Lawrence Livermore, Amerika berencana menggunakan 520 bom nuklir untuk membangun jalur yang akan digunakan untuk membangun Terusan Ben Gurion. Penggalian secara konvensional dirasa terlalu banyak memakan biaya, sehingga bahan peledak menjadi alternatif yang dipilih. Selain itu, memo tersebut juga menyebutkan bahwa Terusan Ben Gurion akan dibuat sepanjang 160 mil melintasi Israel, lebih panjang dari Terusan Suez yang tentunya akan memberikan keuntungan lebih banyak.Â
Lalu, apa hubungan pembangunan Terusan Ben Gurion dengan penyerangan Israel di Gaza?Â
Pembangunan Ben Gurion harus dilakukan melalui wilayah Palestina, yaitu jalur Gaza. Yang menjadi permasalahan adalah, mereka harus berbagi keuntungan dengan Palestina apabila Terusan Ben Gurion berada di wilayah Palestina. Alasan ini kemudian menjadi dugaan kuat mengapa Israel ingin menduduki Gaza. Selain itu, sedari awal pembangunan Terusan Ben Gurion ditujukan untuk mendapatkan keuntungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Terusan Suez, apalagi setelah Mesir memutuskan untuk menasionalisasi Terusan Suez.Â
Beberapa Tantangan Proyek Terusan Ben Gurion
Meski dinilai sebagai proyek fantastis yang dapat menghasilkan banyak uang, terdapat beberapa tantangan dan kontroversi dari pembangunan Terusan Ben Gurion. Apabila melihat melalui peta, Terusan Ben Gurion akan membelah Gurun Negev dan Lembah Arabah yang terkenal dengan flora dan faunanya yang beragam. Pembangunan terusan ini secara otomatis akan mengganggu stabilitas flora dan fauna di kawasan tersebut. Selain itu. terusan ini juga akan berdampak pada perubahan suhu, salinitas, dan keanekaragaman hayati Laut Mati. Selain itu, Terusan Ben Gurion berpotensi memicu gempa bumi, tanah longsor, banjir, serta risiko kekeringan.Â
Tantangan proyek juga dapat dilihat dari sisi politik yang cukup rumit. Seperti yang sudah dibahas di paragraf sebelumnya, proyek Ben Gurion memiliki sisi politik yang kompleks. Pembangunan Terusan Ben Gurion melibatkan banyak kepentingan dari banyak negara di wilayah tersebut. Terusan ini sendiri melintasi perbatasan Israel, Yordania, Mesir, serta beberapa wilayah sengketa yang diklaim oleh Palestina. Oleh karena itu, Terusan Ben Gurion akan memerlukan persetujuan dan kerja sama dari negara-negara tersebut.Â
Selain itu, proyek terusan ini akan memicu permusuhan antara Mesir sebagai pemilik Terusan Suez dan negara Arab lainnya dengan Israel yang dianggap sebagai ancaman kedaulatan mereka. Terusan tersebut juga dapat melanggar hukum dan konvensi internasional yang mengatur pengelolaan aliran air lintas batas dan terusan antar laut yang penting.
Kedekatan Amerika dengan IsraelÂ
Dalam melakukan penyerangan ke daerah Gaza, Israel mendapatkan bantuan dari Amerika sebagai salah satu pemegang hak veto di PBB. Hak veto tersebut membuat Amerika dapat menolak resolusi PBB, sekalipun negara yang menyetujui resolusi tersebut menang secara kuantitas. Contohnya adalah voting mengenai gencatan senjata antara Israel dan Gaza. Amerika menggunakan hak veto mereka untuk menolak gencatan Hamas-Israel di saat 120 negara lainnya menyatakan mendukung gencatan.
 Seperti yang telah dijelaskan di paragraf atas, Amerika menjadi negara penginisiasi dibentuknya Terusan Ben Gurion di Israel demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibandingkan Terusan Suez. Pemilihan Gaza sebagai tempat pembangunan terusan adalah jalurnya yang pendek. Agar dapat memiliki akses keuntungan Terusan Ben Gurion, mau tidak mau, Amerika harus menjaga hubungan yang baik dengan Israel serta mendukung pendudukan Israel di Gaza yang memang tujuannya adalah demi pembangunan Terusan Ben Gurion.Â
Sumber:Â
https://www.newarab.com/news/what-israels-Ben Gurion-canal-plan-and-why-gaza-matters
https://www.thecanadafiles.com/articles/canada/us-quiet-motive-for-backing-israels-genocide-the-Ben Gurion-canal
https://www.suara.com/news/2023/11/06/202342/israel-ngotot-bangun-alternatif-terusan-suez-terusan-Ben Gurion-disebut-cikal-bakal-konflik-gaza
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI