Mohon tunggu...
Zefanya Stephanie Bramantya
Zefanya Stephanie Bramantya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Coffee Addict

Seorang mahasiswa yang tertarik mengulik topik tertentu dengan media tulisan. Sudah sejak lama menjadikan kebiasaan menulis sebagai hobi, berharap dapat memberikan insight dan inspirasi baru melalui artikel-artikel yang dirangkai.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Terusan Ben Gurion: Alasan Penyerangan Israel di Gaza?

5 Desember 2023   22:43 Diperbarui: 5 Desember 2023   23:05 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media sudah tidak asing lagi dengan penyerangan yang dilakukan Israel di daerah Gaza. Penyerangan yang dilakukan militer Israel tersebut telah menewaskan ribuan nyawa. Di saat yang bersamaan, mega proyek Terusan Ben Gurion semakin menjadi sorotan dunia internasional. Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan tentang apa hubungan proyek Terusan Ben Gurion dengan penyerangan di Gaza. 

Mega Proyek Terusan Ben Gurion

Penyerangan Israel di Gaza berkaitan dengan proyek Terusan Ben Gurion. Mega proyek terusan tersebut akan menjadi saingan dari terusan Suez milik Mesir. Pembangunan terusan Ben Gurion sendiri bermula dengan adanya krisis Terusan Suez. Pada tahun 1956, Terusan Suez yang terkenal sebagai jalur maritim strategis mengalami konflik internasional. Penyebab konflik adalah keputusan Mesir di bawah pemerintahan Gamal Abdel Nasser untuk menasionalisasi Terusan Suez. Negara seperti Perancis, Britania Raya, dan Israel yang sebelumnya memegang kontrol atas jalur tersebut menjadi khawatir. 

Pada 29 Oktober 1956, Israel melancarkan serangan militer ke Israel, yang kemudian membuka kesempatan bagi Perancis dan Britania Raya untuk ikut menyerang. Penyerangan yang dilakukan oleh ketiga negara tersebut mendapatkan perhatian dari PBB. Di bawah tekanan Amerika Serikat, Uni Soviet, dan PBB, gencatan senjata akhirnya tercapai pada 7 November 1956. Sejak saat itu, Mesir memegang kendali atas Terusan Suez. 

Kepemilikan Terusan Suez oleh Mesir memicu pihak Amerika Serikat dan Lawrence Livermore National Laboratory berencana membuat alternatif dari Terusan Suez, yakni Terusan Ben Gurion yang ada di Israel. Dikutip melalui suara.com, Terusan Ben Gurion akan menghubungkan Laut Merah dengan Mediterania, sama seperti Terusan Suez. Yang membedakannya, Terusan Ben Gurion akan memiliki pintu masuk di Teluk Aqaba. Terusan ini akan bermula di Eilat dan berakhir di jalur Gaza, sebelum akhirnya berakhir di Laut Mediterania. 

Melalui memo yang berasal dari Laboratorium Nasional Lawrence Livermore, Amerika berencana menggunakan 520 bom nuklir untuk membangun jalur yang akan digunakan untuk membangun Terusan Ben Gurion. Penggalian secara konvensional dirasa terlalu banyak memakan biaya, sehingga bahan peledak menjadi alternatif yang dipilih. Selain itu, memo tersebut juga menyebutkan bahwa Terusan Ben Gurion akan dibuat sepanjang 160 mil melintasi Israel, lebih panjang dari Terusan Suez yang tentunya akan memberikan keuntungan lebih banyak. 

Lalu, apa hubungan pembangunan Terusan Ben Gurion dengan penyerangan Israel di Gaza? 

Pembangunan Ben Gurion harus dilakukan melalui wilayah Palestina, yaitu jalur Gaza. Yang menjadi permasalahan adalah, mereka harus berbagi keuntungan dengan Palestina apabila Terusan Ben Gurion berada di wilayah Palestina. Alasan ini kemudian menjadi dugaan kuat mengapa Israel ingin menduduki Gaza. Selain itu, sedari awal pembangunan Terusan Ben Gurion ditujukan untuk mendapatkan keuntungan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Terusan Suez, apalagi setelah Mesir memutuskan untuk menasionalisasi Terusan Suez. 

Beberapa Tantangan Proyek Terusan Ben Gurion

Meski dinilai sebagai proyek fantastis yang dapat menghasilkan banyak uang, terdapat beberapa tantangan dan kontroversi dari pembangunan Terusan Ben Gurion. Apabila melihat melalui peta, Terusan Ben Gurion akan membelah Gurun Negev dan Lembah Arabah yang terkenal dengan flora dan faunanya yang beragam. Pembangunan terusan ini secara otomatis akan mengganggu stabilitas flora dan fauna di kawasan tersebut. Selain itu. terusan ini juga akan berdampak pada perubahan suhu, salinitas, dan keanekaragaman hayati Laut Mati. Selain itu, Terusan Ben Gurion berpotensi memicu gempa bumi, tanah longsor, banjir, serta risiko kekeringan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun