Mohon tunggu...
Zefanya Marthasari Sibuea
Zefanya Marthasari Sibuea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Currently studying psychology, especially in relation to human resources to improve the quality of work life.

Mahasiswa Magister Psikologi Sains Peminatan Sumber Daya Manusia

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Strategi Pemberian Reward dalam Meningkatkan Kinerja Pekerja

17 Oktober 2023   10:16 Diperbarui: 17 Oktober 2023   10:31 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Mohamed Hassan from Pixabay

Pernah kah Anda mendapatkan reward dari perusahaan atas hasil kinerja Anda yang memuaskan?

Tentunya reward yang diterima dapat berupa uang, barang, atau mungkin saja berupa kompensasi tambahan cuti. Jenis reward yang diberikan oleh perusahaan satu dengan perusahaan lainnya tentu tidak selalu sama, semua kembali lagi pada kebijakan masing-masing perusahaan. Namun, apakah pemberian reward kepada karyawan merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan?

Banyak cara yang dapat dilakukan guna meningkatkan kinerja karyawan. Salah satu cara yang sering kali digunakan oleh perusahaan adalah dengan memberikan reward. Pemberian reward diharapkan dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih maksimal. Di samping itu, pemberian reward juga diharapkan dapat meningkatkan kepuasan karyawan sehingga, hal tersebut memungkinkan karyawan untuk lebih berkomitmen pada perusahaan. Selain itu, pemberian reward juga menjadi salah satu cara untuk membentuk perilaku yang diinginkan. Agar karyawan mempunyai perilaku yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan, maka dibutuhkan metode yang tepat.

Penggunaan metode pemberian reward seringkali diharapkan mendapatkan timbal balik dari karyawan. Namun, tidak jarang pemberian reward tidak tepat sasaran sehingga perilaku yang diharapkan tidak muncul pada diri karyawan. Bahkan, pemberian reward seringkali tidak membuat para karyawan memiliki loyalitas yang tinggi pada pekerjaan dan perusahaan.

Lalu, bagaimana cara yang tepat agar pemberian reward efektif dalam pembentukan perilaku?

Sebelum kita tahu cara apa yang tepat, kita terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana pembentukan perilaku.

Dalam lingkup Psikologi, terdapat pembentukan perilaku melalui learning yang disebut dengan operant conditioning. Operant Conditioning adalah pengkondisian yang dilakukan untuk memperkuat tingkah laku dengan pemberian reinforcement dan jika perilaku tersebut ingin dikurangi atau dihilangkan maka dapat diberikan punishment. Secara singkat, jika perilaku diikuti oleh reinforcement, maka perilaku tersebut cenderung akan dilakukan kembali. Sebaliknya, jika perilaku diikuti oleh punishment, sering kali perilaku cenderung berkurang bahkan tidak akan lagi dilakukan oleh individu tersebut. 

Dengan dilakukannya operant conditioning, karyawan cenderung terlibat dalam perilaku yang membuat mereka dihargai dan menghindari perilaku yang membuat mereka mendapat hukuman. Tentunya, reward termasuk ke dalam pengkondisian yang ditujukan untuk memperkuat tingkah laku. Tidak heran, jika reward pada umumnya hanya diberikan kepada karyawan yang memiliki hasil kerja yang memuaskan. Hal tersebut dimaksudkan agar karyawan termotivasi untuk terus menghasilkan pekerjaan yang berkualitas tinggi.

Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan keefektifan pemberian reinforcement, antara lain adalah penelitian Slowiak (2014) yang menggunakan gabungan klarifikasi tugas, penetapan tujuan, umpan balik, dan penghargaan di sebuah klinik medis untuk mencapai peningkatan 38% pada karyawan layanan pelanggan yang menggunakan sapaan yang tepat dan peningkatan 22% dalam penggunaan nada ramah. Selain itu, terdapat penelitian Salah (2016) yang menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis reward dan kinerja karyawan pada perusahaan pertambangan terpadu yang berlokasi di bagian selatan Yordania.

Namun, selalu menjanjikan reward kepada karyawan untuk tugas yang sudah mereka selesaikan bisa menjadi boomerang. Reward yang berlebihan dapat mengurangi bahkan menghilangkan motivasi intrinsik karyawan. Motivasi intrinsik adalah keinginan untuk melakukan suatu perilaku secara efektif dan untuk kepentingan sendiri. Karyawan cenderung menyelesaikan tugas hanya untuk sebuah reward yang akan mereka dapatkan, jika motivasi intrinsik yang dimiliki berkurang atau hilang, dapat menimbulkan penurunan kinerja apabila reward tersebut tidak ada. Selain itu, jika karyawan hanya mengandalkan motivasi ekstrinsik, pekerjaan yang mereka lakukan cenderung tidak berkembang dan hanya melakukan seadanya. 

Berikut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan reward kepada pekerja, agar lebih efektif dan tepat sasaran. 

Pertama, pelajari siapa yang akan diberikan reward, apakah pemberian reward ditunjukkan kepada level staff, atau divisi berbeda dan perbedaan karyawan lainnya. Di samping itu, mengetahui siapa yang akan diberikan reward juga bertujuan untuk menentukan seberapa besar nilai reward pada pekerjaan yang sudah dilakukan. Divisi yang melakukan tugas berat selama berbulan-bulan mungkin akan mendapatkan nilai reward yang cukup besar dibandingkan dengan divisi yang melakukan tugas tidak terlalu besar. Hal ini bertujuan agar karyawan merasa diperlakukan secara adil atas kinerja yang sudah mereka lakukan. Tentu perusahaan harus memberikan penjelasan kepada karyawan lainnya atas reward yang mereka dapatkan, agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial. 

Kedua, mengetahui jenis reward yang sesuai. Hal ini tidak jauh berbeda dengan poin pertama yang memiliki tujuan pemberian reward efektif dan tepat sasaran. Ketika perusahaan sudah tau siapa yang akan diberikan reward, pemilihan jenis reward harus segera ditentukan. Perusahaan dapat membuat hierarki reward di mana perwakilan karyawan membuat daftar preferensinya terhadap berbagai macam reward. Reward yang diharapkan satu divisi mungkin akan berbeda dengan divisi lainnya, contohnya reward yang diharapkan oleh divisi sales adalah insentif berupa uang ketika mereka mencapai goals penjualan. Namun, mungkin divisi IT mengharapkan reward tambahan cuti ketika mereka selesai mengerjakan projek berminggu-minggu. Sehingga penting bagi perusahaan mengetahui kepada siapa reward akan ditunjukkan dan kontribusi pekerjaan mereka seperti apa. 

Ketiga, perhatikan kapan reward tersebut diberikan. Penelitian menunjukkan bahwa reward paling efektif jika diberikan segera setelah perilaku muncul. Jika pemberian reward terlalu lama, efektivitas reward untuk meningkatkan kinerja akan terhambat. Di samping itu, pemberian reward yang sering, tanpa mempertimbangkan hal lainnya dapat mengakibatkan tidak terjadinya peningkatan kinerja. Hal tersebut dikarenakan pemberian reward yang sering dapat membuat karyawan sudah mengetahui pola pemberian reward sehingga mereka cenderung hanya melakukan kerja yang baik ketika mendekati waktu pemberian reward. Selain itu, pemberian reward yang sering juga dapat menghilangkan arti dari reward tersebut dan membuat karyawan tidak menginginkannya lagi.

Masih banyak hal-hal lainnya yang perlu diperhatikan dalam pemberian reward agar efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan dan tepat sasaran. Harapannya adalah pekerja tidak hanya bekerja untuk mendapatkan reward, namun pekerja memiliki motivasi intrinsik dalam melakukan pekerjaannya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa reward dapat membentuk perilaku dalam bekerja baik itu meningkatkan kinerja ataupun meningkatkan loyalitas pada perusahaan jika pemberian reward dilakukan secara tepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun