Mohon tunggu...
Zefanya SeptianiHaryanto
Zefanya SeptianiHaryanto Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa uajy prodi komunikasi 20

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Buruk Keseringan Main Video Game FIFA

8 Desember 2023   08:24 Diperbarui: 8 Desember 2023   08:24 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Yogyakarta - FIFA menjadi salah satu video game online yang digemari oleh kalangan muda, khususnya pria. Mereka acap kali memilih permainan ini untuk sekedar melepaskan diri dari penat keseharian mereka.

Namun, permainan ini menimbulkan banyak kekhawatiran khususnya bagi orang tua, terkait permasalahan kecanduan bermain game. Pasalnya, game yang seharusnya hanya menjadi hiburan justru malah menyebabkan kecanduan.

Kecanduan bermian game tentunya dapat menyebabkan berbagai risiko yang dapat berdampak pada dirinya dan orang di sekitar mereka. Yuk, kita simak dampak apa saja yang dapat ditimbulkan apabila terlalu sering bermain FIFA.

Rusaknya Hubungan Interpersonal

Studi yang dilakukan oleh Lo SK dan dipublikasikan pada Cyberpsychol Behav, menemukan bahwa permainan internet dapat memengaruhi kualitas hubungan interpersonal karena pemain akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain game.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan milik Ericha (21) yang memiliki kekasih seorang pemain FIFA. Ia mengungkapkan saat kekasihnya sedang asik bermain game menjadi tidak bisa diganggu dan sulit untuk diajak berbincang.

"Dia bener-bener fokus sama FIFA kalo dipanggil cuma kayak hah, noleh doang," ungkap Ericha, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta, saat dihubungi pada (07/12/2023).

"Susah diajak ngomong, jawabnya ga nyambung. Terus, misalnya harus bener-bener jawab dia harus pause game dulu, tapi itu pun dia bakal buru-buru buat lanjutin gamenya, jadi kaya susah banget ga mau diganggu," tambahnya.

Rusaknya hubungan interpersonal ini juga didukung oleh studi yang berjudul "Psychological Effects of FIFA, PES, and Clash of Clans on Young Men at Risk of Developing Internet Gaming Disorder".

Studi yang melibatkan semua mahasiswa laki-laki dari universitas-universitas di Bojnord dilakukan dengan membagi responden ke dalam tiga kelompok, kelompok mahasiswa pemain FIFA dan PES, kelompok mahasiswa pemain Clash of Clans, dan kelompok kontrol.

Studi yang dipimpin oleh Malahat Amani ini menemukan kelompok pemain FIFA dan PES memiliki skor yang lebih tinggi daripada kelompok Clash of Clans dan kontrol dalam variabel konflik dengan teman.

Hal tersebut disebabkan karena para pemain menganggap teman mereka sebagai pesaing dan mencoba untuk menghindari mereka. Meniru pemain bola terkenal juga menyebabkan mereka merasa dirinya lebih unggul dibanding temannya yang lain.

Tidak hanya itu, studi ini juga mengungkan bahwa kecanduan bermain game berkaitan dengan konflik interpersonal. Penyebabnya adalah karena mereka menghabiskan waktu lebih banyak untuk bermain game.

Internet Gaming Disorder

Bermain video games FIFA memang tidak selamanya buruk dan memiliki beberapa manfaat yang telah terbukti pada studi-studi terdahulu. Namun, permainan yang berlebihan dan meningkatnya waktu permainan dapat menyebabkan beberapa dampak negatif.

Salah satu dampak yang disebabkan dari kecanduan bermain game ini adalah IGD. Gangguan ini merupakan gangguan yang akan menyerang kognitif dan emosional pemain, seperti yang diungkap dalam laman National Library of Medicine.

Studi sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2018, mengungkap bahwa IGD akan berhubungan dengan masalah kesehatan mental seperti kecemasan, fobia sosial, prestasti akademis rendah, dan tidur yang kurang memadai.

Salah satu penyebab IGD yang ditemukan pada studi-studi yang telah dilakukan adalah karena para pemain memilikki komunikasi yang buruk dengan keluarga dan teman sebagai akibat kecanduan bermain game.

Tentu saja bermain game yang sampai menyebabkan seseorang terkena IGD memiliki dampak yang cukup buruk bagi kesehatan mental. Pasalnya, saat seseorang bermiain game secara belebihan dan mengisolasi diri dari komunikasi sosial yang sebenarnya akan meningkatkan gangguan mental pada diri mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun