Mohon tunggu...
Zefanya andriani Sirait
Zefanya andriani Sirait Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar Konstruktivisme dalam Pendidikan terhadap Peserta Didik yang Minim Belajar

19 Desember 2022   15:46 Diperbarui: 19 Desember 2022   16:16 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam pasal I Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003) (Muniarti & Usman, 2009: 58).Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.  Di  

Dalam dunia pendidikan , khususnya pendidikan di indonesia ,jika  dibandingkan dengan pendidikan pendidikan dari berbagai negara sangat menagalami ketertinggalan sangat jauh. Nah tentu saja  dalam dunia pendidikan kita harus bisa mengenali psikologi peserta didik ,itu sebabnya kenapa banyak penerapan penerapan teori belajar di buat sesuai kebutuhan peserta didiknya,  contohnya: penerapan teori  belajar konstruktivisme yang  harus di kembangkan   dalam dunia pendidikan, lalu apa sih pengertian dari teori belajar konstruktivisme itu sendiri?. 

Konstruktivisme menurut Piaget (1971) adalah sistem penjelasan tentang bagaimana siswa sebagai individu beradaptasi dan memperbaiki pengetahuan. Konstruktivisme merupakan pergeseran paradigma dari behaviourisme ke teori kognitif. dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan. yang ada dibenaknya (Susanto, 2014: 134).

Tugas bagi pendidikan tidak hanya terbatas pada mengalihkan hasil-hasil ilmu dan teknologi. Selain itu, bidang pendidikan bertugas pula menanamkan nilai-nilai baru yang dituntut oleh perkembangan ilmu dan teknologi pada diri anak didik dalam kerangka nilai-nilai dasar yang telah disepakati oleh bangsa Indonesia.

Menurut saya sendiri Teori belajar konstruktivisme itu sendiri yaitu teori yang lebih mengendepankan rasa  keaktifan sehingga peserta didik dibebaskan untuk beragumentasi serta bisa mengemukan pendapat tentang pengalaman apa yang dimiliki. Konstruktivisme mendalilkan bahwa pengetahuan tidak mungkin ada di luar pikiran kita; faktanya tidak mutlak; dan pengetahuan tidak ditemukan tetapi dibangun oleh individu berdasarkan pengalaman. dalam konstruktivisme.

Pembelajaran disajikan dalam bentuk proses konstruktif di mana pembelajar.menciptakan gambaran batin Pengetahuan, interpretasi pengalaman sendiri Representasi ini selalu terbukauntuk pengeditan, strukturnya danhubungan timbal balik mereka membentuk dasar merekatetap berpegang pada struktur data. Konstruktivisme berdasarkan pembelajaran darinya berlangsung melalui partisipasi aktif siswa dalam konstruksi pentingnya  pengetahuan doktrin konstruksionishanya mempromosikan motivasi berpikir kritis dan motivasi siswa belajar mandiri. Konstruktivisme ada konsekuensi penting untuk pelajaran.

Maka dari itu penerapan ini  terori belajar sangat cocok sekali pada peserta didik yang  rendahnya minat belajar. Kurangnya minat belajar  dimiliki peserta didik dapat mengahambat  berjalanya proses penerapan teori konstruktivisme dia dalam dunia pendidikan.  Ini tentu saja di pengaruhi oleh fakto internal dan eksternal. Dengan begitu apa saja kekurangan dan kelebihan penggunaan teori konstruktivisme khusus nya dalam dunia pendidikan?, dan tentu saja  bagaimana  dan apa saja strategi pembelajaran dan peranan lingkugan dalam menumbuhkan minat belajar peserta didik.

Adapun faktor faktor yang mempengaruhi peserta didik yang kurang minat belajar  antara lain

Faktor internal

1. Faktor fisiologis Kurangnya gizi terhadap anak yang kurang minat belajar juga mempengaruhi anak dalam kurangnya minat belajar
2.Cacat mental juga yang membuat anak merasa minder
3. Motivasi, jika seorang peserta didik kurang dapatanya semua motivasi maka meraka akan kurang serius atau kurang minat dalam belajar
4.Bakat, jika peserta didik yang tidak mengetahui  bakatnya dimana dan mereka melihat temanya mempunyai bakat maka mereka akan merasa putus asa dan malas untuk mendalami bakat yang mereka punya
5.Egois, peserta didik yang memilki sifat egois cenderung angkuh, sombong merasa lebih pintar dari yang lainya.

Faktor eksternal

1.Orang tua ( keluarga), orang tua yang kurang memperhatikan cara belajar anaknya dirumah
2.Lingkungan sekolah, kurangnya perhatian dari guru dan teman teman sebaya dapat mengakibatkan peserta didik malas  belajar
3.Faktor teknologi, kecanduan teknologi yang semakin maju semakin membuat anak kurang minat belajar

Dalam diterapkan teori belajar konstruktivisme dalam dunia pendidikan tentu saja memilki kelebihan dan kelebihan apa lagi jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, berikut ini beberapa kelebihan dan kekurang  teori belajar konstruktivisme dalam dunia pendidikan antara lain:

Kelebihan

1.Peserta didik dilatih untuk selalu aktif dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas
2.Peserta didik  dilatih untuk mencari sumber ilmu dari kemajuan teknologi
3.Peserta didik  lebih dilatih mencari sumber ilmu secara mandiri dan leluasa

Kelemahan

1.Sulit mengubah keyakinan guru yang sudah terstruktur bertahun-tahun menggunakan pendekatan tradisional.
2. Guru Konstruktivis dituntut lebih kreatif dalam merencanakan pelajaran dan memilih atau menggunakan media.
3. Siswa dan orang tua mungkin memerlukan waktu beradaptasi dengan proses belajar dan mengajar yang baru

Jika di buatnya strategis pembelajaran dibuat dengan  tegas dalam dunia pendidikan di indonesia maka pendidikan di indonesia mungkin aja perkembangan pendidikan di indonesia bisa terus mengalami peningkatan yang signifikan.   Maka dengan begitu Strategi pembelajaran ini menekankan perencanaan komprehensif yang terkait dengan tugas yang diberikan kepada siswa, lengkap dengan hukuman atau ancaman akan diberikan kepada siswa jika mereka tidak melakukan tugas dengan baik. 

Ada beberapa pemberian tugas yang telah dilakukan oleh pengagas dalam mengimplementasikan strategi ini pada pembelajaran, seperti (1) tugas meresume buku dan dikumpulkan sebelum pertemuan selanjutnya; (2) tugas akan ada setiap pertemuan yang diharuskan selesai sebelum pertemuan selanjutnya; (3) akan ada juga tugas dadakan yang diberikan kepada siswa, seperti pertanyaan yang diajukan siswa kepada pengajar akan menjadi tugasnya sendiri. 

Tugas diberikan agar siswa mandiri dalam belajar dan tidak menunda-nunda tugas yang akan didapat selanjutnya. Sebagai hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas dengan baik dan tepat waktu penggagas menerapkan hukuman seperti berupa pengurangan skor atau nilai untuk pembelajarannya, tugas tambahan lain, dan tidak lulus dalam pembelajaran ini.

Dengan begitu pola berpikir  peserat didik dalam  menjadi karakter beberapa siswa di indonesia tidak akan belajar dan mengerjakan tugas jika tidak dusuruh dan dipaksa. Maka dari itu strategi ini dibuat agar siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan disiplin saat pembelajaran berlangsung. 

Disiplin secara lengkap adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu hal dengan tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapa pun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun