Zefanya Indra Putri / 230909210
Menurut saya video Presiden Joko Widodo berpidato mengenai lompatan besar kemajuan Indonesia, sekaligus meminta izin seluruh lembaga negara dan rakyat Indonesia untuk pindah Ibu Kota ke Kalimantan sudah cukup persuasif.
Pertama, Presiden Joko Widodo menggunakan pakaian daerah Sasak Nusa Tenggara Barat dari bumi Sasak (hal ini menarik perhatian masyarakat karena Presiden menunjukkan rasa bangga menggunakan pakaian daerah yang ada di Indonesia). Menurut saya ketika berpidato di acara formal, bagaimana cara berpakaian itu mempengaruhi/mempersuasif audiens.
Kedua, Presiden Joko Widodo dalam pidatonya mengatakan bahwa "Saya ingin mengajak kita semuanya untuk meneguhkan kembali semangat para pendiri bangsa bangsa kita bahwa Indonesia itu bukan hanya Jakarta, bukan hanya pulau Jawa, tetapi Indonesia adalah seluruh pelosok tanah air dan Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote" (hal ini menarik simpati masyarakat karena merasa keberadaannya dianggap dan diperhatikan oleh Presiden).
Ketiga, Presiden Joko Widodo dalam pidatonya menegaskan bahwa "Pembangunan yang kita lakukan harus terus indonesiasentris yang dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok nusantara. Indonesia maju bukan hanya karya Presiden, bukan hanya karya Wakil Presiden, bukan hanya lembaga eksekutif, bukan hanya lembaga legislatif, ataupun yudikatif saja, tetapi keberhasilan Indonesia juga karya para pemimpin agama, para budayawan, para pendidik, keberhasilan Indonesia adalah juga karya para pelaku usaha, buruh, para pedagang, para inovator, maupun para petani, para nelayan dan para UMKM, serta tentu saja karya seluruh anak bangsa Indonesia untuk kecepatan kita dalam meraih cita-cita" (hal ini sangat mempersuasif karena membuka pikiran dan memotivasi seluruh kalangan masyarakat untuk ikut serta berkarya dalam meraih kecepatan cita cita Indonesia maju).
Keempat, dalam pidatonya meyakinkan bahwa lompatan kemajuan Indonesia kedepan ada bersama Jokowi dan memberikan afirmasi positif bahwa "Dalam persaingan kita tidak takut, ada persaingan kita hadapi dengan kreativitas, inovasi, dan kecepatan yang kita miliki, karena itu tidak ada pilihan lain kita harus berubah. Kita harus berubah cara-cara lama yang tidak kompetitif tidak bisa kita teruskan, strategi baru harus diciptakan, cara-cara baru harus dilakukan, kita tidak cukup hanya lebih baik dari sebelumnya tetapi kita harus lebih baik dari yang lainnya. Langkah demi langkah tidak lagi cukup, lompatan demi lompatan kita butuhkan, lambat asal selamat tidak lagi relevan, yang kita butuhkan adalah cepat dan selamat dalam situasi dunia yang penuh persaingan. Misi untuk ikut membangun tatanan dunia tidak boleh kita abaikan, kontribusi pada perdamaian dunia harus kita lanjutkan, kontribusi pada kesejahteraan dunia harus kita tingkatkan, inisiatif kolaborasi dan kerjasama pembangunan dunia harus kita kembangkan"
Kelima, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa "Persaingan dunia yang semakin ketat dan destruksi diberbagai bidang membutuhkan kualitas sdm yang tepat, kita butuh SDM yang berbudi pekerti luhur dan berkarakter kuat, kita butuh SDM yang menguasai keterampilan dan menguasai ilmu pengetahuan masa kini dan masa depan. Persaingan dunia yang semakin ketat membutuhkan karakter SDM yang tepat, pendidikan harus berakar pada budaya bangsa memperjuangkan kepentingan nasional dan tanggap terhadap perubahan dunia. SDM lulusan pendidikan tinggi kita harus kompetitif di tingkat regional dan di tingkat global. Kompetitif dalam karakter yaitu pekerja keras jujur kolaboratif solutif dan enterpreneurship" (hal ini sangat menjelaskan sebab-akibat mengapa Indonesia harus memiliki SDM yang unggul mampu mempengaruhi semangat untuk semakin berkualitas bagi bangsa kita).
Terakhir, dapat disimpulkan bahwa Presiden Joko Widodo persuasinya itu secara emosional dan secara empati. Sesuai dengan komunikasi persuasif yang merupakan sebuah proses komunika dengan tujuan mengubah kepercayaan, mengubah sikap, mengubah tujuan atau intensi dan juga mengubah perilaku, tapi perilaku dengan perilaku orang lain secara sadar atau tidak sadar dan dengan menggunakan kata-kata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H