[caption caption="dokumentasi pribadi"][/caption]
Sejahtera? Apa sih standard sebuah keluarga Indonesia dikatakan sejahtera? Dan semoga ke depan OJK atau Otoritas Jasa Keuangan Indonesia bisa membuat standarisasi untuk itu, saran Adhie Massardi,
Pertanyaan Pak Adi, saya juga pengen tau jawabannya haha. Oya jadi, ceritanya Sabtu, 5 Nopember 2016 di Medan, saya berkesempatan hadir di acara Nangkring Kompasiana bersama Bumiputera dengan tema Wujudkan Kesejahteraan Keluarga bersama Bumiputera. Dimoderatori oleh Iskandar Zulkarnaen, Asisten Manajer Kompasiana, kemudian dihadiri oleh dua pembicara, Adhie Massardi, selaku perwakilan direksi AJB Bumiputera 1912 dan Eko Suwanto, Kepala Wilayah AJB Bumiputera 1912 Aceh-Medan.
Acara yang diadakan di ruang Saphierre, Grand Swiss-Bell Hotel ini dibuka oleh CEO Kompasiana, Pepih Nugraha. Si akang rupanya duduk di depan saya, sudah lama pengen jumpa langsung dengan sosoknya, selama ini hanya baca tulisan-tulisan blio tentang teknik menulis dan dunia kepenulisan yang sangat inspiratif. Dalam kata sambutannya, Pepih Nugraha menyampaikan bahwa selama ini asuransi hanya milik orang kaya saja, padahal tidak seperti itu. Indonesia termasuk Negara yang kurang subur terhadap pemahaman penduduknya untuk berasuransi, sedangkan di Negara lain, penduduk lah yang mendatangi perusahaan asuransi. Oleh sebab itu, AJB Bumiputera 1912 bekerjasama dengan Kompasiana berinisiatif untuk mengadakan Kompasiana Nangkring di 5 kota besar di Indonesia, Yogyakarta, Makassar, Bali, Medan dan Bandung.
Usai kata sambutan dari Pepih Nugraha yang diakhiri dengan pesan bahwa yang terpenting dari acara ini adalah ilmunya dipraktekkan. Sip dah Kang Pepih ^_^
Kemudian acara dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Ari, perwakilan dari OJK Regional Sumut. Ari memang sepakat dengan penjelasan Kang Pepih kalau Indonesia memang masih meraba akan literasi keuangan. Nah loh apalagi tu literasi keuangan? Jadi literasi keuangan adalah istilah yang juga jadi misi OJK bagi masyarakat, yakni ketika masyarakat mengerti dan menggunakan produk jasa keuangan. OJK merasa terbantu banget dengan apa yang diselenggarakan oleh Kompasiana Nangkring bekerjasama dengan Bumiputera yakni turut menginfokan salahsatu produk jasa keuangan, asuransi.
Pemahaman awal mulai terbuka nih dari yang disampaikan Ari, intinya yuk melek literasi keuangan. Selanjutnya MC menyerahkan acara kepada Iskandar Zulkarnaen atau yang akrab disapa Mas IsZet. Sebelum memanggil pembicara, moderator sempat menyampaikan kalau di Medan ada komed tapi komed yang gak pernah meluncur ke angkasa, wekekek, yup, Kompasiana Medan disingkat Komed. Wah sumpeh deh saya baru tahu. Langsung cus niat bergabung setelah acara. Dan memang sebagian besar peserta dihadiri pasukan komed ini, orangnya pada seru-seru.
Oke sip, saatnya acara dimulai tapi sebelumnya selfih dolo, wajibh yaah, muahaha. Oya konsep acarany berupa talkshow, jadi ngomongin hal serius tapi nyantai banget *eaak.
Salahsatu surga dunia itu kata Mas Adhie adalah sejahtera secara keuangan yakni dengan asuransi. Untuk mencapai surga dunia itu harus melewati berbagai risiko. Sadarkah bahwa hidup kita ini ternyata berdampingan dengan risiko? Diantaranya kematian, kecelakaan, bangkrut, musibah atau sakit, bahkan paling simple aja, kita sedang bernapas saat ini juga dikelilingi risiko, belum lagi pada suatu riwayat dikatakan bahwa setiap harinya malaikat maut mengunjungi kita sebanyak 70 kali. Nah asuransi ada untuk berbagi risiko itu.
Lalu, berlanjut kepada penjelasan Pak Eko mengenai tujuan asuransi. Tujuan asuransi yang utama yaitu menanggulangi nilai ekonomi yang suatu saat akan hilang. Ya kayak kita yang usia produktif inilah dan menjadi tulang punggung keluarga. Dengan adanya asuransi kita gak nangis dua kali saat salahsatu nilai ekonomi dalam keluarga hilang.
Maksud nangis dua kali?
Tangisan yang pertama pastilah sedih kehilangan sosok yang selama ini menanggung segala biaya kehidupan keluarga. Tangisan kedua, bagaimana dengan biaya hidup keluarga yang ditinggal?
Bener banget, saya setuju dengan apa yang disampaikan pembicara kece pagi jelang siang hari itu.
Adapun saya mewujudkan keluarga sejahtera untuk kini dan nanti, sebenarnya gak muluk-muluk. Diantaranya, jangan berhutang dan memberikan hutang, kemudian mengurangi sifat konsumtif, maksudnya kalau pakaian masih banyak yang bagus kenapa harus beli baju baru lagi, seandainya pun dapat rejeki beli baju baru, stok baju lama yang masih bagus harus dikeluarkan untuk didonasikan kepada yang lebih membutuhkan, dengan begitu lemari juga gak penuh sesak, mengusahakan harta yang halal, karena harta yang diperoleh dengan cara haram ternyata bisa berimbas kepada ketidakberkahan hidup kita dan saya percaya itu, yang lebih penting lagi sedekah.
Selanjutnya saya juga mengikuti tips menabung ala Prita Ghozie, yakni dengan metode ZAPFIN-nya di dalam bukunya berjudul Menjadi Cantik, Gaya dan Tetap Kaya. Apa itu metode ZAPFIN?
Zakat, berasa Ramadhan ya ngobrolin zakat, etapi zakat gak hanya melulu dikeluarkan tiap bulan Ramadhan, hakikatnya dalam tiap uang yang kita peroleh ada hak orang lain di dalamnya dan standar alokasinya hanya 2,5 % saja dari pendapatan kita. Wuah kecil banget ternyata, namun efeknya menentramkan.
Assurance, nah ini yang udah kita bahas awal sekali di artikel saya ini, ternyata asuransi emang sepenting itu. Meski ada BPJS ternyata gak sepenuhnya meng-coverbiaya tak terduga dalam hidup kita, termasuk masalah biaya pendidikan anak kelak. Ada banyak pilihan perusahaan penyedia jasa asuransi, nanti saja bahas sedikit salahsatu pilihan itu. Untuk asuransi sendiri alokasikan minimal 5% untuk membangun dana darurat dan 5% untuk bayar premi asuransi.
Present Consumption, Pada tiap pendapatan kita, biaya konsumsi menempati porsi lebih besar huhu T_T, namun agar keuangan tidak minus, alokasikan dana kebutuhan sehari-hari yakni tidak lebih dari 60%.
Future Spending, maksudnya menabung, misal membuka tabungan haji atau tabungan liburan.
Investment, yakni investasi. Nah, menabung dan investasi, silahkan alokasikan dana sebesar 15%. Sisanya tinggal 13,5 %, Sisa ini bisa untuk bayar cicilan arisan buku misalnya.
Simpel bangetkan?
Sekilas Tentang AJB Bumiputera
AJB Bumiputera, merupakan perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar di Indonesia, didirikan pada 12 Februari 1912, dan sekarang usianya sudah 1 abad lebih. Wow.
Dengan pengalaman seabad itu tentu keberadaan AJB Bumiputera yang turut andil memenuhi kebutuhan masyarakat sangat diperhitungkan, lalu mengapa harus ragu menjadi bagian dari AJB Bumiputera? Bahkan berkat inovasi-inovasi produk yang diluncurkan AJB Bumiputera telah meraih banyak penghargaan salahsatunya meraih Indonesian Popular Digital Brand Award 2016 kategori Asuransi. Sukses terus AJB Bumiputera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H