Mohon tunggu...
Ahmad Zaenudin_029
Ahmad Zaenudin_029 Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Zaenudin_18190029

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bau Nyale, Membudayakan Tradisi Turun Temurun Masyarakat Sasak Lombok

26 Februari 2019   13:56 Diperbarui: 26 Februari 2019   14:21 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Lombok, NTB yang terkenal akan keindah panorama dan terkenal juga dengan sebutan pulau 1001 Majid itu memiliki sebuah  tradisi yang sangat populer khususnya di kalangan masyarakat lombok tengah. Tradisional itu dikenal dengan " BAU NYALE ".

 Apa sih Bau Nyale ?

Bau nyale adalah tradisi yang telah turun temurun leluhur masyarakat Sasak di pulau Lombok. Dalam tradisi ini, ribuan orang menangkap cacing laut di sepanjang pantai Pulau Lombok. Cacing-cacing laut ini dikenal dengan sebutan nyale, yang dipercaya oleh masyarakat lombok sebagai jelmaan Putri Mandalika. 

Siapa sih putri Mandalika? 

Al kisah pada zaman kerajaan di lombok ada sebuah kerajaan yang tentram dan sejahtra, dikerajaan tersebut lahir seorang putri raja  yang di beri nama putri mandalika  memiliki keeolokan paras yang sangat cantik. karena kecantikan parasnya banyak dari putra-putra raja( pangeran ) yang terpikat karena kecantikan sang putri mandalika, karena hal itu juga banyak pangeran yang ingin persuntingkan sang putri. 

Perihal tersebut rasa takut muncul di benak sang putri, karena kalau putri mandalika memilih salah satu dari pangeran-pangeran yang telah melamarnya, akan menimbulkan pertikaian yang akan membuat kerajaan-kerajaan pada saat itu akan terpecah belah dan akan terjadi peperangan. 

Oleh karena itu, purri mandalika memutuskan untung mengumpulkan seluruh pemuda yang ingin melamarnya di sebuah bukit, dan disanalah sang putri ini memutuskan dan berkata kepada seluruh masyarkat" saya akan menerima semua lamaran pangeran-pangeran yang telah melamar saya " karena ungkapan tersebut membuat semua masyarkat tecengang. 

Dan setelah sang ratu mengungkapkan kata-katanya sang putri pun langsung menjatuhkan dirinya ke hempasaan ombak laut, karena melihat hal tersebut warga masyarakat langsung mencari sang putri akan tetapi tidak  ada jejak sedidkit pun dari sang putri akan tetapi mereka hanya menemukan cacing-cacing laut, yang sekarang dikenal dengan "nyale".

Itulah asal mula nya NYALE, munkin itu maksud dari sang putri " saya akan menerima lamaran semua yang sudah melamaynya" dengan menjelma menjadi cacing-cacing air, agar semua orang bisa memiliki dirinya. Begitulah singkat cerita kenapa bau nyale manjadi tradisi masyarakt lombok.

Mitos-mitos ditradisi bau nyale  

Ada mitos yang tidak terlalu baik dari tradisi ini yang perlu kita hapus yaitu seperti anggapan " berkata-kata kotor, karena banyak orang berpendapat bahwa ketika kita tidak berkata kotor akan mendapatkan nyale sedikik". sebenarnya hal itu tidak berpengaruh sama sekali terhadap hasil tangkapan nyale tersebut. Oleh karena itu kita sebagia generasi penerus gumi gora lombok harus menghilangkan hal-hal negatif. kita jadikan tradisi yang baik bagi generasi-generasi penerus untuk selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun