Mohon tunggu...
Ahmad Zaenudin_029
Ahmad Zaenudin_029 Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Zaenudin_18190029

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sukses dengan "Duit"?

8 Februari 2019   17:40 Diperbarui: 8 Februari 2019   18:08 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Terkadang kita sering merasa prustasi ketika kita telah merasakan kegagalan, tapai kita tidak sadar bahwa dengan kegagalan kita bisa mengevaluasi diri agar menjadi lebih baik. degan kegagalan juga kita tahu akan artinya perjuangan. 

Disuatu Kampung ada seorang penjual gorengan setiap hari dia berjualan tapi pengahsilannya pas-pasan  bahkan hanya memiliki keuntungan sedikit. tidak  jarang dalam perjalananya berdagang terpesat dalam benaknya rasa prustasi. 

Setiap harai sang pedagan ini berjaualan tanpa kenal waktu akan tetapi gorengannya masih lagu dikit. Sang pedagang ini merasa prustasi, Tidak lama berselang sang pembeli yang berprofesi sebagai ustadz di kampungnya menghampiri sang penjual gorengan. 

ustadz :" assalamualaikum wr. wb.

pedagang  :" waalaikumussalam wr. wb. eh ustadz tumben kemari ?

ustadz :" iya nih bang, istri saya ingin di belikan gorenagan".

pedagang :" berapa ustadz, ??"

ustadz : " 10.000 an aja bang, eh bang kok  kelihatan ada massalah gitu ?"

pedagang : " iya ini ustadz belakangan ini pengahsilan saya makin lama makin kurang aja ustadz.( jawab sang pedagang sambil membungkus gorenagn pesanan ustdz ).

 ustadz : " yang sabar aja bang pasti akan menbantu hambanya yang bersabar, karena allah bersama orang-orang yang bersabar".

pedagang : " iya ustadz saya sudah bersabar, tapi terkadang saya sering ngeluh dan prustasi ustdz".

ustadz  : " Na  itu lah penyebabnya bang, mungkin abang kurang bersyukur dengan nikmat yang allah berikan kepada abang, karena Allah sudah berjanji di dalam Al-Qur'an "Barang siapa yang bersyukur atas nikmatku maka akan ku tambahkan nikmat baginya dan barang siapa yang kufur atas nikmatku sungguh adzab sangat pedih ". itu bang firman Allah dalam al-Qur'an".

pedagang : " asstagfirullah, apakah saya kurang bersyukur ( dalam hatinya ) . Nggeh ustadz terimaksih nasehatnya.

ustadz : " sama-sama bang,  kita kan saudara seiman itulah tugas kita untuk saling mengingatkan bang". Mau sukses dalam segala urusaan yang ingin Abang capai ? uajrnya kembali.

pedagang : " ya maulah ustadz, tapi gimana caranya ustadz ?"

ustadz : " Gampang !!! caranya adalah degang DUIT ??

pedagang : " kok degang duit ustadz, jangan ngawur ustadz kalau saya punya DUIT mah nggak akan kerja seperti ini ustadz".

ustadz : " maksud saya bukan DUIT yang itu bang, gimana sih Abang ini ( sambil tersenyum ). Maksud saya DUIT itu D itu Doa, U itu usaha/ ikhtiyar , I itu Ikhlas dan yang terakhir T itu Tawakkal bang". ( membayar gorengan).

pedagang : " oh itu maksud ustadz ( salting ) saya kira DUIT yang ni ( mengambil uang yang di berikan ustadz ). 

ustadz : " selama ini udah nggak Abang yang saya berikan tadi ".

pedagang : " belum pernah ustadz ".

ustadz : " pantesan Bang , ya udah Bang saya pamit dulu ya bang kasihan istri saya udah nunggu di rumah pingin makan gorengan.

 Assalamualaikum wr. wb".

pedagang : " waalaikumussalam wr wb , hati- hati ustadz sering-sering kesini ya ustadz".

setelah sang ustadz pulang, sang pedagang ini merenung " iya2 mungkin saya kurang bersyukur terhadap nikmat yang allah berikan kepada saya ">  S

Setelah di berikan saran oleh ustadz, sang pedagang ini selalu mengamalkan DUIT di kesehariannya . Hari demi hari pengahsilan pedagang ini semakin hari mulai ada perubahan, kehidupannya semaki  layak dan tercukupi. 

---TAMAT---

semoga bermanfaat dan bisa menjadi renungan kita bersama dalam menjalani segala hal , pesan saya jangan lupa dua hal 

1. bersabar ketika mendapat masalah, karena hidup itu seperti roda terkadang kita diatas dan begitu juga sebaliknya.

2. bersyukur ketika mendapatkan nikmat, karena mungkin karena nikmat tersebut kita bisa menjadi kufur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun