E-learning atau Pembelajaran Jarak Jauh atau Pembelajaran Elektronik, yang pada dasarnya adalah alat bantu (penunjang) untuk mengatasi masalah keterbatasan jarak, waktu, biaya dan tenaga pengajar. E-learning bukan sama sekali menghilangkan tenaga pengajar dan interaksi dalam belajar yang mungkin sebagian orang takutkan atau khawatirkan.
Dan jauh sebelum teknologi internet diluncurkan, kursus jarak jauh sudah ditawarkan untuk memberikan siswa pendidikan pada mata pelajaran atau keterampilan tertentu. Pada 1840-an Ishak Pitman mengajar murid-muridnya melalui korespondensi atau surat menyurat yang dikirim melalui kantor pos.
Saat ini, bagaimana memperlakukan teknologi pembelajaran elektronik (e-learning) dalam hal belajar mengajar?
Untuk memahami pertanyaan di atas, mari kita melihat awal mulai dari pemanfaatan pembelajaran elektronik (e-learning) ini.
Pelatihan Berbasis Komputer (CBT)
E-learning pertama kali dimulai oleh Universitas Illinois, Urbana-Champaign pada tahun 1960 dengan menggunakan Sistem Instruksi Berbasis Komputer (Computer-Assisted Instruction) yang dijalankan di komputer PLATO, diciptakan oleh Profesor Don Bitzer.
Sejak saat itu, tahun 1990, era CBT (Computer-Based Training) atau Pelatihan Berbasis Komputer mulai bermunculan. Aplikasi E-learning dikemas dalam bentuk CD-ROM, dijalankan di Komputer Personal (PC) Standalone. Isi materi dapat berupa tulisan maupun multimedia (Foto, Ilustrasi, Audio, Animasi dan Video).
Simulasi Pembelajaran di Asahimas
Asahimas Flat Glass Tbk. P.T. merupakan pabrik untuk pengolahan kaca datar dan berbagai produk kaca otomotif. Mesin produksinya tidak pernah berhenti bekerja dan beroperasi 24 Jam. Jadi terkadang ada orang baru yang ingin mengadakan pelatihan untuk mengoperasikan mesin, hal tersebut tidak akan pernah bisa praktek. Ini karena mesin pabrik tengah beroperasi dan kalau berhenti akan menganggu produksi. Jadi peserta pelatihan tersebut hanya tahu teori, dan saat diterjunkan ke lapangan tidak siap karena tidak pernah praktek.
Di sinilah dibutuhkan Simulasi Pembelajaran, Tim Baba Studio sebagai perusahaan Konsultang e-Learning memberikan solusi menggunakan CBT (Computer-Based Training), menghubungkan antara Mesin Simulasi ke Komputer PC. Komputer berperan sebagai mesin pabrik, dan tombol keyboard diganti dengan mesin operasi yang sebenarnya. Ini pembuatan tahun 2010 menggunakan software Macromedia Flash yang mengakses Micro-controller untuk merubah keyboard menjadi mesin yang ada tombol operasinya.
Pada awalnya petinggi dari luar negeri, dari negara Jepang tidak yakin bahwa orang Indonesia bisa membuat hal tersebut sehingga proyek ini tidak begitu menarik bagi mereka. Tetapi karena kepercayaan salah satu divisi di Asahimas terhadap Baba Studio. Dengan upaya dan budget mandiri dari divisi itu sendiri, akhirnya proyek tersebut berhasil dan membuat kagum para petinggi di Asahimas, termasuk dari Jepang. Dan kemudian direkomendasikan agar simulasi pembelajaran ini bisa digunakan di seluruh pabrik-pabrik lainnya untuk meningkatkan keahlian para staff. Bangga juga membuktikan bahwa orang Indonesia bisa membuktikan apa yang tadinya diremehkan oleh orang luar.
Asyiknya belajar IPA dengan CD Interaktif
Berikut pembuatan cd interaktif tahun 1998, pembelajaran IPA melalui animasi, video, suara, gambar dan tulisan.
02-5e5e1f00d541df5eb826e5c2.jpg
01-5e5e2074d541df3e4d7ed842.jpg
CD Edutainment ACA Asuransi
CD Edutainment ini dibuat oleh ACA Asuransi pada tahun 2010 untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang asuransi. Tantangannya adalah bagaimana membuat pelajaran asuransi menyenangkan dan kemudian kesadaran masyarakat meningkat untuk menggunakan produk asuransi.
Tim Baba Studio kemudian memberikan solusi berupa pembagian metode pembelajaran menjadi 4 (empat) bagian, yaitu :
- Animasi, Menceritakan inti dari topik pembelajaran secara singkat untuk membuat masyarakat terhibur, senang dan kemudian menjadi suka mengenai asuransi.
- Game, Membuat permainan yang menyenangkan dan mendidik sehingga masyarakat tidak sadar bahwa mereka telah belajar.
- Artikel, Memberikan pengetahuan yang lebih luas bagi masyarakat yang ingin serius.
- Kuis, Sebagai sarana untuk menguji masyarakat sampai dimana pengetahuan tentang asuransi.
Jadi dengan metode pembelajaran tersebut, maka ACA Asuransi sudah mencakup seluruh level masyarakat.
01-5e5e20ae097f3608cd604e33.jpg
03-5e5e1f6bd541df565c04d582.jpg
05-5e5e1f76d541df6c0a7fd5f2.jpg
Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Narkotika (BNN)
Berikut adalah dari Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Narkotika (BNN), membuat CD Interaktif, CD Permainan untuk dibagikan kepada para pelajar di seluruh Indonesia agar mereka sadar akan kesehatan dan bahaya dari penggunaan obat terlarang (narkoba).
Sejak tahun 2003, Saya dan Tim Baba Studio sudah melayani berbagai pembuatan aplikasi multimedia untuk pembelajaran elektronik di berbagai Kementerian, Lembaga dan Perusahaan.
Sistem Manajemen Pembelajaran (LMS)
Sistem Manajemen Pembelajaran atau Learning Management System (LMS) mulai muncul seiring dengan perkembangan teknologi internet pada tahun 1997. Kebutuhan informasi yang dapat diperoleh dengan mudah dan cepat sudah menjadi suatu kebutuhan. Ruang dan waktu ini sudah bukan masalah lagi.
Perkembangan LMS makin pesat dengan berbagai pemikiran baru yang selalu diperbaharui untuk membuat e-learning semakin efektif dan efisien. Oleh karena itu LMS harus mengikuti suatu standar sehingga aplikasi e-learning tidak punya masalah dengan interoperability, sehingga bisa dijalankan di berbagai sistem yang berbeda. Serta diharapkan LMS bisa saling integrasi dan berbagi informasi satu sama lain, dan tentu perlu dibuat standarisasinya, anda bisa memilih menggunakan AICC (Airline Industry CBT Commetee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
Tahun 1999, LMS mulai dikembangkan secara total melalui media berbasis web, tidak hanya dalam belajar mengajar saja, tetapi sampai mengelola urusan administrasi, dokumentasi, tracking, dan laporan. Juga saat ini, sudah mampu berkolaborasi dengan berbagai Platform Video Conference, Video Streaming, Chatbot Artificial Intelligence, dsb.
Website e-Learning
Tim Baba Studio mulai menangani pembuatan e-learning melalui media web sejak tahun 2012 dengan melayani BKPM (Badan Kordinasi Penanaman Modal), Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Kelautan. Mereka tidak menggantikan sistem belajar yang sudah ada, jadi e-Learning ini sebagai penunjang dan berkolaborasi (hybrid learning) dengan sistem belajar yang ada. Tinggal porsi penilaiannya saja yang harus ditetapkan, apakah e-Learning ini mendapat porsi 10-20% disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Dan e-Learning ini juga sekaligus bisa dijadikan portal penilaian dari seluruh sistem belajar yang ada. Dengan begitu portal ini bisa melihat profil peserta, progress belajar peserta (baik itu online/offline), penilaian tugas/latihan oleh instruktur, ujian, sampai pengambilan sertifikat. Inilah mengapa di sebut LMS (Learning Management System) karena ada fitur-fitur seperti tadi, jadi tidak hanya belajar saja.Â
Academy Baba Studio
Baba Studio juga mengembangkan e-Learning sejak tahun 2010 untuk keperluan murid-murid dan bisa diakses di  https://academy.babastudio.com/Â
Murid-murid bisa datang ke Baba Studio dan juga bisa tetap memilih belajar di rumah dengan didukung tanya jawab lewat chatting selama jam kerja oleh instruktur.
babastudio-elearning-5e5e2128d541df1c123586b3.jpg
Standarisasi LMS dengan SCORM Compliance
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, beberapa standarisasi LMS adalah AICC (Airline Industry CBT Commetee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb. Walaupun banyak standarisasi yang bisa diikuti, tetapi SCORM Compliance (Persyaratan SCORM) adalah paling populer yang bisa kita bahas di sini.
SCORM (Shareable Content Object Reference Model) adalah salah satu standar yang digunakan LMS untuk pendistribusian konten e-learning berbasis web dengan mengacu pada interoperability, accesibility, dan reusability (Rice 2006). Dikembangkan sejak tahun 2001 oleh Advance Distributed Learning, dan diadopsi oleh banyak organisasi e-learning, bahkan sampai saat ini (walaupun saat ini sudah ada successor-nya yaitu xAPI dan cmi5).
SCO (Sharable Content Object) pada istilah SCORM merupakan sebuah satuan konten yang sangat terfokus pada sebuah topik, sehingga sangat independen dan dapat dipergunakan kembali. LMS dapat melakukan tracking kepada sebuah SCO baik itu berupa bookmarking (kemampuan melanjutkan dari lokasi tertentu pada sesi pembelajaran), skor, dan status.
Konten harus merupakan laman HTML tetapi kontennya dapat berupa hypermedia seperti grafik, audio, video, atau ActiveX-object (seperti SWF) yang dapat didukung oleh web-browser. Dokumen PDF atau Office tidak dapat digunakan karena akan ter-download otomatis oleh web-browser.
Dengan format konten yang sudah ditentukan, antar LMS bisa saling berbagi tanpa harus melakukan konversi konten bila ingin dipakai untuk LMS lain. Sekali lagi, LMS ini adalah istilah lain untuk Aplikasi e-Learning berbasis web.
SCORM juga harus dapat untuk menyimpan catatan setiap peserta sampai dimana mereka sudah belajar, mata pelajaran mana saja yang sudah diselesaikan, berapa nilai dan poin yang sudah didapatkan, berapa lama peserta menghabiskan waktu dalam satu mata pelajaran.
Perkembangan e-Learning sejak 1924
Semenjak Google dan Facebook merubah prilaku orang dalam belajar, istilah Social Online Learning juga mulai tercipta dengan sendirinya. Bahan pelajaran, baik itu yang baik atau buruk bercampur aduk tanpa ada sistematika yang jelas. Setiap orang bisa memilih mana yang ingin diketahui sesuai kesadarannya pada saat itu. Jutaan konten dapat tercipta setiap detik yang dapat kita konsumsi melalui genggaman tangan, melalui handphone.
Mari kita lihat sejarahnya, dimulai pada tahun 1924, Mesin pengujian pertama diciptakan. Perangkat ini memungkinkan siswa untuk menguji dirinya sendiri. Kemudian, pada 1954, BF Skinner, seorang profesor Harvard, menciptakan "mesin pengajar", yang memungkinkan sekolah untuk mengelola instruksi program bagi siswa mereka. Namun tidak sampai tahun 1960 program pelatihan berbasis komputer pertama diperkenalkan ke dunia. Program pelatihan berbasis computer (atau program CBT) ini dikenal sebagai PLATO-Programmed  Logic  for Automated Teaching Operations (logika terprogram untuk operasi pengajaran otomatis). PLATO awalnya dirancang untuk siswa yang belajar di University of Illinois, tetapi akhirnya digunakan di sekolah-sekolah di seluruh wilayah Illinois.
Referensi
https://scorm.com/scorm-explained/
https://www.studilmu.com/blogs/details/the-history-of-e-learning
https://binus.ac.id/knowledge/2019/04/menyiapkan-konten-pembelajaran-digital-dengan-model-scorm-1-2-bagian-1/
https://elearningindustry.com/compatibility-standards-in-elearning-4-types
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI