Oleh : Syarif Andri Setiawan
Mahasiswa Program Studi Magister Teknologi Pendidikan
Univesitas Negeri Surabaya.
Di era teknologi ini, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah merasuk ke dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan. Salah satu inovasi yang sedang dikembangkan dalam dunia pendidikan adalah penerapan AI dalam asesmen adaptif. Teknologi ini membawa pendekatan baru yang mampu menggantikan asesmen tradisional yang sering dianggap kurang relevan dengan kebutuhan siswa saat ini.
Asesmen adaptif berbasis AI menjanjikan kemampuan untuk mengukur capaian belajar siswa dengan tingkat presisi yang tinggi, sekaligus menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan inklusif. Namun, seperti halnya inovasi lainnya, teknologi ini juga menghadapi tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan penerapannya berjalan efektif dan etis.
Mengapa Asesmen Adaptif?
Selama bertahun-tahun, asesmen pendidikan menggunakan pendekatan yang cenderung seragam. Metode seperti ujian pilihan ganda atau esai berbasis waktu sering kali gagal mengakomodasi perbedaan gaya belajar, tingkat kemampuan dan kebutuhan unik setiap siswa. Akibatnya, hasil asesmen lebih banyak mencerminkan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan format ujian ketimbang mengukur pemahaman mendalam mereka.
Di sinilah asesmen adaptif berbasis AI hadir sebagai solusi. Berbeda dengan pendekatan konvensional, asesmen adaptif menyesuaikan soal berdasarkan respons siswa secara realtime. Jika seorang siswa menjawab pertanyaan dengan benar, sistem akan memberikan soal yang lebih sulit dan sebaliknya, jika jawaban salah, soal akan disesuaikan menjadi lebih mudah. Proses ini memastikan bahwa evaluasi benar-benar mencerminkan kemampuan individu siswa (Vie dkk., 2017).
Keunggulan AI dalam Asesmen Adaptif
Penggunaan AI membawa sejumlah keunggulan signifikan dalam asesmen adaptif:
1. Â Akurasi Pengukuran yang Lebih Tinggi
AI mampu memproses data siswa secara mendalam, termasuk pola jawaban, waktu respons dan tingkat konsistensi. Dengan kemampuan ini, sistem dapat menghasilkan evaluasi yang lebih presisi, memberikan gambaran menyeluruh tentang kekuatan dan kelemahan siswa (Teng, Zhang & Sun, 2023). Sebagai contoh, seorang siswa yang memiliki kesulitan dalam aljabar dapat segera diidentifikasi sehingga guru dapat memberikan intervensi yang sesuai.
2. Personalisasi untuk Setiap Individu
Asesmen adaptif berbasis AI menciptakan pengalaman belajar yang unik bagi setiap siswa. Dengan memanfaatkan algoritma pembelajaran mesin, sistem ini mampu menyesuaikan tingkat kesulitan dan gaya soal agar sesuai dengan kebutuhan siswa. Hal ini memungkinkan siswa belajar dan dievaluasi tanpa merasa terbebani oleh tantangan yang terlalu berat atau, sebaliknya, merasa bosan dengan soal yang terlalu mudah.
3. Pengurangan Kecemasan Siswa
Tekanan akibat ujian konvensional sering kali memengaruhi performa siswa, menciptakan kesenjangan antara kemampuan mereka yang sesungguhnya dan hasil asesmen. Dengan pendekatan yang fleksibel dan adaptif, AI dapat membantu mengurangi kecemasan ini. Proses evaluasi menjadi lebih mendukung, memberi siswa rasa percaya diri untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
4. Umpan Balik Realtime yang Berarti
AI memungkinkan pemberian umpan balik secara langsung setelah asesmen dilakukan. Misalnya, setelah siswa menyelesaikan kuis adaptif, mereka dapat langsung mengetahui area yang perlu ditingkatkan. Guru juga dapat menggunakan data ini untuk menyesuaikan strategi pembelajaran, menciptakan pendekatan yang lebih efektif dan efisien (Bhutoria, 2022).
Studi Kasus Kesuksesan Implementasi AI
Beberapa negara telah membuktikan keberhasilan implementasi AI dalam asesmen adaptif:
- Finlandia
Negara ini terkenal dengan pendekatan pendidikan inovatifnya. Platform seperti Eduten Playground menggunakan AI untuk menyesuaikan soal matematika sesuai kemampuan siswa. Hasilnya? Siswa tidak hanya meningkatkan pemahaman konsep matematika tetapi juga merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran.
- Singapura
Sebagai pionir dalam pendidikan berbasis teknologi, Singapura telah mengintegrasikan AI ke dalam sistem asesmen nasionalnya. Guru mendapatkan wawasan mendalam tentang performa siswa, memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi kesenjangan pembelajaran dengan lebih efektif. Di sisi lain, siswa merasa lebih santai menghadapi evaluasi karena pendekatan yang lebih personal dan fleksibel.
- India
Platform adaptif berbasis AI juga diterapkan di daerah-daerah terpencil di India, memungkinkan siswa dari berbagai latar belakang mendapatkan pengalaman belajar yang setara. Dengan fitur personalisasi yang disesuaikan untuk kebutuhan bahasa dan budaya lokal, teknologi ini berhasil menjembatani kesenjangan pendidikan yang sebelumnya sulit diatasi.
Tantangan dalam Penerapan
Meski menjanjikan, namun penerapan AI dalam asesmen adaptif tidak lepas dari berbagai tantangan, yaitu:
1. Bias Algoritmik
AI hanya sebaik data yang digunakan untuk melatihnya. Jika data tersebut mencerminkan bias sosial atau budaya tertentu, hasil asesmen bisa menjadi tidak adil. Misalnya, siswa dari kelompok minoritas mungkin dinilai dengan standar yang tidak relevan dengan konteks mereka.
2. Keamanan dan Privasi Data
Sistem AI memproses data siswa dalam jumlah besar, termasuk informasi pribadi yang sensitif. Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan untuk memastikan bahwa data ini dilindungi dengan baik, baik dari ancaman kebocoran maupun penyalahgunaan (Rane, 2023).
3. Ketergantungan pada Teknologi
Penggunaan AI yang berlebihan dalam asesmen dapat mengurangi peran manusia dalam pendidikan. Guru, yang memiliki pemahaman mendalam tentang dinamika kelas, tetap diperlukan untuk memberikan konteks emosional dan interaksi yang tidak bisa digantikan oleh teknologi.
Potensi Masa Depan
Masa depan asesmen adaptif berbasis AI tidak hanya terbatas pada pengukuran capaian belajar. Teknologi ini memiliki potensi untuk mengubah seluruh ekosistem pendidikan:
- Evaluasi Keterampilan Abad ke-21
Di masa depan, asesmen tidak hanya mengukur pengetahuan faktual tetapi juga keterampilan kritis seperti kreativitas, pemecahan masalah, dan kolaborasi. Teknologi AI memungkinkan pengukuran keterampilan ini dengan cara yang lebih efektif dan akurat (Liu & Baucham, 2023).
- Pembelajaran Sepanjang Hayat
AI dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran sepanjang hayat. Individu dapat terus mengevaluasi dan meningkatkan keterampilan mereka di berbagai tahap kehidupan, baik dalam konteks akademik maupun profesional.
- Integrasi dengan Pembelajaran Digital
Asesmen adaptif dapat diintegrasikan dengan sistem pembelajaran digital, menciptakan pengalaman belajar yang terpadu. Misalnya, sistem pembelajaran dapat secara otomatis merekomendasikan modul berdasarkan hasil asesmen siswa.
Kesimpulan
AI telah membawa angin segar dalam dunia pendidikan, khususnya dalam evaluasi capaian belajar siswa. Dengan kemampuan untuk memberikan asesmen yang lebih akurat, personal, dan relevan, teknologi ini berpotensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, keberhasilan penerapan teknologi ini bergantung pada kemampuan kita untuk mengatasi tantangan yang ada, termasuk bias algoritmik dan privasi data.