Mohon tunggu...
Zeedan Mustami Argani
Zeedan Mustami Argani Mohon Tunggu... Programmer - Universitas Muhammadiyah Malang

Saya mahasiswa yang sedang menjalakan studi s1 di informatika, dan ketertarikan saya menjadi seorang Data Science.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Etika Profesi dalam Era Kecerdasan Buatan: Tantangan dan Solusi menuju Dunia Perfesionalisme

10 November 2024   05:37 Diperbarui: 10 November 2024   12:15 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini kita telah dikejutkan dengan perkembangan teknologi, dengan munculnya Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan (AI) dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat luar biasa, teknologi ini membantu pengembangan teknologi semakin cepat. Sumber daya manusia memainkan peran  penting  dalam  memanfaatkan  teknologi  ini  untuk  menambah  pengetahuan  dan beradaptasi  dengan  cepat,  sehingga  menciptakan  keseimbangan  antara  perkembangan teknologi informasi dan penggunaannya untuk memaksimalkan efisiensi. Akses internet yang semakin luas, pada akhirnya telah mengubah cara manusia bekerja, berinteraski, belajar, dan mencerna informasi. Teknologi ini tidak juga mempermudah mendapatkan informasi secara instant akan tetapi juga mendorong segala kegiatan di berbagai sektor, pendidikan, bisnis, pemerintahan, dan kesehatan.

Perlu kalian ketahui. AI telah menjadi salah satu teknologi yang paling revolusioner di abad ke-21.  Pada awalnya AI hanya dapat melakukan tugas-tugas sederhana seperti pencarian atau pengenalan pola sederhana. Tetapi, dengan kemajuan teknik dasar pengembangan AI yaitu Machine Learning, dan pembelajaran Deep Learning. Yang dimana machine learning mengacu pada serangkaian teknik statistik yang disebut model machine learning yang dapat Anda gunakan secara independen atau untuk mendukung teknik AI lain yang lebih kompleks. Dan model deep learning menggunakan jaringan neural yang bekerja sama untuk mempelajari dan memproses informasi. Jaringan tersebut terdiri dari jutaan komponen perangkat lunak yang melakukan operasi mikromatematika pada unit data kecil untuk memecahkan masalah yang lebih besar. AI kini mampu melakukan tugas yang jauh lebih kompleks berkat pengembangan Machine Learning dan Deep Learning sebagai salah satu rumus dalam pengembangan AI modern yang bisa belajar dari data, mengenali pola yang sangat rumit, bahkan membuat keputusan secara otomatis. Di dunia bisnis, AI telah membawa perubahan besar dalam cara perusahaan mengelola data, menyusun strategi, dan berinteraksi dengan pelanggan.

Profesionalisme di bidang Teknologi Informasi Komputer (TIK) tidak hanya melibatkan keterampilan teknis, tetapi juga dedikasi terhadap prinsip-prinsip etika yang mendasari praktik pekerjaan. Dalam konteks AI, di mana keputusan yang dihasilkan oleh algoritma dapat mempengaruhi kehidupan manusia secara langsung, penerapan kode etik menjadi sangat penting. Risiko penyalahgunaan teknologi, seperti pemanfaatan AI untuk memanipulasi informasi atau pengambilan keputusan yang tidak adil, dapat mengakibatkan akibat yang serius. Contohnya, algoritma yang tidak adil bisa memperburuk ketidaksetaraan sosial atau mendiskriminasi kelompok tertentu. Dengan demikian, pemahaman serta penerapan kode etik dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi menjadi suatu keharusan.

Pendapat saya adalah bahwa di zaman ketika teknologi maju dengan cepat, profesionalisme dan kode etik bukan sekadar pilihan, melainkan suatu keharusan untuk mempertahankan integritas dan kepercayaan publik terhadap teknologi. Para profesional TIK perlu mampu menyesuaikan diri dengan perubahan cepat ini sambil tetap mematuhi nilai-nilai etika yang kokoh. Hanya melalui cara ini kita dapat menjamin bahwa inovasi teknologi memberikan keuntungan yang optimal bagi seluruh komunitas tanpa mengorbankan nilai-nilai etika dan sosial.

Penting Profesionalisme Seorang Profesional TIK 

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta kecerdasan buatan (AI) telah menyebabkan transformasi signifikan dalam kehidupan manusia dan industri, tetapi juga menimbulkan tantangan baru mengenai profesionalisme dan kode etik. Kemungkinan penyalahgunaan teknologi, keberpihakan algoritma, dan efek sosial dari keputusan yang didasarkan pada AI membutuhkan panduan etika dan moral untuk menghindari pelanggaran privasi, diskriminasi, atau manipulasi informasi. Profesionalisme di sektor TIK berkaitan dengan dedikasi terhadap mutu, tanggung jawab sosial, dan integritas, di mana seorang profesional wajib menjamin bahwa hasil kerjanya aman, menjaga privasi pengguna, serta terhindar dari celah keamanan. Asosiasi untuk Mesin Komputasi (ACM) telah menetapkan pedoman etika yang mencakup prinsip tanggung jawab, keadilan, privasi, dan akuntabilitas sebagai acuan bagi para profesional TI. Agar siap memasuki dunia profesional, mahasiswa informatika harus membekali diri dengan pemahaman yang mendalam mengenai etika profesi, keterampilan teknis seperti pemrograman dan analisis data, serta kemampuan komunikasi dan kolaborasi, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif dalam sektor TIK sembari tetap mengedepankan prinsip-prinsip etis dan profesional dalam menciptakan inovasi yang bertanggung jawab.


Pesiapan mahasiswa menempuh jenjang perfesionalisme.

Seseorang dianggap sebagai profesional teknologi informasi ketika mereka  memiliki  pengetahuan  mendasar  dan  luas  tentang teknologi  informasi  di  bidang spesialisasi mereka. Mereka harus mampu memahami tujuan dan manfaat memanfaatkan informasi berdasarkan  penelitian  yang   valid  dan  pengalaman  praktis,  bukan  hanya membaca    teori    yang    ada. Persiapan teknis dan keterampilan sosial menjadi hal yang penting bagi mahasiswa IT. Dan juga perlu diketahui dengan memahami etika dalam profesi, bagi calon pekerja nantinya perlu juga memiliki moral, dan empati yang baik menjadikan lingkungan kerja yang baik dengan rekan kerja yang lain, tutur kata dan sikap yang memberikan nilai positif kepada orang sekitar. Mahasiswa harus siap memasuki dunia profesional menguasai beberapa bahasa pemrograman utama, memahami sistem jaringan, keamanan informasi, dan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap teknologi baru. Industri IT bergerak cepat, dan setiap profesional yang terlibat di dalamnya harus mampu mengikuti perubahan ini dengan tetap memperhatikan dasar-dasar yang membentuk fondasi kompetensi mereka. Mahasiswa informatika juga perlu memiliki kemampuan komunikasi yang baik, karena banyak proyek teknologi yang membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar bidang teknologi.

Dalam era di mana teknologi berkembang pesat, profesionalisme dan kode etik bukan hanya menjadi pilihan, tetapi suatu keharusan untuk menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap teknologi. Profesionalisme telah berkembang dari hanya aspek formalitas menjadi kebutuhan strategis dalam industri TIK. Perusahaan yang berhasil mengembangkan inovasi teknologi dengan standar etika yang tinggi akan memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Tantangan ke depan adalah memastikan bahwa komitmen terhadap profesionalisme tidak hanya menjadi sebutan saja, tetapi benar-benar terimplementasikan di organisasi dan tercermin dalam setiap keputusan dan produk yang dihasilkan.

Dengan menerapkan profesionalisme pada setiap pekerja, perusahaan akan memiliki lingkungan yang baik, tanpa memandang status orang lain, para pekerja akan dituntun untuk memiliki moral dan empati yang baik, serta sifat dan sikap yang baik dalam pekerjaan, maka dari itu perlu ditanamkan prinsip pekerja yang dapat memberikan inovasi dan kode etik yang memberikan lingkungan bekerja positif.

Aspek-aspek yang dibutuhkan.

Sebagai seorang mahasiswa perguruan tinggi, perlu di tekankan bahwa pembelajaran etika dan profesi sangat dibutuhkan sebelum masuk ke dalam jenjang yang lebih serius, dengan itu para pekerja fresh graduate dapat memahami setiap langkah yang perlu di ambil tanpa melanggar aturan kode etik yang ada pada setiap perusahaan, memahami kapabilitas diri, dan pada akhirnya dapat mengambil keputusan dengan dasar perfesionalisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun