Mohon tunggu...
Zainuddin El Zamid
Zainuddin El Zamid Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik

Menulis apa saja yang ingin ditulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gus Solah dan Alasan Mengapa Saya Menulis

6 Juni 2024   19:16 Diperbarui: 6 Juni 2024   19:23 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berpose dengan Gus Solah (Dokpri)

Menulis adalah seni yang tak lekang oleh waktu, sebuah kegiatan yang tidak hanya melibatkan kemampuan berpikir dan berimajinasi, tetapi juga merupakan sarana untuk mengekspresikan diri, berbagi ide, dan meninggalkan jejak bagi generasi mendatang. Tahun 2023 menjadi titik balik dalam perjalanan menulis saya, di mana saya memutuskan untuk benar-benar serius belajar dan memperdalam kemampuan menulis. Mengikuti berbagai kelas menulis telah membuka mataku terhadap dunia yang lebih luas dan memberi pemahaman mendalam tentang pentingnya menulis dengan baik dan benar.

Pada tahun 2023, aku mengikuti banyak kelas menulis dengan harapan dapat memahami gaya menulis yang baik dan benar. Salah satu guru saya adalah Budiman Hakim, atau yang biasa dipanggil 'Ombud' di komunitas The Writers. Melalui pengajaran Ombud, aku belajar banyak tentang bagaimana menulis dengan gaya yang unik dan menarik, yang dapat memikat pembaca dari awal hingga akhir. Selain Ombud, ada juga Nanda Putra Pratomo, penulis buku 'Berbenah Sebelum Punah'. Nanda memiliki pendekatan yang disiplin dalam mengajarkan menulis. Beliau mewajibkan peserta kelasnya untuk menulis setiap hari dan mengumpulkan tulisan tersebut setiap pagi dengan minimal 700 kata. Ketelatenan dan kedisiplinan yang diajarkannya benar-benar membentuk karakter menulisku.

Tidak ketinggalan, ada Awan Gunawan atau yang dikenal dengan nama pena Bret Pit, yang terkenal dengan karyanya 'Pacor Story'. Dari Bret Pit, aku belajar bagaimana menulis cerita yang asik dan penuh warna. Semua guru-guru tersebut tidak hanya memotivasi aku untuk menulis, tetapi juga mengajari cara menulis yang menyenangkan dan tidak membosankan. Rasanya rugi banget kalau berhenti menulis sekarang. Ilmunya lama-kelamaan akan luntur jika tidak terus dipraktikkan.

Tahun 2023 juga menjadi tahun bersejarah karena aku berhasil menuliskan satu naskah buku dalam waktu 30 hari. Naskah tersebut adalah hasil dari mengikuti kelas Nanda Putra Pratomo, yang memang mewajibkan peserta untuk menulis setiap hari. Disiplin yang ketat diterapkan dalam kelas tersebut, di mana setiap tulisan harus disetorkan setiap pagi dengan minimal 700 kata. Apabila ada peserta yang telat mengumpulkan tugas, maka poin di kelas akan berkurang. Jika poin berkurang, maka peserta akan dikick dari kelas. Dan anda tahu? Dari 30 peserta hanya saya dan teman saya yang bernama Ali yang bertahan sampai hari ke-27. Sayang, keesokan harinya Ali harus dikick karena ketiduran dan tidak mengumpulkan tulisannya. Hahaha.

Pada akhirnya, saya menjadi murid tunggal yang berhasil menyelesaikan tugas kelas selama 30 hari penuh. Lucu banget, karena di dalam grup WA kelas tersebut, walhasil hanya diisi oleh saya dan si mentor, Kak Nanda. Udah kayak pacaran aja. Hahaha. Pengalaman ini tidak hanya menambah ilmu dan keterampilan saya dalam menulis, tetapi juga mengajarkan pentingnya konsistensi dan disiplin dalam menulis. Menulis setiap hari, mengumpulkan tulisan tepat waktu, dan menerima kritik serta saran dari mentor adalah proses yang sangat berharga. Saya merasa beruntung bisa melalui semua itu, dan semakin yakin bahwa menulis adalah bagian penting dari hidup saya.

Inspirasi dari Sosok Gus Solah

Kenapa saya menulis? Pertanyaan ini kerap muncul dalam benak saya, dan salah satu jawabannya terinspirasi dari sosok yang sangat berpengaruh dalam hidup saya, yaitu Gus Solah (KH. Sholahuddin Wahid). Beliau tidak hanya seorang pengasuh, tetapi juga guru, motivator, dan inspirator bagi banyak santri. Gus Solah selalu mencontohkan kepada kami betapa pentingnya produktivitas dalam menulis.

Gus Solah adalah sosok yang tidak pernah berhenti berkarya, bahkan di usia yang tidak lagi muda. Meskipun sering keluar masuk rumah sakit, beliau tetap menunjukkan kepada para santrinya bahwa produktivitas tidak boleh terhenti oleh keadaan fisik. Di saat yang lain mungkin akan menyerah, Gus Solah tetap menulis. Beliau menulis artikel, opini, kritik, dan catatan-catatan penting yang memberikan banyak inspirasi dan ilmu.

Saya ingat betul bagaimana Gus Solah selalu mendorong kami untuk menulis. Beliau mengatakan bahwa menulis adalah salah satu cara untuk berkontribusi pada masyarakat, untuk berbagi ilmu dan pemikiran. Menulis juga merupakan cara untuk mencatat sejarah dan pemikiran kita, sehingga dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Kata-kata beliau selalu membekas di hati saya, menjadi pendorong utama kenapa saya memilih untuk menulis.

Gus Solah mencontohkan bahwa menulis tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Tulisan-tulisan beliau penuh dengan hikah dan pemikiran yang mendalam, yang selalu memberi inspirasi dan pencerahan bagi para pembacanya, terutama bagi santri Tebuireng. Melalui tulisan, Gus Solah telah memberikan warisan berharga yang akan selalu dikenang oleh banyak orang, termasuk saya.

Keteladanan Gus Solah inilah yang membuat saya semakin yakin untuk terus menulis. Menulis adalah cara saya untuk mengungkapkan pikiran, berbagi ilmu, dan meninggalkan jejak bagi generasi mendatang. Inspirasi dari Gus Solah membuat saya sadar bahwa menulis adalah sebuah perjalanan yang penuh makna dan nilai. Dengan menulis, saya berharap dapat mengikuti jejak beliau, memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, dan mewariskan ilmu yang bermanfaat bagi orang lain. Khususon Ila Gus Solah, Lahu Alfatihah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun