Berdoa merupakan sarana komunikasi antara manusia dengan Allah Swt. Kita sebagai muslim bisa mengungkapkan segala isi hati dengan berdoa, berharap kepada Allah dengan berdoa, serta memohon ampunan dan perlindungan dari Allah. Semakin kita sering berdoa, semakin dekat pula hubungan kita dengan Allah Swt. Allah tidak hanya mendengarkan doa kita, dalam kajian Ustadz Hanan Attaki, Allah juga selalu datang ke langit dunia disepertiga malam untuk bertanya apakah hamba-Nya ada yang butuh sesuatu, Allah akan mendengarkan.
Nabi saw. bersabda ‘Doa itu adalah ibadah’, karena doa sebagai ma’rifah, yaitu mengenal Tuhannya sehingga hati seorang hamba dapat merasakan kedekatannya dengan Allah Swt.
Beberapa pendapat ahli tafsir tentang sebab turunnya surat Al-Baqarah ayat 186 dalam Tafsir Ath-thabari adalah karena ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Muhammad, apakah Tuhan kita dekat sehingga kita cukup bermunajat kepada-Nya, ataukah jauh sehingga kita harus memanggil-Nya”, lalu turunlah ayat yang berarti:
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
Dalam Tafsir Al-Mishbah, Kata ‘hamba-hamba-Ku’ menunjuk kepada hamba Allah yang taat kepada-Nya atau mereka yang sadar akan dosanya dan memohon ampun.
Allah sebagai Al-Alim yang berarti Maha Mengetahui tentang segala hal di alam semesta ini, termasuk bagaimana kondisi para hamba-Nya, bahkan ucapan dan perbuatan mereka.
Mengabulkan doa disini adalah sebagai penepatan janji dari Allah Swt kepada hamba-Nya yang taat dan dan beriman, dalam Tafsir Al-Munir berarti yang imannya benar, melaksanakan ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya dengan ketundukkan hati. Jika mereka memenuhi apa yang Allah serukan, niscaya Allah akan mengabulkan apa yang mereka minta.
Sama halnya ketika kita menginginkan sesuatu, kita harus berusaha terlebih dulu untuk mendapatkannya. Sebagai contoh, kenaikan jabatan bisa dicapai jika kita memenuhi syarat dan sanggup mengemban tanggung jawab serta kewajiban untuk memiliki posisi yang diinginkan.
Peringatan Rasulullah dalam sabdanya,”Tuhan-Tuhanku! (Perkenankan doaku), “tetapi makanan yang dimakannya haram, dan pakaina yang dikenakannya haram, “maka bagaimana mungkin dikabulkan doanya?”, beberapa syarat dalam pengabulan doa menurut Ibnu atha dalam Tafsir Al-Munir adalah menjaga hati ketika sedang sendirian, menjaga lisan ketika bersama orang lain, menjaga mata dari melihat sesuatu yang tidak halal, dan menjaga perut dari barang haram.
Jika semua sudah terpenuhi, tapi doa masih belum dikabulkan, maka M.Quraish Shihab mengatakan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan doa, Allah mengabulkan atau Allah memberikan yang lebih baik, kalau tidak di dunia maka di akhirat.
Perlu penulis tekankan bahwa berdoa tidak hanya dilakukan ketika kita membutuhkan sesuatu, tapi juga bisa menjadi jalan untuk kita bercerita dengan Allah tentang segala hal, libatkan Allah dalam semua kegiatan kita, saat bangun tidur, makan, dalam perjalanan, atau bahkan melamun, Allah dekat sekali dengan kita melebih urat nadi kita sendiri. Yakinlah kepada Allah dan berprasangka baiklah kepada-Nya agar kita bisa mendapatkan kebaikan dari Allah di dunia dan akhirat.