Mohon tunggu...
Den kiki Sunardi SH
Den kiki Sunardi SH Mohon Tunggu... Pengacara - Ide Penuntun

Bermain gitar akustik, Bernyanyi, Membaca, Sepakbola, Artwork, puisi, legal opinion

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Antara Tuhan, Penjaga, dan Perusak

25 Maret 2023   01:10 Diperbarui: 26 Maret 2023   11:31 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini di ruang yang pengap, menunggu panggilan saur dari microphone masjid, jadi inget waktu bocah dulu?, sepanas apapun tuhan menguji cuaca yang kita lewati di bulan suci!, banyak tempat teduh' jika siang! semeliwir angin di bawah rindang pohon, malam nya'! sejuk pohon keluarin oksigen, fikiran jadi asik tenang.

 kalau sekarang jelas berbeda! kadang suka marah sendiri kalau liat hutan gundul pohon di tebang. Andai pohon itu bisa bicara pasti dia akan berteriak kesakitan. Sayangnya pohon pasrah 'hmmmmm,' tidak sedikit juga, penjaga yang mempertahankan hutan agar tidak hilang. 

Akan tetapi derita itu sengaja di siapkan agar penjaga dari batas kota menyerah tidak menjaganya. Perusak ini menawarkan bahwa beton lebih asik dari pohon, kalau di fikir lagi keuntungan nya hanya sepihak bagi si perusak, penjaga hanya di kibuli kadang juga nyawanya terancam sama seperti pohon.

Mau berdoa kepada sang pencipta, tapi ! bingung'? doa nya sih simple,! sedikit tapi 'menusuk-nusuk'. Begini doanya ! "ya tuhan panjangkan lah bulu hidung para perusak, meskipun di cukur numbuh lagi dalam hitungan detik, panjangnya sekitar satu jengkal". Simple banget doa nya tapi! apa mungkin'? doanya di kabul ! harus yakin aja kali ya, tapi?, gak jadi deh.

 hari ini otak tersesat banget labil, mau jadi seorang yang 'apatis, tapi hati meronta ronta menuntut keadilan, emang dasar hati gk bisa di ajak 'culas', mending 'merenung' aja, siapa tau dapat solusi!.

Tuhan apakah penjaga seperti kami, harus menunggu keadilan-MU di akherat!, bagaimana nanti keturunan kami,! jika harus menunggu keadilan-MU, sebab perusak ini juga melahirkan keturunan sama seperti kami. Ini bukan prasangka buruk terhadapmu, keyakinan saja tidak cukup tanpa bertindak. jikalau doa diatas kami SKIP' tuntun kami tuhan agar konsisten, beri kami sedikit kekuatan-MU, karena? hamba miskin,! kepalan sama hal nya seperti keyakinan tidak cukup tuhan, kami bukan serakah tuhan. Berikan kami keturunan kaya raya yang dermawan mampu membeli beton agar di ganti pohon terima kasih tuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun