Mohon tunggu...
Zahidah Firdausi
Zahidah Firdausi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sedang belajar di dunia media, sosial, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Efektivitas Sosialisasi Politik yang Dilakukan Partai Politik pada Masyarakat di Musim Pemilu

4 Juli 2024   22:58 Diperbarui: 4 Juli 2024   23:08 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi politik adalah proses di mana individu memperoleh pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan politik yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik suatu negara atau masyarakat. Hal ini mencakup pemahaman tentang bagaimana keputusan politik dibuat, bagaimana kekuasaan politik didistribusikan, dan bagaimana individu dapat berpartisipasi dalam proses politik (Putnam, 1993). Partai politik memiliki peran penting dalam proses sosialisasi politik. Mereka adalah salah satu saluran utama di mana individu memperoleh pengetahuan tentang politik, nilai-nilai politik, dan platform politik. Partai politik tidak hanya berfungsi sebagai wadah untuk mengartikulasikan kepentingan dan pandangan politik, tetapi juga sebagai agen sosialisasi politik yang memperkenalkan pemilih kepada proses politik, kandidat, dan isu-isu politik (Dalton & Wattenberg, 2000).

Partai politik memainkan beberapa peran dalam sosialisasi politik, termasuk sebagai penyedia informasi politik, penggerak partisipasi politik, pembentuk identitas politik, dan pelatih politik. Mereka menyampaikan informasi tentang platform mereka, mendorong partisipasi politik, membentuk identitas politik individu, dan memberikan pelatihan politik kepada kader-kader mereka (Dalton & Wattenberg, 2000). Partai politik di Indonesia melakukan berbagai bentuk sosialisasi politik selama kampanye pemilu untuk memengaruhi pemilih dan mendapatkan dukungan. Salah satu contoh konkretnya adalah kampanye langsung di masyarakat. Partai politik sering mengadakan pertemuan-pertemuan dengan warga di berbagai daerah untuk berbicara tentang platform mereka, mendengarkan masukan dari pemilih, dan memperkenalkan calon-calon mereka (Prasetyo, 2017).

Selain itu, partai politik juga memanfaatkan media massa sebagai alat untuk melakukan sosialisasi politik. Mereka sering mengadakan iklan-iklan kampanye di televisi, radio, dan media online untuk menyebarkan pesan-pesan politik mereka kepada pemilih yang lebih luas. Selain itu, partai politik juga menggunakan platform media sosial untuk berinteraksi langsung dengan pemilih, membagikan informasi tentang program-program mereka, dan memobilisasi dukungan (Firmansyah, 2019). Partai politik juga sering mengadakan acara-acara kampanye seperti rapat umum, konser, atau pertunjukan yang bertujuan untuk menarik minat dan perhatian pemilih. Melalui acara-acara tersebut, partai politik berkesempatan untuk memperkenalkan kandidat-kandidat mereka, menyampaikan pesan-pesan politik, dan membangun hubungan emosional dengan pemilih (Firmansyah, 2019).

Apakah Sudah Cukup Efektif dan Substantif?

Beberapa bentuk sosialisasi politik yang dilakukan oleh partai politik di Indonesia masih belum substansial dan kurang efektif dalam mengedukasi publik. Salah satu contohnya adalah penggunaan baliho dan spanduk yang seringkali hanya berisi gambar calon atau slogan-slogan tanpa menyampaikan informasi yang substansial tentang platform atau program-program partai. Hal ini menyebabkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan yang diperoleh oleh pemilih tentang visi, misi, dan gagasan yang diusung oleh partai politik (Yuwono, 2020).

Sampah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024 Dilarang Masuk TPA (inibanten.com)
Sampah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024 Dilarang Masuk TPA (inibanten.com)

Selain itu, kampanye politik seringkali lebih fokus pada citra dan personalitas kandidat daripada pada isu-isu substansial yang dihadapi oleh masyarakat. Partai politik cenderung menggunakan narasi-narasi emosional atau serangan pribadi terhadap lawan politiknya, alih-alih memperdebatkan solusi-solusi konkret untuk masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat (Sujarwadi, 2018).

Kurangnya substansi dalam sosialisasi politik yang dilakukan oleh partai politik dapat mengakibatkan terjadinya polarisasi politik dan rendahnya partisipasi pemilih dalam proses demokrasi. Ketika pemilih tidak mendapatkan informasi yang cukup tentang platform politik dan gagasan-gagasan yang disampaikan oleh partai politik, mereka cenderung memilih berdasarkan preferensi pribadi atau aspek-aspek non-politik lainnya, seperti popularitas atau keturunan (Yuwono, 2020).

Bagaimana Meningkatkan Efektivitas Sosialisai Politik?

Untuk meningkatkan substansi dan efektivitas sosialisasi politik yang dilakukan kepada masyarakat, partai politik dapat mempertimbangkan beberapa langkah penting. Pertama, mereka perlu fokus pada penyampaian informasi yang substansial dan relevan tentang platform, kebijakan, dan visi politik mereka. Ini dapat dilakukan melalui penggunaan materi kampanye yang terperinci dan jelas serta komunikasi yang transparan dengan pemilih (Aldrich & Sullivan, 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun