Mohon tunggu...
Zazkia Diah Marselinda
Zazkia Diah Marselinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka bereksperimen dan selalu mencari kesempatan untuk mengembangkan diri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melestarikan Tradisi Gotong Royong di Desa Wirogunan

3 Juni 2024   00:30 Diperbarui: 3 Juni 2024   01:11 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sekarang ini gotong royong di Indonesia mulai luntur dan ditinggalkan khususnya oleh generasi muda. Dalam beberapa tahun terakhir, budaya gotong royong yang dulu sangat melekat dalam kehidupan masyarakat mulai mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti globalisasi dan digitalisasi yang menjadikan masyarakat lebih individualistis dan kurangnya memperhatikan kebersamaan. 

Menurut Analisis Sosiologi yang juga Analisis Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing mengatakan bahwa, salah satu penyebab lunturnya gotong royong adalah kemajuan teknologi media sosial.

Namun, berbeda dengan Desa Wirogunan khususnya Mondorakan dan Tisanan. Di tengah gempuran modernisasi dan individualisme, tradisi gotong royong ini masih teguh berdiri sebagai pilar pemersatu dan penguat semangat kolektif masyarakat. Gotong royong menjadi ciri khas bangsa yang menunjukkan betapa pentingnya nilai-nilai persatuan dan kekeluargaan dalam masyarakat. 

Sejak zaman nenek moyang, gotong royong telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat desa. Menurut Permendagri Nomor 42 tahun 2005, gotong royong adalah kegiatan kerjasama masyarakat dalam berbagai bidang pembangunan yang diarahkan pada penguatan persatuan dan kesatuan masyarakat serta peningkatan peran aktif masyarakat dalam pembangunan.

Dalam konteks budaya, gotong royong mencerminkan kebersamaan yang tumbuh di lingkungan masyarakat dan melahirkan persatuan antar perorangan. Gotong royong bukan hanya untuk menyelesaikan pekerjaan Bersama, tetapi juga sebagai wadah untuk mempererat tali persaudaraan dan solidaritas. 

Dapat dilihat dengan bagaimana nilai-nilai persatuan dan kekeluargaan dapat diwujudkan melalui kerja sama dan musyawarah. Juga menggunakan nilai-nilai moral yang mempengaruhi perilaku individu dan masyarakat secara keseluruhan.

Bentuk implementasi dari gotong royong di Dusun Mondorakan dan Tisanan seperti, kerja bakti membersihkan lingkungan desa dari sampah, memperbaiki infrastruktur desa dan kerja bakti saat hari besar. 

Kegiatan ini rutin dilakukan dan dilaksanakan pada hari minggu atau hari besar. Gotong royong sebelum dan sesudah terlaksananya resepsi pernikahan. Ini biasanya dilakukan warga sekitar untuk mempersiapkan berbagai keperluan, seperti membantu memasak atau dalam Bahasa Jawa disebut rewang, membantu menata kursi meja, dan pembuatan panitia untuk melancarkan acara dengan baik. Kemudian ada sinoman, yang dilakukan oleh pemuda-pemudi untuk membantu melayani tamu acara dengan menyajikan makanan dan minuman.

Kegiatan gotong royong ini memberikan banyak pelajaran dan dampak positif, seperti pentingnya menjaga tradisi dan nilai luhur bangsa, kerja sama, semangat kekeluargaan dan mengajarkan pentingnya nilai-nilai moral. Gotong royong menumbuhkan rasa saling tolong menolong dan kepedulian antar warga. 

Mereka saling bahu membahu untuk menyelesaikan masalah bersama dan mencapai tujuan bersama. Tradisi gotong royong yang dilestarikan di Dusun Mondorakan dan Tisanan dapat menjadi contoh yang baik bagi dusun dan desa lainnya untuk menjaga budaya, meningkatkan nilai persatuan dan kekeluargaan.

Tradisi gotong royong juga memiliki potensi untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi desa dan masyarakatnya. Gotong royong menumbuhkan rasa saling peduli antar warga, yang merupakan kunci ketahanan desa dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan, seperti bencana alam, krisis ekonomi, atau perubahan. 

Gotong royong dapat menjadi alat yang ampuh untuk mendorong pembangunan berkelanjutan di desa. Warga dapat bekerja sama untuk membangun infrastruktur yang ramah lingkungan, mengelola sumber daya alam secara bertanggung jawab, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 

Gotong royong memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk berkontribusi pada kemajuan desa dan meningkatkan rasa memiliki. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan pemberdayaan masyarakat, khususnya generasi muda.

Melihat berbagai pelajaran dan dampak positif, gotong royong perlu dilestarikan di masyarakat, khususnya di kalangan generasi muda. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan edukasi dan sosialisasi tentang gotong royong, dapat dilakukan melalui pendidikan formal maupun non-formal. 

Membuat kegiatan yang mendorong partisipasi masyarakat, dapat dimulai dengan pemerintah desa bekerjasama dengan masyarakat dan organisasi kemasyarakatan untuk menyelenggarakan kegiatan gotong royong secara rutin. 

Mengadakan kegiatan yang kreatif dan inovatif untuk menarik minat, seperti mengadakan lomba atau kompetisi antar kelompok yang berkaitan dengan gotong royong. Memberi apresiasi kepada masyarakat untuk mrmotivasi agar terus berpartisipasi dan menjadi contoh bagi lainnya. Dengan upaya tersebut diharapkan dapat melestarikan Kembali tradisi gotong royong dan dapat membangun desa menjadi lebih maju, sejahtera, dan harmonis.

Gotong royong di Desa Wirogunan, khususnya di Dusun Mondorakan dan Tisanan, merupakan contoh nyata bagaimana budaya gotong royong masih hidup dan dipraktikkan dalam masyarakat. Tradisi ini memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, baik secara individu maupun kolektif. 

Melestarikan gotong royong menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga identitas budaya lokal dan membangun masa depan yang lebih baik. Gotong royong memiliki pengaruh yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat di Dusun Mondorakan dan Tisanan. 

Dalam budaya gotong royong, tidak ada perbedaan status sosial atau ekonomi. Setiap orang mempunyai peranan yang sama dalam memajukan desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan gotong royong, warga desa dapat membagi beban dan mencapai tujuan bersama dengan lebih efektif dan efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun