Mohon tunggu...
Zazirah Arafah
Zazirah Arafah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi dan Guru

Seorang Mahasiswa di salah satu Universitas Islam Negeri di Indonesia, menimba ilmu di Fakultas Keguruan dengan prodi Pendidikan Bahasa Arab, selain belajar penulis juga mengajar sebagai guru bidang studi di salah satu Madrasah Ibtidaiyah dibilangan Jakarta Barat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Terjemahan Al-Qur'an, Hadis, dan Pendapat Ulama

30 Desember 2021   22:00 Diperbarui: 30 Desember 2021   22:13 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, tabi'in dan orang-orang setelah mereka berselisih tentang hukum berbincang-bincang setelah sholat isya akhir. Sebagian mereka memakruhkan perbincangan setelah sholat isya, sedangkan sebagian yang lain memberi keringanan jika hal itu masih dalam koridor ilmu, atau keperluan yang penting. Dan kebanyakan hadits memberikan keringanan tersebut." 

Telah diriwayatkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak boleh berbincang-bincang kecuali bagi orang yang sholat atau musafir."

Hal ini berkaitan dengan hadis lain dalam hal dilarang berbicara pada saat melaksanakan sholat jumat

" Imam Ahmad rahimahullah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Namir, dari Mujalid, dari Asy-Syabi, dari Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang berbicara pada hari Jumat, padahal imam sedang berkhotbah, maka perumpamaannya sama seperti keledai yang memikul kitab-kitab yang tebal. Dan orang yang berkata kepadanya meskipun hanya dengan kata "Diamlah!" Maka tiada (pahala) Jumat baginya.

Menurut pendapat saya, kata yang digunakan untuk sebuah kisah nabi tersebut terlalu sulit untuk diterima, dengan menggunakan banyak kata yang sama membuat para pembaca menjadi bingung, dan terlalu boros juga dalam menggunakan suatu kata, ada beberapa kata yang sekiranya dapat saya ubah dan perbaiki. Namun makna dan penjelasan cerita tersebut sangat bagus dan mudah dimengerti maksudnya. InsyaaAllah dengan perubahan kata yang saya lakukan bisa lebih dipahami lagi dan tidak terjadinya kekeliruan.

Metode yang digunakan dalam penerjemahan diatas adalah metode harfiyah yaitu Penerjemahan dilakukan dengan mengkonversi kontruksi gramatika bahasa sumber ke dalam kontruksi bahasa penerima yang paling dekat. Namun, kata-kata tetap diterjemahkan satu demi satu tanpa mempertimbangkan konteks pemakaiannya. 

Semoga Bermanfaat.

Wassalaam...

Daftar Pustaka

Al Jazairi, Syaikh Abu Bakar Jabir. 2010. Tafsir Al-Qur'an Al-Aisar (Jilid 3). Jakarta: Darus Sunnah.

Al-Mahalli, Imam Jalaluddin, dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul Jilid 1. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun