Dengan pertanian berbasis teknologi, tidak ada istilah gagal panen karena suhu, udara, kelembapan, dan hal lainnya yang memengaruhi tumbuh pada tanaman misalnya karena bisa di atur sedemikian rupa. Maka dari itu pertanian berbasis teknologi akan memajukan Indonesia.
Masalah pertanian ini sebenarnya masalah yang sangat krusial mengingat bahwa kita negara dengan lautan yang besar dan tepat berada di garis khatulistiwa namun masih mengimpor garam. Negara agraris yang memiliki cahaya matahari yang cukup namun masih mengimpor bahan pangan seperti jagung dan beras. Lantas apa sebenarnya masalahnya sehingga kita tidak memulai langkah besar menuju perubahan yang sebenarnya? Hal ini tentu akibat kurang perhatiannya pemerintah terhadap masalah pertanian.
Oleh karena itu pemerintah harus menjadikan sektor pertanian dan maritim sebagai sektor unggulan yang diprioritaskan dalam pembangunan ke depan. Maka dari itu sektor pertanian mesti didorong untuk beradaptasi dengan sesegera mungkin untuk beradaptasi dengan era digital. Karena negara yang memimpin kemajuan dunia adalah negara yang memiliki kemandirian, kedaulatan, dan surplus dalam penyediaan pangannya.
Dimasa depan, akan semakin banyak penduduk dunia yang butuh makanan mengingat pertumbuhan penduduk terus bertambah. Maka dari itu, kenapa tidak berpikir Indonesia sebagai sumber pangan dunia? Pusat pangan dunia 2045, adalah Indonesia.
By the way, tulisan ini salah satu tugas ospek atau di institut ini dinamakan MPKMB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H