Mohon tunggu...
Fauzia Noorchaliza Fadly Tantu
Fauzia Noorchaliza Fadly Tantu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang bertumbuh

Berjejak, tak berjasad

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seusai Hujan Reda

16 September 2017   23:10 Diperbarui: 16 September 2017   23:34 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu waktu nanti
Ketika aku atau kamu yang pergi
Kira-kira,
Apa yang tersisa?

Suatu masa nanti,
Setelah aku atau kamu tiada
Kiranya,
Apa yang menetap setelah segalanya berusaha digenggam erat?

Kau tahu?
Itu pikirku yang mengendap
Setelah bertahun menggenggam khayal dengan kuat

Seperti malam yang pergi dan menyisakan Fajar
Meninggalkan harapan juga semangat baru untuk pagi
Namun tak jarang
Ketika malam pergi, yang tersisa adalah bekas luka dalam hati

Seperti ketika matahari terbenam dan meninggalkan senja
Ia membawa tentram karena penyesalan yang ikut terbenam
Atau bahkan menyisakan sesak dalam jiwa
Karena dimulailah malam yang gulita, kubah bumi yang menjadi hitam
Dan memunculkan sosok bulan berbintang

Setelah awan putih yang menjadi awan abu-abu
Membawa pekat aroma kelabu antara aku dan kamu
Memaksa cerebrumku untuk menerjemahkan serangkaian kode rumitmu, bagiku,
Dan mengkategorikannya dalam satu jenis perasaan
Yang meninggalkan banyak kalimat tanya yang tidak kau jawab

Benarkah kira-kiraku selama ini?
Atau salah?
Lantas apa sebenarnya?

Begitulah kiranya perdebatan didalam sana terjadi
Antara hati dan diri sendiri

Seusai hujan reda dan menyisakan tanya
Pekat aroma petrichor
Juga  angin sepoi-sepoi

Seusai hujan reda dan menyisakan tanya
Tawa lepas yang biasa tersisa dari suatu pertemuan,
Hari ini apa yang tersisa?

Seusai Hujan Reda
Rintik hujan yang tersisa
Membawamu pergi jauh
Begitupun aku

Seusai hujan reda
Dan matahari yang malu-malu bertanya
Jangan lagi kita bertemu dan saling sapa
Setelah hari ini,
Tak ada lagi yang namanya kita

Karena aku tahu
Kamu yang hari ini bertemu denganku
Bukanlah kamu yang dulu

Tinggal kamu yang sudah kasat mata
Dan aku yang jadi gila

Tinggal kamu yang tak bernyawa
Dan aku yang selalu berkata "Akhirnya hari ini tiba juga"

Seusai hujan reda,
Tak ada panas matahari yang selalu sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun