Suatu waktu nanti
Ketika aku atau kamu yang pergi
Kira-kira,
Apa yang tersisa?
Suatu masa nanti,
Setelah aku atau kamu tiada
Kiranya,
Apa yang menetap setelah segalanya berusaha digenggam erat?
Kau tahu?
Itu pikirku yang mengendap
Setelah bertahun menggenggam khayal dengan kuat
Seperti malam yang pergi dan menyisakan Fajar
Meninggalkan harapan juga semangat baru untuk pagi
Namun tak jarang
Ketika malam pergi, yang tersisa adalah bekas luka dalam hati
Seperti ketika matahari terbenam dan meninggalkan senja
Ia membawa tentram karena penyesalan yang ikut terbenam
Atau bahkan menyisakan sesak dalam jiwa
Karena dimulailah malam yang gulita, kubah bumi yang menjadi hitam
Dan memunculkan sosok bulan berbintang
Setelah awan putih yang menjadi awan abu-abu
Membawa pekat aroma kelabu antara aku dan kamu
Memaksa cerebrumku untuk menerjemahkan serangkaian kode rumitmu, bagiku,
Dan mengkategorikannya dalam satu jenis perasaan
Yang meninggalkan banyak kalimat tanya yang tidak kau jawab
Benarkah kira-kiraku selama ini?
Atau salah?
Lantas apa sebenarnya?
Begitulah kiranya perdebatan didalam sana terjadi
Antara hati dan diri sendiri
Seusai hujan reda dan menyisakan tanya
Pekat aroma petrichor
Juga  angin sepoi-sepoi
Seusai hujan reda dan menyisakan tanya
Tawa lepas yang biasa tersisa dari suatu pertemuan,
Hari ini apa yang tersisa?
Seusai Hujan Reda
Rintik hujan yang tersisa
Membawamu pergi jauh
Begitupun aku
Seusai hujan reda
Dan matahari yang malu-malu bertanya
Jangan lagi kita bertemu dan saling sapa
Setelah hari ini,
Tak ada lagi yang namanya kita
Karena aku tahu
Kamu yang hari ini bertemu denganku
Bukanlah kamu yang dulu
Tinggal kamu yang sudah kasat mata
Dan aku yang jadi gila
Tinggal kamu yang tak bernyawa
Dan aku yang selalu berkata "Akhirnya hari ini tiba juga"
Seusai hujan reda,
Tak ada panas matahari yang selalu sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H