Hujan turun tiba-tiba
Padahal pagi tadi
Matahari terik
Dan langit tak sekelabu ini
Hujan turun tiba-tiba
Koridor yang sepi
Dan aku disini
Menunggu datangnya reda
Agar cepat sampai di rumah
Semenit setelah berharap reda,
Aku ingin menarik lagi ucapanku kali itu
Karena aku melihatmu
Tertahan di koridor jua
Hendak menerobos
Namun ragu-ragu
Aku langsung mengucap syukur dalam hati
Hujan menahanmu dan aku
Aku mencoba menyapamu
Namun aku malu
Kuputuskan berdiam disini
Dan mengumpulkan rasa berani
Kamu dengan rambut hitam di kuncir kuda
Menjulurkan tanganmu
Dan menikmati percik hujan
Tak peduli pada rok abumu yang turut basah
Terpercik beningnya air mata awan
Lama kucoba
Namun aku terus terpaku
Tak berani selangkah lebih dekat denganmu
Karena aku ragu
Manakala kulangkahkan kakiku
Ke arah dimana adanya kamu
Reda tiba
Dan membawamu menjauh
Seusai hujan reda,
Dan aku masih di sana
Terpaku menatapmu
Yang punggungnya menjauh
Dariku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H