Mohon tunggu...
Fauzia Noorchaliza Fadly Tantu
Fauzia Noorchaliza Fadly Tantu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang bertumbuh

Berjejak, tak berjasad

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepucuk Surat Terlipat Empat

17 Januari 2017   22:13 Diperbarui: 18 Januari 2017   10:12 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku adalah Chairul Akbar yang tidak tersebutkan namanya di atas. Salah satu pemilik nama Chairul di muka bumi yang benar-benar kali ini hanya ingin berteman baik denganmu setelah kemarin bertengkar hebat karena alasan sepele ̶ bagiku. Alasan yang sangat membuatmu kesal setengah mati hingga seminggu belakangan ini tak mau bicara padaku lagi. Bahkan mendengar suaraku pun kau benci. Melihat aku mendatangimu karena ingin minta maaf saja kau segera lari.

Jadi lewat satu lembar surat yang kupikirkan susah payah isinya, maafkan aku. Maafkan Chairul temanmu ini. Mungkin candaku kemarin amatlah keterlaluan bagimu yang sedang serius. Atau entah mengapa, aku tidak bisa menerkamu. Apalagi kamu perempuan, yang konon katanya sukar dipahami. Jadi, tolong maafkan salah satu pemilik nama Chairul di muka bumi ini. Salah satu pemilik nama Chairul yang tulus ingin berteman baik denganmu.

Untuk : Reta

Aku, Chairul Akbar.”

Aku tertawa. Kukira Chairul teman sekelasku-lah yang menaruhnya di tasku. Rupanya bukan. Tetapi Chairul teman Reta, adik sepupuku yang meminjam tasku.

Tidak mungkin Chairul si ketua kelas yang menaruhnya. Nilai bahasa indonesianya tidak pernah lebih tinggi dari 70. Aku tertawa. Isi suratnya lucu. Aku yang duduk di kelas 11 sebenarnya merasa amatlah lucu surat permintaan maaf yang ditulis tangan oleh Chairul yang masih duduk di bangku kelas 8 SMP. Chairul yang kukenal bahkan tidak menulis hal-hal yang berbau sastra karena ia tidak terlalu suka.

Aku mengirim pesan pada Reta tentang surat itu. Rupanya Reta tak tahu bahwa ada surat ditujukan padanya. Ia yang sempat memakai tas itu ke Sekolah, tak sadar bahkan tak melihat surat terlipat empat itu.

Hari ini, yang paling menarik adalah urusan surat yang terlipat empat. Hari ini menjadi salah satu hari yang menarik diantara rutinitas sekolah yang padat.

Bagi yang memiliki nama Chairul, penulis mohon maaf. Tidak ada maksud untuk menyinggung nama tersebut. Terimakasih sudah membaca.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun