Data Survei Penduduk Antar Sensus tahun 2015 mengenai angka kematian ibu di Indonesia didapatkan 305 per 100.000 kelahiran hidup. Dikutip dalam antara news, dr. Ari Kusuma Januarto, Sp.OG (Ketua Bidang Advokasi dan Legislasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Anak Indonesia) menyebutkan bahwa penyebab kematian wanita hamil terbanyak adalah perdarahan dan hipertensi yang berhubungan dengan eklampsia. Menurut berita CNN Indonesia, Preeklampsia dan eklampsia berisiko sebesar 27,1% menjadi penyebab kematian pertama pada ibu hamil di Indonesia.Â
Menurut penelitian United State Agency For International Development (USAID), sebanyak 10% ibu hamil di seluruh dunia mengalami preeklampsia dan menjadi penyebab 76.000 kematian ibu setiap tahunnya. Sedangkan menurut Litbangkes (2016), Hipertensi dalam kehamilan mendudukan tingkat pertama penyebab kematian ibu di indonesia sebesar 33%. Sehingga, Pemerintah menganjurkan memeriksakan kehamilan minimal 5-6 kali selama masa kehamilan untuk mendeteksi dini faktor penyebab hipertensi dalam kehamilan untuk mencegah terjadinya kematian ibu akibat preeklampsia/eklampsia.
Apa itu preeklampsia dan eklampsia?
Preeklampsia adalah kondisi tekanan darah tinggi pada ibu hamil dan kelebihan kadar protein dalam urine. Ibu hamil dengan kondisi preeklampsia memiliki tekanan darah diatas 130/90 mmHg yang normalnya tekanan darah sekitar 120/80 mmHg. Umumnya, kejadian ini terjadi setelah usia kehamilan ibu menginjak 20 minggu. Preeklampsia terjadi pada ibu hamil yang berusia lebih dari 40 tahun atau dibawah 20 tahun. Apabila tidak segera ditangani akan memberat dan menjadi eklampsia. Eklampsia sendiri merupakan kejang pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi. Eklampsia adalah bentuk berbahaya atau lanjutan dari preeklampsia/PEB yang mengancam nyawa.Â
Apa faktor risiko terjadinya preeklampsia/eklampsia?
Faktor risiko preeklampsia adalah bayi tabung, hamil bayi kembar, kegemukan, tekanan darah tinggi, usia lebih dari 35 tahun, memiliki gangguan ginjal, riwayat preeklampsia, usia kehamilan dan jarak kehamilan yang terlalu jauh. Komplikasi yang mungkin terjadi saat terkena preeklampsia diantaranya:
Plasenta previa
Plasenta previa dibagi dalam 4 bagian, parsial, low-lying, marginal dan total. Plasenta previa parsial adalah kondisi plasenta menutupi jalan lahir, ibu hamil masih memungkinkan melahirkan normal pada kondisi ini. Plasenta previa low lying umumnya terjadi sejak trimester awal hingga trimester dua kehamilan. Plasenta marginal terletak di bawah atau ujung rahim. Berbeda dengan plasenta previa total kondisinya menutupi jalan lahir dan bisa terjadi pendarahan namun pendarahan yang timbul tidak membahayakan ibu hamil.
Kelahiran prematur
Preeklampsia mengalami peningkatan produksi hormon kortisol sehingga meningkatkan risiko kelahiran prematur. Dalam kondisi ini persalinan harus segera dilaksanakan untuk menyelamatkan ibu dan bayi.