Ada kalimat menarik yang diucapkan Krishna kepada Radha ketika keduanya tengah duduk membahas situasi di Astinapura.
Saya tidak ingin menggunakan tanda petik sebagai pernyataan kalimat langsung, karena saya hanya mengingat substansi dari pernyataan Krishna, bahwasannya kedamaian bukan lahir dari situasi setelah perang berakhir.
Pernyataan tersebut sontak  mengingatkan saya kepada kisah dua orang anak yang mendapat amanat dari ayahnya ketika kedua anak itu hendak berniaga, salah satu amanat itu adalah dilarang menagih utang. Lantas apa hubungan pernyataan Krishna dengan perniagaan dua orang anak yang diamanati ayahnya?
Tentang kisah dua anak, setelah diamanati oleh ayahnya, kedua anak itu membuka usaha. Beberapa tahun kemudian mereka kembali kepada ayahnya dan menceritakan perjalanan usahanya.
Anak yang pertama bangkrut, anak yang kedua mendapatkan keuntungan dari usahanya. Apa rahasianya? Anak pertama memaknai kalimat 'dilarang menagih utang' secara tekstual (baca: apa adanya).Â
Karenanya, ia tidak pernah menagih utang para pelanggannya. Sedangkan anak kedua memaknainya secara kontekstual, karenanya ia tidak pernah membiarkan dagangannya untuk diutang para pelanggannya.
Kaitan dengan pernyataan Krishna, mereka (Krishna dan anak yang kedua) sedang mengajarkan tindakan preventif untuk tidak melakukan peperangan dan 'peperangan'.Â
Olehnya, kalau ingin kedamaian janganlah menciptakan peperangan, sebab situasi pasca peperangan bukanlah kedamaian, tapi kesunyian. ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI