Mohon tunggu...
Zayn Al Muttaqien
Zayn Al Muttaqien Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Seorang umat biasa yang ingin menjadi MUTTAQIEN sesuai namanya, dan menjadi MUSLIM sesuai agamanya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mendurhakai Zaman

2 Juni 2019   22:50 Diperbarui: 2 Juni 2019   23:01 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ini setelah kepergianku meninggalkan kampung halaman, demi 'masa depan'. Perlahan, nasihat dan gambaran ibu tentang manusia Indonesia hilang, ditelan kegilaan zaman.

Aku yang dilahirkan dalam tatanan Indonesia lama, tak mengerti benar perubahan yang dimaksudkan untuk memunculkan perbaikan di segala bidang.

"Manusia Indonesia ramah tamah," kata ibu. Dulu.

Yang kuhadapi justru kebrutalan. Indonesia, negeriku tercinta, kini telah menjadi bangsa yang sadis.

 "Manusia Indonesia penuh persatuan," kata ibu. Dulu.

Yang kuhadapi justru perpecahan. Gontok-gontokan sesama saudara tak kunjung usai.

"Manusia Indonesia santun terhadap sesama," kata ibu. Dulu.

Yang kuhadapi jauh panggang dari api. Jangankan membuang ranting di jalanan, mereka malah menebangi pohon untuk menghalangi jalan.

Ibu, kini aku dipaksa menyaksikan tindakan-tindakan anarkis yang rutin muncul di layar televisi. Ibu, mereka telah kehilangan nurani; budaya toleransi tak terwarisi.

Di tiga puluh tahun usiaku, aku curiga, ibu berdusta.

"Bukan ibu yang dusta, nak. Namun, merekalah yang telah durhaka kepada pertiwi yang telah melahirkannya dan kepada zaman yang telah membesarkannya,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun