Mohon tunggu...
zavie arora
zavie arora Mohon Tunggu... Lainnya - Siswi SMP NEGERI 44 JAKARTA

Saya gemar membaca artikel tentang kehidupan seseorang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ibu Pertiwi

10 Oktober 2024   07:41 Diperbarui: 10 Oktober 2024   07:44 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Canda tawa para petinggi negara

Politik bagai hal yang menggelitik 

Suara mereka yang meminta hak

Bagai decitan di balik pintu kaca

Janji manis yang pernah terucap

Hanya pemanis di awal cerita

Kaki mengayun indah, terbuai oleh kuasa dan tahta

Siapa yang peduli tentang negara, bila uang sudah di depan mata

Suara demokrasi hanya dekorasi

Di balik pintu besi yang berlapis emas murni

Mereka yang selalu berebut opini hanya untuk tetap berada di atas kursi

Mereka tidak peduli, seolah bisu dan tuli.

Harapan terus melaju tinggi

Meratapi ibu Pertiwi 

Doa selalu terpatri, agar bisa lebih baik lagi

Namun bagaimana hal itu bisa terjadi, bila mereka masih duduk diatas kursi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun